Kalau nggak salah satu bulan lagi bakal dijadiin salah satu judul sinetron di indosiar. Soalnya pas banget sama tema kejadian sus merry ini. Tapi, enak ggak yah nontonnya..
-----Original Message----- From: Susan Atika(ACCT, FEED, Medan) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 26, 2007 4:46 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Fwd: : Sayang, 'Sorry' Aku Sudah Bunuh Anak-anak" > > >> "Sayang, 'Sorry' Aku Sudah Bunuh Anak-anak" >> Sebagian barang bukti berupa surat-surat yang berisi pesan, petunjuk >> yang dibuat Junania >> Mercy tentang pengurusan surat-surat kematiannya, >> pakaian saat >> dikremasi, pembelian peti mati hingga siapa yang akan menerima >> abu jenazahnya. Semua >> ditulis di tiga lembar kertas dan satu sampul >> surat. >> [Pembaruan/Aries Sudiono] >> Tragedi Taman Sakura, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, >> yang merenggut lima nyawa telah berlalu. Namun, makna tragis dari >> kepergian Nyonya Junania Mercy (36), beserta empat buah hatinya, >> Athenia Lathenia (11), Prinsessa Ladova (9), Hendrison (7), dan >> Gabriela Al Cein (1,5), sulit dilupakan. Mercy yang di masa belasan >> tahun silam hidup dalam keluarga yang relatif cukup kaya di Kota >> Batu, yang waktu itu masih berbentuk Kecamatan, bagian >> dari wilayah Kabupaten Malang. Sebagai keluarga mampu, orangtua Mercy >> yang >> memiliki mobil Jeep Army dan motor gede (moge) Harley Davidson (HD) >> buatan >> AS seringkali meminta bantuan Hendri Suwarno (43) untuk memperbaikinya. >> Pada suatu saat, ketika ia diajak orang tuanya mampir ke rumah kontrakan >> Henri Suwarno di Jalan Lebaksari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, >> untuk >> perbaikan mobil Jeepnya, perhatian gadis berkulit kuning langsat >> sedemikian >> cepat merekam aktivitas lelaki bujangan itu. Ketika dalam perjalanan >> pulang, di dalam benaknya terbayang, di rumah kontrakannya yang hanya >> berukuran 10 m x 16 m tersebut, Hendri harus bisa tidur lelap di antara >> penuh sesak aneka onderdil moge-moge. >> Satu hal yang kemudian mendorong Mercy menjadikan Hendri sebagai lelaki >> pilihan hatinya adalah ketelatenan lelaki bertubuh ceking itu dalam >> merangkai satu-persatu onderdil motor atau mobil. Ketelatenan dan >> kesabaran >> Hendri yang beragama Kristen inilah yang kemudian menarik Junania Mercy >> yang beragama Katholik untuk tetap menjadikannya sebagai suami >> tercinta di >> awal tahun 90-an. >> Awal kehidupan rumah tangga Hendri-Junania ditandai dengan kepindahan >> mereka ke rumah kontrakan baru yang lebih luas di Jalan Junggo. >> Selektif >> Banyak klub-klub moge Surabaya yang hendak melewati Malang, ada saja >> yang >> menyempatkan diri singgah dan berbagi ceritera atas kemajuan klub >> masing-masing di bengkel Hendri. Di sini, puncak kesuksesan karier >> Hendri >> yang mengandalkan hasil dari otak-atik moge, memberikan puncak >> kesuksesan >> ekonomi keluarganya. >> Anak pertama perempuan berwajah sangat cantik, Athenia Lathenia alias >> Tony >> (11), puteri kedua bak puteri salju, Prinsessa Ladova alias Dodo (9), >> puteri ketiga yang lucu Hendrison alias Henson (7), dan Gabriela Al Cein >> atau Billy (1,5), satu-satunya anak laki-laki mereka. >> Namun sayang, sejak kelahiran anak ketiga, Junania Mercy tidak mau >> melihat >> kenyataan, bahwa masa-masa sukses yang diraih suaminya mengalami >> kemunduran. Ini ditandai dengan kepindahan mereka dari rumah kontrakan >> terdahulu ke rumah kontrakan baru, Jalan Taman Sakura 12, Lowokwaru, >> Kota >> Malang. >> Junania Mercy yang sudah terlanjur terobsesi mempersiapkan ketiga >> puterinya >> yang cantik-cantik, masuk sekolah dasar berstandar internasional, Charis >> National Academy (CNA). Beberapa tetangganya mengaku, Bu Mercy khawatir >> anak-anaknya kelak bodoh seperti dirinya, sehingga perlu lembaga >> pendidikan >> berkualitas terbaik sehingga anak-anaknya kelak mampu memiliki bekal >> ilmu >> pengetahuan yang memadai. >> Hendri si yatim sejak 1995 itu merasa tidak mampu mencukupi kebutuhan >> hidup >> isteri dan anak-anaknya, kemudian ia mencoba mengadu nasib di Surabaya. >> Dari Surabaya, ia sempat pula ke Kalimantan, namun akhirnya balik >> lagi ke >> Surabaya sebagai mekanik bengkel Moge di Jalan Kutai. "Saya memang yang >> memasok sebagian kebutuhan hidup dan sekolah anak serta cucu-cucu saya," >> aku Nyonya Susie (63) ibunda kandung Junania Mercy. >> Sejak kepergian Hendri ke Surabaya untuk mencari nafkah itulah, kondisi >> kejiwaan Junania goyah, akibat harus membiayai lagi pengobatan penyakit >> ginjal salah seorang anaknya. >> Hendri jarang pulang ke Malang dengan alasan untuk menghemat biaya. >> Namun >> satu dua kali dalam sepekan lelaki itu menyempatkan diri untuk menelepon >> isteri dan anak-anaknya. Karena himpitan ekonomi dan tekanan jiwa yang >> berkepanjangan pada akhirnya membuat Junania Mercy berencana membunuh >> keempat anaknya dan dirinya sendiri. Mercy menyiapkan ratusan kapsul >> yang >> berisi serbuk racun ikan jenis potas dan tiga gelas plastik. Selain itu >> Mercy juga menulis surat wasiat yang terdiri dari tiga lembar yang >> berisikan tentang permintaan maafnya dan pengurusan kremasi jenazahnya >> kelak. >> Sabtu (10/3) malam, Mercy meminumkan kapsul itu satu persatu kepada >> anaknya. Mercy bahkan sengaja mengabadikan kejadian itu ke dalam >> salah satu >> dari tiga HP-nya Sony Ericsson K3101. Usai meminumkan racun ke kempat >> anaknya, Junania Mercy juga mengirimkan short message service (SMS) >> menggunakan HP yang lain, Nokia 1100 kepada suaminya yang masih ada di >> Surabaya. >> "Sayang, sorry aku sudah bunuh anak-anak. Aku hancurkan impian hidup >> mereka, juga impianku tentang anak-anak dan hari tua kita. Hidup yang >> benar >> sayang. Sayang, aku dan anak-anak cinta kamu. Kamu tahu itu. GBY". >> SMS itu sudah dikirim Junania Mercy ke nomor HP suaminya, namun >> berstatus >> failed atau tidak terkirim. Sesudah mengirimkan SMS (yang failed) >> Junania >> menata keempat anaknya yang sudah meninggal dunia. Ibunda yang mengaku >> tidak ingin melihat anak-anaknya kelak menderita dalam hidup itu, >> membaringkan mereka di atas ranjang sempit dengan posisi tangan >> bersedekap. >> Tanpa alasan Junania juga sengaja menyisir rambut keempat anaknya yang >> tergeletak tewas. Bahkan ia menyiapkan pula pakaian yang bakal mereka >> kenakan untuk kremasi nanti. >> Setelah itu, Junania Mercy menenggak kapsul potas yang sama dan akhirnya >> tewas tertelungkup di samping ranjang. Semua urutan kejadian itu >> terungkap >> sangat jelas dalam rekaman gambar ketiga HP milik Junania Mercy yang >> memberikan kesan sengaja dibuatnya sebagai dokumentasi sehingga polisi >> tidak perlu menyangka orang lain, apalagi suaminya. "Kesan, bukti dan >> fakta-fakta yang mendukung memang demikian," ujar Kapolresta Malang AKBP >> >> Drs Erwin Ch Rusmana. [Pembaruan/Aries Sudiono] >> >> >> > > ---------------------------------------------------------------------- > -- > > >