mbak uci ma kasih atas kiriman yg sangat bermanfaat ini ya....

rgds
papanyaLuthfi

-----Original Message-----
From: uci [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, August 01, 2004 1:42 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] KEGUGURAN BERKALI-KALI? WASPADAI KELAINAN DARAH


KEGUGURAN BERKALI-KALI? WASPADAI KELAINAN DARAH
Dampak yang ditimbulkan akibat kelainan darah sangatlah fatal. Pada wanita hamil dapat 
menyebabkan keguguran berulang. 

Kesedihan yang mendalam sempat melanda Dewi setelah berkali-kali mengalami keguguran. 
Padahal, ia ingin sekali memiliki momongan. Beruntung dokter ahli kandungannya 
menyarankan untuk memeriksakan darah. Hasilnya, Dewi dinyatakan memiliki kelainan 
antiphospholipid syndrome (APS). 

Apa sih APS itu? Dijawab dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG., bahwa APS adalah gangguan yang 
menimbulkan kelainan pada darah sehingga darah cenderung mudah membeku. "Gangguan ini 
dapat terjadi pada pembuluh darah arteri atau pun vena di semua tempat. Lalu karena 
dapat memunculkan beberapa gejala sesuai organ tubuh yang terkena, maka disebut pula 
sebagai kumpulan gejala atau sindrom.'' 

Umumnya, gejala itu dapat langsung terlihat bila pada organ-organ yang mengalami 
gangguan pembekuan pada pembuluh darah. Pengajar di Bagian Obstetri dan Ginekologi, 
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta ini mencontohkan, jika pembekuan darah terjadi pada 
pembuluh di otak, maka dapat menyebabkan stroke. Bila mengenai pembuluh darah di 
ginjal dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Sedangkan, kalau pembekuan 
berlangsung di pembuluh darah tungkai maka dapat menyebabkan gangguan trombosis vena 
dalam. 

Akan halnya Dewi, karena gejala yang dialaminya adalah keguguran berulang, berarti 
pembekuan itu terjadi pada pembuluh darah spiralis di rahim. Pembuluh darah ini 
seharusnya berfungsi memperdarahi (mengalirkan darah ke) plasenta. Pada saat terjadi 
pembekuan darah di pembuluh tersebut, suplai darah dari ibu ke janin jelas terganggu 
hingga terjadilah peristiwa keguguraan.

MUNCUL KALA HAMIL

Asal tahu saja, APS bisa terjadi di semua pembuluh darah di tubuh manusia. Kelainan 
ini juga tidak pandang bulu, karena bisa dialami pria maupun wanita. Namun, umumnya 
APS diderita oleh mereka yang berusia antara 20 hingga 50 tahun. 

Sayangnya, banyak wanita yang baru mengetahui dirinya menderita APS justru pada saat 
hamil. Ini disebabkan selama hamil terjadi perubahan normal dalam darah sehingga lebih 
mudah membeku. Perubahan normal ini sebetulnya merupakan persiapan tubuh wanita hamil 
dalam mengantisipasi kejadian perdarahan dalam persalinan. 
Mekanisme penghentian perdarahan dalam persalinan, selain ditentukan oleh kontraksi 
otot rahim setelah lahirnya plasenta, juga ditentukan oleh mekanisme pembekuan darah 
yang baik. Namun adanya APS membuat darah wanita hamil mengalami peningkatan 
pembekuan. Akibatnya, darah akan sulit memperdarahi janin sehingga pertumbuhannya 
terhambat atau malah berhenti sama sekali dan terjadilah keguguran. 
MEMASTIKAN APS

Untuk memastikan apakah seseorang menderita APS, menurut Kanadi, ada dua kriteria yang 
harus dipenuhi. "Satu, kriteria klinis dan satu lagi kriteria laboratorium." 

Kriteria klinis dapat diamati melalui gejala yang timbul, yakni dengan adanya riwayat 
kelainan akibat terjadinya trombosis (pembekuan darah). Misalnya, trombosis vena 
dalam, stroke, atau malah pernah mengalami salah satu komplikasi kehamilan berupa 
keguguran berulang, kematian janin, atau persalinan belum cukup bulan akibat adanya 
kelainan tekanan darah tinggi dalam kehamilan (preeklamsia/eklamsia), atau gangguan 
aliran darah pada ari-ari. 

Khusus untuk kriteria laboratorium, harus dilakukan pemeriksaan darah yang bisa 
menunjukkan ada-tidaknya antibodi terhadap fosfolipid, yaitu anticardiolipin antibody 
(ACA) dan lupus anticoagulant (LA). Kedua pemeriksaan itu bertujuan untuk mengetahui 
pengaruh kedua faktor tersebut pada mekanisme pembekuan darah. 

Bila tidak sekaligus dilakukan pemeriksaan pada dua komponen itu, bisa saja terjadi 
salah diagnosa. Misalnya, hanya diperiksa ACA-nya saja dan ternyata hasilnya negatif 
tapi pada kehamilan berikutnya terjadi lagi keguguran. Kondisi itu dapat terjadi jika 
LA yang luput diperiksa ternyata positif. Untuk itu ibu perlu melakukan kedua jenis 
pemeriksaan darah tersebut karena mungkin saja hasilnya hanya salah satu yang positif 
atau keduanya positif. 

Pun bila hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan ACA atau LA positif, sebaiknya ibu 
melakukan pengulangan pemeriksaan. Pengulangan ini cukup sekali saja dan umumnya 
dilakukan enam minggu setelah pemeriksaan pertama. Tujuannya, agar dapat diketahui 
dengan pasti, apakah ACA atau LA-nya bersifat menetap atau sementara. 

ACA atau LA yang bersifat menetap umumnya ditandai dengan hasil yang juga positif pada 
pemeriksaan ulangan. Sebaliknya jika antibodi itu bersifat sementara, pemeriksaan 
kedua biasanya menunjukkan hasil yang negatif. Keberadaan ACA atau LA yang tidak 
menetap dalam sirkulasi darah dapat terjadi karena antibodi yang dihasilkan sistem 
kekebalan tubuh dapat melakukan reaksi silang dalam kondisi tertentu, misalnya saat 
tubuh terinfeksi virus jenis tertentu atau menggunakan obat-obatan jenis tertentu.

WAKTU PEMERIKSAAN

Perihal waktu pemeriksaan yang tepat, menurut Kanadi, tergantung pada riwayat atau 
risiko yang dihadapi masing-masing penderita APS. Pada penderita yang pernah mengalami 
komplikasi dalam kehamilan sebaiknya melakukan pemeriksaan ACA dan LA sejak masa 
prakonsepsi atau sebelum terjadinya pembuahan. Kalaupun sudah telanjur hamil, 
periksakan darah sesegera mungkin. 

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya ACA dilakukan secara langsung dengan menggunakan 
metode ELISA (enzyme linked immunosorbent assay). Sedangkan pemeriksaan LA dilakukan 
melalui faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah. Panduan pemeriksaannya telah 
dibuat oleh International Society on Hemostasis and Thrombosis (ISTH). Biasanya 
diawali dengan melakukan pemeriksaan terhadap Activated Partial Thromboplastin Time 
(APTT). Hasil pemeriksaan LA dianggap positif apabila didapatkan kelainan berupa 
pemanjangan masa perdarahan sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh ISTH. 

DAMPAK YANG TIMBUL

Melalui hasil pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui kadar ACA yang diderita 
pasien. Pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan sangat berkaitan dengan kadar ACA 
tersebut. "Menurut standar internasional, yang diobati adalah pasien yang memiliki 
kadar ACA sedang sampai tinggi, atau LA-nya positif setelah dilakukan dua kali 
pemeriksaan,'' ujar Kanadi. 
Standar yang digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya ACA sangat bergantung pada 
peralatan dan panduan yang digunakan oleh laboratorium. Namun menurut kesepakatan 
internasional, kadar ACA yang berada antara 20-80 GPL/MPL tergolong sedang, dan yang 
berada di atas angka 80 GPL/MPL tergolong tinggi. Hal ini perlu dipahami, karena 
semakin tinggi kadarnya, maka semakin besar risiko terjadinya pembekuan darah serta 
munculnya gejala APS. 
Dampak APS bagi pasien sangat tergantung pada organ dimana darah pada pembuluhnya 
mengalami pembekuan. Bila pada otak dapat menyebabkan stroke. Sedangkan yang terjadi 
pada tungkai kaki dapat mengakibatkan trombosis vena dalam, bahkan dapat memberikan 
gejala berupa luka borok yang tidak sembuh-sembuh. 

Pada wanita hamil, bila mengenai pembuluh darah spiralis yang memperdarahi janin dapat 
mengakibatkan keguguran berulang saat usia kehamilan masih di bawah 10 minggu atau 
kematian janin saat usia kehamilan sudah di atas 10 minggu. 

Selain itu, APS dapat pula menyebabkan komplikasi di akhir kehamilan berupa persalinan 
belum cukup bulan. Hal ini diakibatkan oleh adanya kelainan seperti preeklamsia dan 
pertumbuhan janin terhambat. Tandanya adalah tekanan darah ibu tinggi, kaki 
bengkak-bengkak, hingga pada akhirnya dapat disertai kejang-kejang (eklamsia). 
Karenanya, tak ada salahnya untuk waspada bila mengalami gejala-gejala yang 
mencurigakan. 

PENGOBATAN 

Pengobatan yang dilakukan terhadap penderita APS bertujuan mencegah terjadinya 
pembekuan darah. Umumnya penderita diberi obat-obatan pengencer darah atau 
antikoagulan. Untuk menegakkan diagnosa dan pemberian obat-obatan kepada wanita hamil, 
biasanya dokter kebidanan akan bekerja sama dengan dokter penyakit dalam. Pemantauan 
amat penting agar pemberian obat tidak berlebihan dan menganggu sistem pembekuan 
darah. Bukan tidak mungkin ibu malah mengalami perdarahan akibat mekanisme pembekuan 
darahnya terlalu ditekan. 

Penderita APS yang pernah mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya akan diberi 
obat pengencer darah semenjak masa prakonsepsi. Namun setelah kehamilan berikut 
terjadi, ibu akan dianjurkan untuk menggunakan kombinasi asam salisilat (diminum) dan 
heparin (disuntik) yang aman digunakan selama kehamilan.

ASAL USUL APS  

APS awalnya diteliti oleh seorang dokter bernama Graham Hughes dari Inggris sekitar 
tahun 80-an. Awalnya, ia tertarik meneliti penyakit lupus. Lupus adalah suatu penyakit 
dimana sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat antibodi yang berlebihan dan tidak 
terkontrol yang akan menyerang organ-organ tubuhnya sendiri, sehingga dapat 
menimbulkan kerusakan. 

Pada saat penelitian itulah, diketahui pada penderita lupus darahnya mudah membeku 
baik pada pembuluh darah arteri ataupun vena. Ternyata, itu berkaitan dengan 
diproduksinya zat antibodi tertentu yang menyebabkan terjadinya pembekuan darah ini. 

Setelah diteliti lebih lanjut, antibodi-antibodi itu bereaksi terhadap struktur 
fosfolipid (struktur ini terdapat pada semua lapisan permukaan sel). Alhasil, kumpulan 
antibodi yang bereaksi terhadap struktur fosfolipid disebut sebagai antibodi 
antifosfolipid, salah satunya adalah ACA (masih banyak jenis antibodi antifosfolipid 
lainnya, yang hingga saat ini juga sudah mulai banyak diteliti di luar negeri untuk 
mencari perannya dalam kejadian APS). 
Semula ACA ini diperkirakan hanya terjadi pada penderita lupus. Namun, setelah 
dipantau dapat terjadi pula pada manusia yang tidak menderita lupus. Sejak itulah, 
mulai dikenal antiphospholipid syndrome (APS) atau sebuah kumpulan gejala karena 
adanya sekelompok antibodi yang bereaksi terhadap fosfolipid. 


                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - 50x more storage than other providers!


This communication is for use by the intended recipient and contains
information that may be privileged, confidential or copyrighted under
applicable law.  If you are not the intended recipient, you are hereby
formally notified that any use, copying or distribution of this e-mail,
in whole or in part, is strictly prohibited.  Please notify the sender
by return e-mail and delete this e-mail from your system.  Unless
explicitly and conspicuously designated as "E-Contract Intended",
this e-mail does not constitute a contract offer, a contract amendment,
or an acceptance of a contract offer.  This e-mail does not constitute
a consent to the use of sender's contact information for direct marketing
purposes or for transfers of data to third parties.

 Francais Deutsch Italiano  Espanol  Portugues  Japanese  Chinese  Korean

            http://www.DuPont.com/corp/email_disclaimer.html



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke