Saya setuju sekali. Kalau disubject-nya pakai OOT saja masih tidak bisa
diterima, apalagi ybs tidak pernah pakai OOT.

-----Original Message-----
From: Registrasi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 28, 2003 8:14 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] MERANGSANG OTAK KANAN, MENGEMBANGKAN KREATIVITA S


Hallo Pak Moderator,

Kayagnya yang satu ini sudah keterlaluan sekali deh....sudah diingatkan
berkali-kali kog masih OOT terus....ada sanksi ????


mama Ryan


----- Original Message -----
From: "Jacobz, Femmy X" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 27, 2003 4:17 PM
Subject: RE: [balita-anda] MERANGSANG OTAK KANAN, MENGEMBANGKAN KREATIVITA S


> dear rekans,
>
> sepertinya topik ini kurang diminati, ya ?
>
> Anyway, semalam (Rabu, 26/3) saya enggak sengaja menonton satu acara
menarik
> di TVRI sekitar pukul 1900-an. Di situ ada acara yang dinamakan EGP 
> "Ekspresi Gaya Pelajar". Acara baru, karna baru episode 2. Ada
presenternya
> 2 orang : Formatnya duduk melingkar seperti Kuis Siapa Berani di 
> Indosiar, tapi ini pesertanya pelajar SLTP se-Jakarta, kali ya ? Jadi 
> ada 5 Group (1 group kurang dari 30 org) + di tengah-tengah 
> kepsek-nya. Jadi
masing-masing
> group menyerukan yel-yelnya, setelah itu mereka perform 
> kesenian/atraksi2.
>
> Kalo kemarin itu dari SLTP 8 menampilkan Tari Saman + nyanyiannya dari
Aceh
> SLTP 13 menampilkan mini orkestra. Bagus sekali deh, jadi ada yang 
> main seruling, harmonika, gitar, & biola. Dari SLTP Al Azhar 
> Rawamangun menampilkan musikalisasi teater, jadi ada yang menyanyi 
> solo + puisi, lagunya "Kulihat ibu pertiwi sedang bersusah hati dst 
> dst , juga ada yang berdrama-ria juga ada yang menari (tarian Merak). 
> Terakhir SLTP Asisi menampilkan modern dance, breakdance, asereje (ini 
> dia yang pengaruh modern-nya kuat banget).
>
> Nah setelah berakhir, nanti ada yang divote dari pemirsa melalui SMS,
siapa
> yang terfavorit. Kemarin itu yang difavoritkan adalah SLTP 8 dengan 
> tari Saman-nya. Sedangkan yang keluar sbg pemenang adalah SLTP 13 dg 
> mini orkestra-nya. Jurinya itu : Bens Leo, mbak Vivit (dari Aneka 
> Yess) + 1
lagi
> lupa.
>
> Sudah itu ada bintang tamu : Baim & Lusi Rachmawati. Sponsor acaranya
adalah
> : Aneka Yess, Top One Oil, Lotto & sorry lupa.
>
> Itu gambaran acara EGP. Sekarang, saya ingin menyampaikan hal-hal
berkenaan
> dg topik di atas, sbb :
>
> - Alangkah bagusnya kalau ada acara serupa untuk anak SD ataupun TK. 
> Jadi semakin dini mereka mengenal / terstimulasi acara seni budaya 
> akan semakin baik sekali.
>
> - Ada alternatif tontonan menarik untuk balita kita di rumah pada 
> malam
hari
> saat prime time (19.00-20.00). Jadi tidak melulu sinetron, kismis, 
> film,
or
> else. Cuma pada waktu tontonan modern dance, breakdance, gitu anak 
> saya yg umur 3,1 th tanya : ma, itu apa ma ? nah lho, saya jawab aja 
> sih itu
namanya
> breakdance. Tapi kamu belum boleh soalnya masih kecil, nantinya 
> badannya sakit-sakit. Jadi memang tidak 100% bagus ya pengaruh modern 
> itu buat
anak.
>
> - Pada waktu menonton acara tari Merak / tari Saman, sebetulnya saya 
> ingin menjelaskan ke anak : itu tari maksudnya begini begini, tapi 
> karna saya blank masalah itu, jadi saya cuma bilang itu tari Saman, 
> dari Aceh. Lebih bagus lagi, sih kalau kitanya tahu itu tari Saman, 
> dari Aceh, ditarikan dalam rangka perang, misalnya dst. dst. Jadi ada 
> apresiasi seni-nya buat anak.
>
> - Pada waktu menonton mini orkestra, anak saya senang sekali & dia 
> bilang, "mah, mau ya beli yang seperti itu (harmonika, maksudnya)" 
> Saya jawab aja, iya, nanti mama beliin, Callis belajar ya ?" Nah 
> secara enggak langsung
kita
> sudah mengenalkan alat musik pada anak.
>
> Mungkin sekian dulu, sorry ya kalo kepanjangan.
>
> Thanks,
> imef
>
> -----Original Message-----
> From: Jacobz, Femmy X
> Sent: Wednesday, March 26, 2003 8:51 PM
> To: '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject: RE: [balita-anda] MERANGSANG OTAK KANAN, MENGEMBANGKAN 
> KREATIVITA S
>
>
> mbak,
> sepertinya kurikulumnya berubah terus itu tergantung dari Menteri P&K 
> eh Menteri Pendidikan Nasional maksudnya. Kalo Menterinya ganti ya 
> ganti juga deh kurikulumnya, buku-bukunya, dll.
>
> Kalo boleh tahu, sekolahnya di mana, mbak ? Mudah-mudahan cuma 1 guru 
> itu aja ya yang kasih PR banyak ? Saya sendiri anak saya belum sekolah 
> tapi
saya
> lihat ponakan saya bawa bukunya tuh banyak buanget setiap harinya. 
> Sampai bawa tasnya yang trolly gitu...padahal masih SD (Strada). 
> Sepertinya dia bawa semua bukunya ke sekolah. Apa 4-5 tahun ke depan 
> masih seperti itu ya
?
>
> gimana pendapat rekans yang lain ?
> imef
>
> -----Original Message-----
> From: Siti Rochati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, March 25, 2003 5:11 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [balita-anda] MERANGSANG OTAK KANAN, MENGEMBANGKAN 
> KREATIVITAS
>
>
> Di Indonesia sering dan banyak ahli pendidikan yang umumnya sarjana 
> bahkan pakar2 yang sampai Professor yang mengemukakan kesalahan 
> ataupun
kekeliruan
> sistim pendidikan kita dengan kurikulum yang memberatkan anak didik 
> namun tidak ada perubahannya sampai sekarang ,  saya perhatikan anak2 
> kami masih sering membawa PR yang untuk satu mata belajaran min 10 
> soal untuk satu hari 6 pelajaran semua ada tugas PR apakah ini tidak 
> terlalu berat??? saya kadang kasihan sama anak2 sampai tidurnya malam 
> hanya utk mengerjakan PR bahkan ada anak temen saya nggak mau masuk 
> sekolah karena belum selesai mengerjakan PR karena PR sampai 60 soal 
> Kenapa yaaa dari sekolah tidak mengawasi gurunya yang memberikan  PR 
> berlebihan tsb???
>
> Bagaimana pendapat temens
>
> >Dear netters,
> >
> >Ini ada artikel menarik mengenai "otak" yang saya kutip dari KOMPAS
Minggu,
> >23 Maret 2003.
> >Semoga bermanfaat.
> >
> >Thanks,
> >imef
> >
>
>-----------------------------------------------------------------------
>----
> -
>
>-----------------------------------------------------------------------
>----
> -
> >-----
> >
> >MERANGSANG OTAK KANAN, MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
> >
> >Sering kita saksikan anak-anak kita yang masih duduk di bangku 
> >sekolah
> dasar
> >(SD) terpaksa harus tidur larut malam hanya untuk mengerjakan
> berpuluh-puluh
> >pekerjaan rumah dan esok harinya harus dicocokkan dengan kunci 
> >jawaban
yang
> >telah tersedia. Bahkan tanpa memberi kesempatan untuk berargumentasi.
> >
> >Guru juga memberi pelajaran di depan kelas dengan bermodalkan bahan 
> >yang semata-mata untuk mengejar target yang ditetapkan kurikulum dan 
> >cenderung satu arah, tanpa bersedia menerima umpan balik atau bahkan 
> >sanggahan dari anak didik. Seakan mereka menjadikan anak didik 
> >sebagai robot, tanpa kreativitas. Hal demikian juga berlaku pada 
> >pendidikan bagi anak berbakat yang akhir-akhir ini digalakkan, 
> >terutama dalam program akselerasi.
> >
> >Program akselerasi yang dalam kenyataannya sekadar memampatkan materi
untuk
> >memenuhi tuntutan kurikulum, sebenarnya salah sasaran. Betapa tidak, 
> >ciri-ciri anak berbakat yang antara lain memiliki penalaran tajam,
kritis,
> >logis, kreativitas tinggi, bertanggung jawab, ulet dalam menghadapi 
> >kesulitan, banyak inisiatif, dan percaya diri, bukan mustahil lambat 
> >laut akan terkikis.
> >
> >Bagaimana pula dengan anak didik lainnya yang sebagian besar termasuk 
> >rata-rata, bahkan lambat belajar atau prestasi akademisnya kurang
> memuaskan.
> >Bukan mustahil mereka juga akan "dipaksa" mengikuti les-les tambahan 
> >yang semakin menyita banyak waktu, sekadar tujuan pemampatan materi 
> >tersebut. Hasil akhir yang ingin dicapai tidak lain adalah prestasi 
> >dalam nilai tes atau ujian. Dalam hal ini kawasan kognitif digarap 
> >habis-habisan,
sementara
> >kawasan afektif hampir tak tersentuh. Padahal proses pendidikan yang
ideal
> >yang dikemas dengan memperhatikan berbagai aspek, baik pengetahuan, 
> >sikap maupun perilaku.
> >
> >Dalam dua dasawarsa terakhir, penelitian mengenai otak manusia (brain
> >lateralization) semakin maju. Salah satu hasil yang menonjol adalah 
> >diferensiasi fungsi antara hemisfer (otak belahan) kiri dan kanan 
> >atau
yang
> >sering disebut "otak kiri" dan "otak kanan" saja. Sebelum ada 
> >penelitian tentang hal ini, para ahli psikologi berpendapat bahwa dua 
> >belahan otak manusia berfungsi identik. Bahkan ada yang berpendapat 
> >bahwa belahan otak kanan sekadar cadangan, jika belahan otak kiri 
> >mengalami malfungsi.
> Anggapan
> >keliru ini dipatahkan berbagai penelitian mengenai belahan otak 
> >manusia
> yang
> >pada akhirnya menyimpulkan bahwa belahan otak mempunyai fungsi 
> >berbeda.
> >
> >Hakikatnya "otak kiri" mempunyai kemampuan analitis dan "otak kanan" 
> >kemampuan berpikir sintetis. "Otak kanan" memiliki kemampuan berpikir
yang
> >menyatukan bagian-bagian untuk membentuk konsep keseluruhan yang utuh
> secara
> >paralel tanpa terikat oleh langkah-langkah terstruktur atas dasar 
> >ruang
dan
> >waktu. Pemanfaatan "otak kanan" sangat efektif untuk mengajarkan
imajinasi
> >yang menembus ruang dan waktu sehingga menjadi manusia kreatif, bukan 
> >manusia robot.
> >
> >Suka atau tidak suka, proses pendidikan kita saat ini terlalu
mementingkan
> >aspek kognitif pada tataran pengetahuan dengan mengabaikan 
> >kreativitas. Proses pengajaran di sekolah lebih mementingkan target 
> >pencapaian
kurikulum
> >dibandingkan penghayatan isi kurikulum secara imajinatif dan kreatif.
> Gejala
> >ini telah tampak sejak proses pendidikan di sekolah dasar sampai
perguruan
> >tinggi, sehingga tidak membuka peluang bagi anak-anak untuk berpikir 
> >divergen dan nonkonvensional.
> >
> >Proses pendidikan kita, di sekolah maupun keluarga, sejak awal 
> >dipenuhi struktur berpikir linier yang berada pada belahan otak kiri. 
> >Padahal merangsang berlebihan "otak kiri" akan menghasilkan anak yang 
> >"on-off", yaitu yang pandai seperti robot atau komputer, tetapi 
> >kehilangan modal sangat berharga bagi kehidupannya di kemudian hari, 
> >yaitu kerangka
berpikir
> >yang menggunakan kata hati, merangsang daya khayal, menyeluruh dan 
> >bebas atau tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun.
> >
> >Beberapa pengalaman berikut merupakan contoh kecil yang dapat 
> >dilakukan
> oleh
> >para pendidik maupun orangtua dalam rangka mengembangkan "otak 
> >kanan".
> >
> >Hari-hari pertama setelah liburan sekolah, para murid SD diminta maju 
> >ke depan kelas mepresentasikan hasil karya mereka yang merupakan 
> >potret fenomena alam, baik berisi muatan pengetahuan alam, 
> >pengetahuan sosial
atau
> >seni. Di akhir penyajian, guru akan membahas, memperkaya dan
mengkaitkannya
> >dengan kurikulum.
> >
> >Pelajaran sastra di sekolah bukan diisi dengan menghafal melainkan 
> >membiarkan anak didik mengeksplorasi perpustakaan maupun media massa 
> >dan menyajikannya di depan kelas. Guru memberikan apresiasi terhadap
> karya-karya
> >yang disampaikan. Sesekali menghadirkan para penulis atau sastrawan 
> >di
> depan
> >kelas sebagai tamu, akan lebih memberi apresiasi dan merangsang
kreativitas
> >anak didik dalam mata pelajaran ini.
> >
> >Pekerjaan rumah bagi anak didik sebaiknya bukan sekadar menyelesaikan
> target
> >jumlah bab atau halaman. Akan menjadi pengalaman yang menarik minat 
> >anak didik bila mereka ditugasi dengan masalah yang terdapat dalam 
> >buku teks maupun di lapangan untuk dipecahkan. Hal ini akan 
> >merangsang intuisi dan imajinasi anak karena pada hakikatnya tidak 
> >ada jawaban anak yang "salah" melainkan "benar" atau "lebih tepat".
> >
> >Sejak seorang anak telah mampu berkomunikasi, sebaiknya orangtua 
> >tidak menggunakan kata-kata yang bersifat mengharuskan, melainkan 
> >lebih mengembangka pendapatnya. "Bagaimana sebaiknya menurut Ade ?" 
> >akan lebih tepat daripada "Ade harus laksanakan perintah Mama !".
> >
> >Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merangsang otak kanan, 
> >antara lain :
> >- Dalam memberikan setiap informasi atau pelajaran kepada anak didik 
> >sebaiknya bukan hanya secara lisan dan tulisan, tetapi juga secara
visual.
> >- Informasi atau pelajaran bukan hanya sekadar memberi pengetahuan,
tetapi
> >dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.
> >- Berbagai pengalaman guru maupun orang lain yang layak diketahui 
> >anak didik, sebaiknya dihadirkan di dalam kelas.
> >- Belajar tidak harus di dalam kelas atau perpustakaan, tetapi 
> >ajaklah anak-anak ke lapangan untuk mengamati dan melakukan 
> >eksplorasi terhadap berbagai fenomena alam.
> >- Sesekali anak didik diajak ke lingkungan, termasuk masyarakat di 
> >sekitarnya untuk berkomunikasi dan menghayati berbagai fenomena 
> >sosial
yang
> >ada.
> >- Tugas kelompok memang baik, namun anak didik juga perlu diberi 
> >tugas mandiri.
> >- Dalam setiap penugasan, rangsanglah anak untuk memecahkan berbagai
> masalah
> >berdasarkan intuisi dan imajinasinya, karena pada hakikatnya tidak 
> >ada jawaban anak yang "salah" melainkan "benar" atau "lebih tepat".
> >- Jangan menggunakan kata-kata "kalian harus begini", melainkan
"bagaimana
> >sebaiknya menurut kalian".
> >
> >Sistem pendidikan saat ini masih dalam kondisi "otak kiri" sentris.
> Alangkah
> >idealnya jika sistem pendidikan yang dipakai memiliki keseimbangan 
> >antara "otak kiri" dan "otak kanan". Satu tantangan bagi dunia 
> >pendidikan kita.
> >
> >(dr ANIES)
> >pakar kedokteran keluarga,
> >mahasiswa program doktor Program Studi Pendidikan Kependudukan &
Lingkungan
> >Hidup
> >Universitas Negeri Jakarta
> >
> >
> >---------------------------------------------------------------------
> > >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ Info 
> > >> balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: 
> > >> [EMAIL PROTECTED]
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
>
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
>
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: 
> >> [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>


----------------------------------------------------------------------------
----


> ---------------------------------------------------------------------
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ Info 
> >> balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: 
> >> [EMAIL PROTECTED]



---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ Info 
>> balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: 
>> [EMAIL PROTECTED]


-------------------------------------------------------------
Additional information is available upon request
Copyright (c) 2002 CLSA Emerging Markets. The information and statistical data herein 
have been obtained from sources we believe to be reliable but in no way are warranted 
by us as to accuracy or completeness. We do not undertake to advise you as to any 
change of our views. This is not a solicitation or any offer to buy or sell. CLSA 
Emerging Markets has produced this information for private circulation only. All 
information and advice is given in good faith but without any warranty. CLSA Emerging 
Markets, its affiliates or companies or individuals connected with CLSA Emerging 
Markets may have used the information set forth herein before publication and may have 
positions in, may from time to time purchase or sell or may be materially interested 
in any of the securities mentioned or related securities. This information is subject 
to the terms and conditions of use set forth on the www.clsa.com website. MITA (P) 
405/07/2001. V.020402. 

This email is only for the use of the addressee and may contain information which is 
confidential, privileged or subject to copyright. If you receive this and are not the 
addressee, please contact the sender or [EMAIL PROTECTED] immediately. Thank you. 

CLSA EMERGING MARKETS http://www.clsa.com 

Kirim email ke