Selamat Pagi,

Terima kasih Pak Dede atas forward artikelnya.

Saya ingin sedikit share informasi yg saya tahu,
yg sedikit bertentangan dg apa yg disampaikan oleh
Pak Jan Sudir Purba MD, PhD di artikel tsb.

Di artikel dikatakan:
--
Ataupun pendapat-pendapat lain yang mengatakan bahwa selama kehamilan janin
harus diperdengarkan dengan suara adzan, atau musik rohani agar bayinya jadi
cerdas dan sehat adalah benar-benar pendapat yang sangat salah. Semua hal
tersebut hanyalah suatu sugesti yang menganggap seolah-olah bayi dapat
mendengar musik, padahal tidak demikian. Bayi belum memiliki kemampuan untuk
mendengar ataupun melihat selama dalam kandungan.
--

Saya ingin menanggapi bagian:
"Bayi belum memiliki kemampuan untuk mendengar selama dalam kandungan."

Beberapa waktu lalu, di TV Jepang sini disampaikan hasil penelitian terakhir
ttg
hal di atas secara detail. Dari hasil penelitian itu disampaikan bahwa:
Bayi di dalam kandungan ternyata BELUM bisa mendengar suara yg datang
dari LUAR. TETAPI, bayi SUDAH bisa mendengar semuanya yg dikatakan
oleh IBUNYA.

Di penelitian itu ditunjukkan bahwa suara dari luar ternyata tidak sampai
ke anak (dlm batasan suara normal yg enak didengar), tapi suara ibu bisa
didengar dg sangat baik. Penelitiannya dilakukan dg cara ygmana
sang ibu membacakan sebuah buku bacaan secara rutin selama bayi
masih di dalam kandungan. Begitu anak lahir, di tubuh dan kepala anak
dipasang banyak sensor getaran, kmd sang ibu membacakan buku yg sama.
Di situ terlihat jelas bahwa bayi memberikan reaksi yg sangat positif
melalui getaran2 gelombang dari dalam tubuhnya dan otaknya, walaupun
secara fisik sang bayi kelihatan hanya diam saja.
Di lain pihak, jika sang ibu membacakan buku yg belum pernah dikenal bayi,
dia tidak memberikan reaksi apapun.

JADI, jika Pak Jan Sudir Purba MD, PhD mengatakan bahwa bayi belum
memiliki kemampuan untuk mendengar selama dalam kandungan, maka
hal itu bertentangan dg hasil penelitian diatas.
Mungkin maksud Pak Jan itu adalah bayi tidak bisa mendengar suara dari
luar selama dalam kandungan.

Untuk itulah, STIMULASI yg bisa dilakukan selama bayi di dalam kandungan
adalah: IBU selalu mengajak bicara BAYI ttg hal apapun yg sedang
dilakukan ibu. Atau mungkin sang ibu menyanyi, membaca Al Qur'an, dll.
Dg demikian, begitu anak lahir dia akan jauh lebih cepat menangkap dan
memahami perbendahaaran kata shg lebih cepat diajak berkomunikasi.
Stimulasi di atas sangat dianjurkan oleh para ahli perkembangan anak
di sini.

Selain itu, ada hasil penelitian lain yg mengatakan bahwa daya
ingat tertinggi pada anak terjadi pada saat bayi usia 5 bulan di dalam
kandungan.

Itu yg saya tahu. Jika ada yg salah tolong dikoreksi...

Mungkin masalah ini lebih cocok utk disampaikan ke milis
ttg ibu hamil spt milis [berbadan-dua]. Karena saya bukan member,
mungkin teman lain yg member di milis tsb bisa menyampaikan
juga.

Semoga bermanfaat..

rgds,

Taufan
----------------------------
eBook Perkembangan Otak Anak Batita
dan Stimulasi yang Diperlukan
http://www.balitacerdas.com
or send a blank mail to
[EMAIL PROTECTED]
----------------------------



-----Original Message-----
From: Dede [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, December 08, 2003 3:29 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Menciptakan Bayi yang Cerdas


Dari Milis Sebelah:
Media Indonesia , Minggu, 07 Desember 2003
----------------------------------------------------------------------------

Menciptakan Bayi yang Cerdas

MEMPEROLEH keturunan yang sehat dan sempurna merupakan dambaan setiap
keluarga. Anak yang rupawan, cerdas, rajin, dan berakhlak mulia adalah
keinginan semua orang tua. Cita-cita demikian bersifat universal; tidak
memandang status sosial, pendidikan, suku, ras, etnik, maupun agama. Untuk
mewujudkan keinginan itu para orang tua pun menempuh berbagai cara mulai
aspek makanan, kedokteran maupun agama.

Dari berbagai pernyataan para orang tua diketahui banyak orang tua yang
mengikuti pendapat orang tua atau mitos-mitos itu. Antara lain,
memperdengarkan lagu-lagu klasik sejak bayi masih dalam kandungan. Gunanya,
menurut mereka, untuk menciptakan bayi yang cerdas di saat pembentukan
otaknya di dalam kandungan ibu. Ada juga yang memperdengarkan suara adzan
sejak bayi agar anaknya selalu terngiang akan ayat-ayat suci Alquran, atau
lagu rohani, agar si anak selalu mematuhi ajaran agamanya dan banyak lagi.

Beberapa ahli, baik dari ahli kedokteran baik dari neurolog, psikolog, ahli
kandungan maupun dari ahli agama, membenarkan adanya perencanaan pembentukan
bayi sejak dini. Walau pernyataan mereka hampir sama, yakni bayi bisa
dibentuk sejak masih dalam kandungan, namun mereka melihat dari sudut yang
berlainan. Bahkan, menurut ahli neorolog, walaupun kita bisa menciptakan
anak yang sehat dan cerdas, namun kita tidak bisa memperdengarkan berbagai
musik atau suara apa pun sejak si bayi masih bayi. Itu mitos, kata neurolog
dari fakultas kedokteran Universitas Indonesia Jan Sudir Purba MD, PhD.

"Mitos yang selama ini berkembang di masyarakat bahwa jika ingin mendapatkan
bayi yang cerdas maka selama hamil, bayi harus diperdengarkan dengan musik
klasik adalah salah," ujar Jan.

Ataupun pendapat-pendapat lain yang mengatakan bahwa selama kehamilan janin
harus diperdengarkan dengan suara adzan, atau musik rohani agar bayinya jadi
cerdas dan sehat adalah benar-benar pendapat yang sangat salah. Semua hal
tersebut hanyalah suatu sugesti yang menganggap seolah-olah bayi dapat
mendengar musik, padahal tidak demikian. Bayi belum memiliki kemampuan untuk
mendengar ataupun melihat selama dalam kandungan. Yang perlu diperhatikan
agar janin tersebut nantinya lahir sehat adalah ibu harus menghindari
gangguan kejiwaan seperti depresi berlebihan, makanan yang dikonsumsinya
harus mengandung banyak asam amino, menjaga diet yang baik dengan tidak
terlalu banyak mengonsumsi lemak, dan mengonsumsi suplemen dan vitamin dan
rajin memeriksakan kandungannya. "Jika semua hal tersebut sudah dilakukan
ibu hamil maka dengan sendirinya anak yang dilahirkannya akan dalam kondisi
sehat dan dapat menjadi anak yang cerdas nantinya," tutur Jan.

Sementara itu, menurut Jan, untuk mendapatkan bayi yang cerdas dan sehat
maka ibu selama kehamilannya, harus menjaga dirinya agar tidak stres, tidak
mengalami intoksifikasi, dan menjaga asupan gizinya. Jika ibu yang sedang
mengandung sering mengalami depresi, merokok, terkena intoksifikasi dan
mengidap penyakit diabetes, maka bayi yang dilahirkan akan terganggu
pertumbuhannya dan dapat terkena penyakit syndroma Kallmann ataupun
epilepsi. Rokok yang diisap seorang ibu yang sedang mengandung dapat
menyebabkan terjadinya fase konstriksi. Sehingga suplai makanan melalui
pembuluh darah ke plasenta terganggu, yang akibatnya janin menjadi
kekurangan makanan yang dibutuhkan untuk pembentukan organ-organ tubuhnya.

Otak merupakan organ tubuh janin yang paling pertama dibentuk yaitu pada
usia kandungan dua minggu. Otak adalah organ tubuh yang paling vital, yang
akan mengoordinasi pembentukan organ-organ tubuh lainnya.

Biasanya pada usia kandungan 26 minggu, maka sudah terjadi proses integrasi,
karena organ tubuhnya sudah lengkap. Agar proses pertumbuhan dan
perkembangan janin berlangsung dengan baik, maka sistem hormonal pada tubuh
si ibu juga harus berjalan dengan normal.

Menurut Jan, jika keseluruhan sistem neurohormonal pada ibu hamil berjalan
dengan baik, maka fungsi fisiologis organ tubuhnya selama proses kehamilan,
akan berjalan dengan baik. Kalau keduanya berjalan baik, maka anak yang
dikandung akan terlahir menjadi sehat dan kuat.

Dari sudut pandang agama menurut salah seorang Wakil Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Zaidan Jauhari, pendidikan agama adalah kata kuncinya, untuk
membentuk dan mendapatkan anak yang berakhlak baik. Tidak saja ketika anak
sudah ada dan hidup dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga pendidikan
agama sudah diajarkan sejak anak masih dalam rahim sang ibu. "Benar adanya,
di alam roh, maka semua manusia telah mengadakan perjanjian dengan Tuhan,
yang menandakan keimanan seorang manusia. Meski demikian, aspek pendidikan
agama si anak selama berada dalam kandungan, juga tidak boleh sampai
dilewatkan oleh kedua orang tuanya. Misalnya, selama hamil sang ibu selalu
membaca Alquran, selalu melafalkan nama-nama Allah (berzikir) atau sang ayah
tidak bertingkah laku buruk," kata Zaidan.

Setiap anak yang lahir tentunya berstatus suci (fitrah). Untuk menjaga
kefitrahan seorang anak, Nabi Muhammad saw mengajarkan, setiap anak yang
baru lahir, langsung diperdengarkan suara adzan. Hal ini berguna untuk
memberikan pelajaran bahwa suara yang pertama kali direkam oleh otaknya,
adalah suara Tuhannya. Sebab, menurut kedokteran, pancaindra pertama yang
akan berfungsi pada saat bayi lahir adalah indra pendengarannya. Faktor lain
yang tidak boleh diabaikan adalah makanan dan minuman para orang tuanya.
Dalam Islam dikenal dengan halal dan thoyib (baik dari segi gizi). Sebab,
makanan dan minuman yang menjadi darah orang tuanya akan mengalir, bersama
darah anak yang dilahirkannya. (CR-33/Dudi/M-7)
----------------------------------------------------------------------------
Semoga Bermnafaat

Dede Maulana
- Anda membutuhkan Royal Jelly suplemen penambah nafsu makan anak?
  hubungi email ini: [EMAIL PROTECTED] subject: RJ
- Anda membutuhkan Buku-buku cerita anak?
  hubungi email ini: [EMAIL PROTECTED] subject: Buku





---------------------------------------------------------------------
>> Rayakan Natal, klik,http://www.indokado.com/christmasflowers.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


---------------------------------------------------------------------
>> Rayakan Natal, klik,http://www.indokado.com/christmasflowers.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Reply via email to