Tks Mba Uci n Mba Sylvy...atas sharingnya Ntar aku sampaikan artikelnya ke sodaraku. Dia sekarang juga baru mencari second opinion ke DSA lain.
Wati-bundasasha -----Original Message----- From: Mama Kavindra [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 10, 2006 12:10 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Re: tanya bayi hampir 40 hari masih kuning Dear Mbak Wati... Sependek pengetahuan aku bayi kuning bisa dideteksi orang tua lewat warna mata bayi. Yang perlu dipahami, kuningnya karena fisiologis atau akibat penyakit. So,klo emg 40 harian masih aja kuning bisa dibawa ke dokter lain aja Mbak.. 2nd opinion .. takutnya klo ada apa2.. Berikut aku sampaikan artikel ttg bahaya bayikuning yah.. Smoga membantu! Uci mamaKavin+ http://oetjipop.multiply.com BAHAYA BAYI KUNING Fr: NAKITA Jangan anggap remeh, ya, Bu-Pak. Segera konsultasikan ke dokter agar tak berakibat fatal. Sekitar 40-50 persen bayi lahir cukup bulan,jelas dr.Purnamawati S. Pujiarto, SpA(K), MMPaed., mengalami kuning. "Biasanya kuningnya itu disebut kuning fisiologis alias bukan karena kelainan atau penyakit melainkan fungsi organnya, yaitu hati, belum matang." Yang seperti ini, lanjutnya, biasanya tak berbahaya karena akan cepat teratasi dengan berjalannya waktu. Bayi kuning, ungkap spesialis anak dari Bagian Hepatologi Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta ini, disebabkan meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Normalnya, secara berkala sel darah merahnya akan dipecah. Nah, kandungan "sampah" dari proses pemecahan itu disebut bilirubin indirek. Semasa janin, bilirubin indirek ini akan dibuang oleh plasenta dan masuk ke hati ibu untuk selanjutnya diproses di hati menjadi bilirubin direk dan dibuang tinja. Bilirubin indirek memang harus dibuang karena dalam kadar tinggi dapat bersifat sebagai racun. Segera setelah lahir, bayi harus mengolah sendiri bilirubin indirek di hatinya. Tapi karena fungsi hatinya belum sempurna lantaran belum matang, "Proses penghancuran dan pembuangan bilirubin jadi lambat, hingga bilirubin indireknya tetap tinggi. Fungsi tersebut baru bisa berlangsung normal bila organ hatinya sudah matang, yakni sekitar 3- 4 hari setelah lahir." Saat itu hati sudah mampu mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk, sekaligus membuangnya. Makanya, bayi kuning fisiologis biasanya akan mulai terlihat di hari kedua dan akan mencapai puncaknya pada hari ketiga sesudah lahir. "Mulanya kuning di sekitar wajah lalu menjalar ke tubuh. Bayinya, sih, tetap terlihat aktif dan sehat. Menyusu dan tangisnya juga kuat." Melewati hari ketiga, kadar bilirubin pelan-pelan menurun dan umumnya di hari ke-7 bayi tak kuning lagi. PATOKAN PENTING Bayi kuning sebetulnya bisa dideteksi orang tua lewat warna mata bayi. Yang perlu dipahami, kuningnya karena fisiologis atau akibat penyakit. Untuk itu, ada sejumlah patokan yang patut dipelajari: . Jika kuningnya timbul dalam 24 jam pertama setelah Jika dalam sehari kadar bilirubin meningkat secara pesat atau progresif. . Jika bayi tampak tidak aktif, tak mau menyusu, cenderung lebih banyak tidur, disertai suhu tubuh yang mungkin meningkat atau malah turun. . Jika bayi kuning lebih dari dua minggu. . Jika air kencingnya berwarna tua seperti air teh. Nah, bila itu yang terjadi, jangan buang waktu, segera bawa anak ke dokter agar tak berakibat fatal. Sebab, seperti dijelaskan Wati, "Kadar bilirubin indirek yang terlalu tinggi dapat merusak sel-sel otak hingga bayi mengalami kejang-kejang dan di kemudian hari bisa memunculkan kelainan neurologis." Dalam keadaan sehat dan normal, otak memiliki pelindung hingga tak sembarang zat bisa menembusnya. Sementara pada bayi yang sakit berat, pelindung tadi ikut terganggu fungsinya. Akibatnya, zat-zat yang bersifat toksik atau racun, termasuk bilirubin indirek, bisa menembus dan masuk ke sel-sel otak. Dampak jangka pendek, bayi akan mengalami kejang-kejang. Sementara jangka panjang, anak bisa mengalami cacat neurologis. Jadi, penting sekali mewaspadai keadaan umum si bayi. Kalau kondisinya baik, tetap aktif, orang tua tak perlu cemas. Lain halnya bila bayinya tidur terus, emoh menyusu, sering muntah, pasif, suhunya berubah (panas atau dingin), "Bayi harus terus dimonitor secara ketat." AKIBAT KOLESTASIS Bilirubin direk juga bisa menyebabkan bayi kuning akibat organ hati berkelainan/sakit. Kolestasis; apa pun kelainan pada hati atau sistem empedu ini, jelas Wati, menyebabkan terganggunya proses pembuangan semua bahan toksik yang seharusnya dibuang oleh hati dan saluran empedu ke tinja. Akibatnya, bahan beracun tersebut menumpuk di hati dan menyebabkan kerusakan sel-sel hati. "Bila keadaan ini berlangsung lama dan terus-menerus, satu saat hati mengalami komplikasi berat yang disebut sirosis. Dalam hal ini sel-sel hati diganti oleh jaringan ikat hingga hati menciut, keras, dan tak dapat lagi menjalankan fungsinya yang sangat vital bagi kehidupan si individu. Sekilas, gejala kolestasis sama dengan kuning fisiologis. "Tapi pada kolestasis, umumnya air seni berwarna gelap akibat keluarnya bilirubin direk di urin. Yang jelas, penyakit ini perlu segera ditangani dokter. Ketidaktahuan, kesalahan, atau keterlambatan diagnosa dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan bayi, penyakit hati yang berlangsung kronis, dan berkomplikasi sirosis yang ujungnya berakhir dengan kematian." Secara garis besar, kolestasis dibagi dua, yakni, akibat kelainan di dalam hati, atau akibat kelainan saluran empedu di luar hati. Penyebab kolestasis di dalam hati dibagi dua yaitu: . Akibat infeksi virus, kuman/bakteri, parasit. Semua infeksi berat di mana mikroorganisme tadi sudah memasuki peredaran darah, dapat menyebabkan kolestasis, karena dibawa oleh darah ke hati dan merusak sel-sel hati. Sebagian besar kolestasis pada bayi baru lahir yang disebabkan infeksi virus akan berakhir dengan kesembuhan. Sedangkan yang diakibatkan infeksi berat (sepsis), memerlukan terapi antibiotik yang tepat. . Bukan disebabkan infeksi. Penyebabnya, antara lain, penyakit akibat gangguan metabolisme (bisa karbohidrat, protein atau lemak maupun gangguan metabolisme asam empedu). Penyebab lainnya adalah kelainan bawaan/kongenital, gangguan pembentukan saluran empedu di dalam hati, kerusakan hati akibat obat, sindrom down, atau kelainan hormonal seperti hipotiroid, dan sebagainya. Sementara gejala klinisnya, antara lain, air seni berwarna cokelat atau kuning tua, warna tinja amat pucat atau selang-seling dengan warna kuning. Umumnya terjadi gangguan pertumbuhan sejak bayi lahir (berat lahir kurang). Menurut Wati, sepertiga dari kolestatis memerlukan upaya operasi, yang dilakukan sebelum bayi berusia 2 bulan agar hasilnya optimal. Kuning Yang Berisiko Berikut faktor penyebab munculnya kuning yang bukan fisiologis dan berisiko membahayakan bayi. . Infeksi berat : Infeksi yang berat dapat meningkatkan proses pemecahan sel darah merah hingga bayi tampak kuning. Infeksi berat yang dimaksud adalah infeksi di mana kuman atau mikroorganisme penyebab infeksi tersebut sudah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Jadi, bukan infeksi yang terbatas di satu area saja, semisal di tenggorokan atau telinga. . Kekurangan enzim G 6 PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase): Enzim ini dibutuhkan oleh rangkaian reaksi yang berfungsi menghasilkan sumber energi bagi sel darah merah agar bisa menjalankan fungsi metabolismenya. Bila sel darah merah kekurangan enzim ini, energi pun berkurang. Akibatnya, sel darah merah akan mudah pecah atau rusak. . Beda golongan darah dengan ibu : Ketidakcocokan golongan darah dapat terjadi bila ibu rhesus negatif dan anaknya rhesus positif atau bila ibu golongan darah O dengan bayi golongan darah non-O. Namun demikian biasanya perbedaan ini sudah sejak awal diketahui dokter kandungan hingga dapat dilakukan antisipasi yang diperlukan guna mencegah terjadinya peningkatan bilirubin indirek yang drastis. Di lain pihak, pada ketidakcocokan golongan darah O, bila perlu dokter mempertimbangkan transfusi tukar/ganti darah (exchange transfusion). . Penyakit genetik : Ada beberapa penyakit karena genetik di mana organ hati tak punya enzim untuk mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk. Namun kondisi seperti ini relatif jarang terjadi. Batas Normal Bilirubin dan Terapi Pada bayi baru lahir, jelas Wati, pemeriksaan bilirubin umumnya sudah termasuk dalam pemeriksaan rutin bayi baru lahir. "Dalam sekali pengambilan darah, umumnya sudah termasuk untuk memeriksa golongan darah, hormon tiroid gondok, dan enzim tertentu di darah yang biasa disebut G-6-PD. Wati juga menyebutkan, batas normal bilirubin bayi baru lahir tak lebih dari 10 mg/dl. Lebih dari itu, biasanya akan diberi terapi sinar (blue light) saat berada di rumah sakit. Terapi ini bertujuan mengubah bilirubin indirek yang toksik menjadi zat yang tidak toksik. Lama-sebentarnya penyinaran berbeda pada setiap bayi. Pada bayi kuning fisiologis yang lahir cukup bulan, dengan terapi sinar sehari saja kadar bilirubinnya sudah turun. Sementara bayi lahir prematur mungkin perlu waktu lebih lama lagi untuk menurunkan kadar bilirubinnya. Bayi prematur memang termasuk rentan mengalami kuning karena organ tubuhnya belum tumbuh sempurna. Sementara mengurangi kuning pada bayi dengan cara menjemurnya di matahari pagi, menurut Wati, sudah harus ditinggalkan karena fungsinya ternyata memang bukan membantu mengubah bilirubin indirek. "Boleh-boleh saja menjemurnya di matahari pagi. Namun tujuannya semata agar bayi kena sinar matahari, terutama untuk vitamin D yang diperlukan tulang. Sebaiknya lakukan pagi hari dan tak perlu lama-lama." RAGAM TERAPI UNTUK BAYI KUNING Re: [balita-anda] Tanya : Bayi Bilirubin Tinggi 14 ? Software_Tjiwi Thu, 10 Nov 2005 22:48:25 -0800 Ini saya ada artikel mungkin bisa membantu ... Devi, mama Gabby Penelitian menunjukkan sekitar 70 persen bayi baru lahir mengalami kuning. Meskipun dikategorikan wajar, orang tua tetap harus waspada. "Bayi ibu kuning? Alaaa itu biasa, kok. Jemur saja di bawah sinar matahari tiap pagi. Nanti juga baik sendiri." Saran seperti itu kerap diberikan kepada ibu bila bayi yang baru dilahirkannya dinyatakan kuning. Cara mengetahui kadar bilirubin bayi baru lahir adalah dengan pemantauan. Bayi "kuning", yang dalam istilah medis disebut ikterus neonatus, terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah hingga melebihi ambang batas normal. Gejalanya, kulit dan bagian putih mata bayi tampak kuning tapi suhu badannya normal. Namun, tidak semua bayi kuning bisa diobati hanya dengan menjemurnya di bawah sinar matahari pagi. Ada juga yang perlu dirawat inap di rumah sakit untuk menjalani beberapa terapi. Menurut dr. Dewi Murniati, Sp.A., rekomendasi dirawat inap akan diberikan bila bayi terdeteksi memiliki kadar bilirubin di atas ambang normal. Mengapa sinar matahari yang merupakan sinar ultra-violet dianggap kurang efektif? Padahal sinar ini memang bisa membantu memecahkan kadar bilirubin dalam darah bayi. Seperti diketahui sinar surya yang efektif untuk mengurangi kadar bilirubin adalah saat jam 07.00 sampai 09.00. Ini berarti bayi tak bisa sepanjang waktu disinari, sehingga penurunan kadar bilirubinnya akan lama. Cuaca yang mendung bahkan hujan juga dapat mengganggu proses penyinaran. Selain itu, merawat bayi kuning di rumah berisiko terhadap keterlambatan deteksi peningkatan kadar bilirubin. Beda kalau bayi dirawat di rumah sakit, ia akan terpantau oleh dokter dari waktu ke waktu. KAPAN BAYI DINYATAKAN KUNING Untuk bayi yang lahir cukup bulan, batas aman kadar bilirubinnya adalah 12,5 mg/dl (miligram perdesiliter darah). Sedangkan bayi yang lahir kurang bulan, batas aman kadar bilirubinnya adalah 10 mg/dl. "Jika kemudian kadar bilirubin diketahui melebihi angka-angka tersebut, maka ia dikategorikan hiperbilirubin," papar Dewi. Lalu bagaimana bayi baru lahir bisa mengalami hiperbilirubin? Bilirubin merupakan zat hasil pemecahan hemoglobin (protein sel darah merah yang memungkinkan darah mengangkut oksigen). Hemoglobin terdapat dalam eritrosit (sel darah merah) yang dalam waktu tertentu selalu mengalami destruksi (pemecahan). Proses pemecahan tersebut menghasilkan hemeglobin menjadi zat heme dan globin. Dalam proses berikutnya, zat-zat ini akan berubah menjadi bilirubin bebas atau indirect. Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat racun; sulit larut dalam air dan sulit dibuang. Untuk menetralisirnya, organ hati akan mengubah bilirubin indirect menjadi direct yang larut dalam air. Masalahnya, organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin bebas tersebut. Barulah setelah beberapa hari, organ hati mengalami pematangan dan proses pembuangan bilirubin bisa berlangsung lancar. Masa "matang" organ hati pada setiap bayi tentu berbeda-beda. Namun umumnya, pada hari ketujuh organ hati mulai bisa melakukan fungsinya dengan baik. Itulah mengapa, setelah berumur 7 hari rata-rata kadar bilirubin bayi sudah kembali normal. Tapi ada juga yang menyebutkan organ hati mulai bisa berfungsi pada usia 10 hari. RAGAM TERAPI Jika setelah tiga-empat hari kelebihan bilirubin masih terjadi, maka bayi harus segera mendapatkan terapi. Bentuk terapi ini macam-macam, disesuaikan dengan kadar kelebihan yang ada. Berikut penjelasan dari Dewi yang berpraktek di RSIA Hermina Daan Mogot, Jakarta. 1.Terapi Sinar (fototerapi) Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal. Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat sehingga menimbulkan risiko yang lebih fatal. Sinar yang digunakan pada fototerapi berasal dari sejenis lampu neon dengan panjang gelombang tertentu. Lampu yang digunakan sekitar 12 buah dan disusun secara paralel. Di bagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut flexy glass yang berfungsi meningkatkan energi sinar sehingga intensitasnya lebih efektif. Sinar yang muncul dari lampu tersebut kemudian diarahkan pada tubuh bayi. Seluruh pakaiannya dilepas, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan menggunakan kain kasa. Tujuannya untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari lampu-lampu tersebut. Seperti diketahui, pertumbuhan mata bayi belum sempurna sehingga dikhawatirkan akan merusak bagian retinanya. Begitu pula alat kelaminnya, agar kelak tak terjadi risiko terhadap organ reproduksi itu, seperti kemandulan. Pada saat dilakukan fototerapi, posisi tubuh bayi akan diubah-ubah; telentang lalu telungkup agar penyinaran berlangsung merata. Dokter akan terus mengontrol apakah kadar bilirubinnya sudah kembali normal atau belum. Jika sudah turun dan berada di bawah ambang batas bahaya, maka terapi bisa dihentikan. Rata-rata dalam jangka waktu dua hari si bayi sudah boleh dibawa pulang. Meski relatif efektif, tetaplah waspada terhadap dampak fototerapi. Ada kecenderungan bayi yang menjalani proses terapi sinar mengalami dehidrasi karena malas minum. Sementara, proses pemecahan bilirubin justru akan meningkatkan pengeluarkan cairan empedu ke organ usus. Alhasil, gerakan peristaltik usus meningkat dan menyebabkan diare. Memang tak semua bayi akan mengalaminya, hanya pada kasus tertentu saja. Yang pasti, untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan diare, orang tua mesti tetap memberikan ASI pada si kecil. 2.Terapi Transfusi Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih, maka perlu dilakukan terapi transfusi darah. Dikhawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel saraf otak (kern ikterus). Efek inilah yang harus diwaspadai karena anak bisa mengalami beberapa gangguan perkembangan. Misalnya keterbelakangan mental, cerebral palsy, gangguan motorik dan bicara, serta gangguan penglihatan dan pendengaran. Untuk itu, darah bayi yang sudah teracuni akan dibuang dan ditukar dengan darah lain. Proses tukar darah akan dilakukan bertahap. Bila dengan sekali tukar darah, kadar bilirubin sudah menunjukkan angka yang menggembirakan, maka terapi transfusi bisa berhenti. Tapi bila masih tinggi maka perlu dilakukan proses tranfusi kembali. Efek samping yang bisa muncul adalah masuknya kuman penyakit yang bersumber dari darah yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi. Meski begitu, terapi ini terbilang efektif untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi. 3.Terapi Obat-obatan Terapi lainnya adalah dengan obat-obatan. Misalnya, obat phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan pengikatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah menjadi direct. Ada juga obat-obatan yang mengandung plasma atau albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hati. Biasanya terapi ini dilakukan bersamaan dengan terapi lain, seperti fototerapi. Jika sudah tampak perbaikan maka terapi obat-obatan ini dikurangi bahkan dihentikan. Efek sampingnya adalah mengantuk. Akibatnya, bayi jadi banyak tidur dan kurang minum ASI sehingga dikhawatirkan terjadi kekurangan kadar gula dalam darah yang justru memicu peningkatan bilirubin. Oleh karena itu, terapi obat-obatan bukan menjadi pilihan utama untuk menangani hiperbilirubin karena biasanya dengan fototerapi si kecil sudah bisa ditangani. 4. Menyusui Bayi dengan ASI Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan urin. Untuk itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan kecilnya. Akan tetapi, pemberian ASI juga harus di bawah pengawasan dokter karena pada beberapa kasus, ASI justru meningkatkan kadar bilirubin bayi (breast milk jaundice). Di dalam ASI memang ada komponen yang dapat mempengaruhi kadar bilirubinnya. Sayang, apakah komponen tersebut belum diketahui hingga saat ini. Yang pasti, kejadian ini biasanya muncul di minggu pertama dan kedua setelah bayi lahir dan akan berakhir pada minggu ke-3. Biasanya untuk sementara ibu tak boleh menyusui bayinya. Setelah kadar bilirubin bayi normal, baru boleh disusui lagi. 5. Terapi Sinar Matahari Terapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya dianjurkan setelah bayi selesai dirawat di rumah sakit. Caranya, bayi dijemur selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Seperempat jam dalam keadaan telentang, misalnya, seperempat jam kemudian telungkup. Lakukan antara jam 7.00 sampai 9.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin. Di bawah jam tujuh, sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan di atas jam sembilan kekuatannya sudah terlalu tinggi sehingga akan merusak kulit. Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat merusak matanya. Perhatikan pula situasi di sekeliling, keadaan udara harus bersih. DUA JENIS KUNING Hiperbilirubin, tutur Dewi, dibagi menjadi dua, yakni ikterus neonatus fisiologis dan ikterus neonatus patologis. 1. Ikterus neonatus fisiologis (hiperbilirubin karena faktor fisiologis) merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi lahir, dan akan "sembuh" pada hari ke-7. Penyebabnya organ hati yang belum "matang" dalam memproses bilirubin. Jadi, hiperbilirubin karena faktor fisiologis hanyalah gejala biasa. Meski begitu, orang tua harus tetap waspada. Bisa saja di balik itu terdapat suatu penyakit. 2. Ikterus neonatus patologis; hiperbilirubin yang dikarenakan faktor penyakit atau infeksi. Misalnya akibat virus hepatitis, toksoplasma, sifilis, malaria, penyakit/kelainan di saluran empedu atau ketidakcocokan golongan darah (rhesus). Hiperbilirubin yang disebabkan patologis biasanya disertai suhu badan yang tinggi (demam) atau berat badan tak bertambah. Biasanya bayi kuning patologis ditandai dengan tingginya kadar bilirubin walau bayi sudah berusia 14 hari. [balita-anda] tanya bayi hampir 40 hari masih kuning Setiawati Sun, 09 Jul 2006 21:16:22 -0700 Dear moms n dads, Ada titipan dari sepupu aku nih Anak pertamanya kan udah berusia hampir 40 hari tapi sampe sekarang kok masih kuning Udah di tes bilirubinnnya masih diatas 10 yaitu 13. Ga ada tindakan apa2 dari DSAnya katanya suruh dipantau aja Berat badannya dalam sebulan ini udah naik 1,7 kilo (lahir 3,1 kg) Sebagai informasi anaknya juga suka rewel Kira-kira gejala apa ya? Mohon sharingnya barangkali ada yang punya pengalaman ? Tks Wati-bundasasha Uci mamaKavin http://oetjipop.multiply.com Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com ------------------------------------------------------------------------ -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED] -------------------------------------------------------------------------- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]