Mbak Mei...

Kalo kesakitan seperti itu coba diperiksa ke dsog aja Mbak..

ini ada artikel dari milis sebelah ya..semoga membantu..


TANDA-TANDA SI KECIL LAHIR KE DUNIA
 Persalinan pertama selalu membuat panik sebagian besar kaum wanita. Kenali
tanda-tanda kelahiran sebelum dimulai proses sesungguhnya. Hal itu akan
mempermudah calon ibu menjalaninya. Jangan lupa, kekuatan mental berpengaruh
cukup besar. 


Kehadiran seorang bayi bagi pasangan muda merupakan hal yang amat
membahagiakan. Apalagi bagi wanita. Setelah mengandung selama sembilan
bulan, ia berharap proses kelahiran bayinya bisa berjalan lancar. Sayangnya
harapan itu kadang tak sesuai kenyataan. Tapi Anda tak perlu khawatir.
Percayalah, hanya sedikit kehamilan yang persis sama dengan buku-buku teori.



Kelahiran bayi dibagi (dengan sendirinya oleh alam dan secara resmi oleh
ilmu pengetahuan) dalam beberapa tahap. Tahap pertama, proses persiapan
persalinan dengan fase awal, aktif, dan transisi. Dalam tahap ini terjadi
pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kelahiran
sampai bayi keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap
berikut, pasca lahir, yakni observasi terhadap ibu selama satu jam usai
plasenta keluar. 


KONTRAKSI 


Ini biasanya fase paling lama. Untungnya tingkat nyerinya masih sangat
rendah atau belum terlalu terasa. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3
cm, juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu
beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari
satu menit). Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam
(atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas. 


"Perubahan lain ditandai turunnya kepala janin ke rongga panggul," kata dr.
Nasdaldy, DSOG dari RSIA Hermina, Jakarta. Penurunan dapat terjadi beberapa
kali, beberapa minggu menjelang kelahiran. Atau hanya terjadi sekali saja
saat menjelang persalinan sesungguhnya. 


Reaksi pada ibu pun macam-macam. Ada yang merasakan mulas, nyeri di bagian
punggung atau pinggang. Bisa juga sudah mengeluarkan lendir bercampur bercak
darah dari vagina. "Tapi pengeluaran bercak tak selalu lengket di celana.
Kadang hanya tertahan di bagian dalam saja," ujar dr. Nasdaldy. 


Jika kontraksi masih jarang, calon ibu tak perlu segera ke rumah sakit.
Kegiatan rutin sehari-hari masih bisa dilakukan sepanjang masih bisa
merasakan kontraksi tak bertambah kencang. Jika kemudian kontraksi bertambah
kencang dan makin teratur, segera ke rumah sakit. Tentu dengan perlengkapan
yang sudah disiapkan sebelumnya, seperti kain panjang, baju ganti, makanan
kecil, buku bacaan, dan sebagainya. 


Satu hal yang patut diingat, perkiraan persalinan yang disebutkan dokter,
tak selamanya benar. Bisa saja maju atau mundur dua minggu dari jadwal yang
telah diperkirakan dokter. 


LEHER RAHIM MAKIN TERBUKA LEBAR 


Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar 2-3
jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan
jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm. Jika sudah mencapai
keadaan ini, sebaiknya calon ibu sudah berada di rumah sakit. Paling tidak,
prosedur pendaftaran sudah harus dilakukan. Lebih baik malah urusan
pendaftaran dan pesan kamar sudah dilakukan saat kehamilan memasuki usia 7
bulan. Soalnya, kerap kali rumah sakit (terutama yang beken), kehabisan
kamar. 


Serangkaian pemeriksaan rutin akan dilakukan menjelang kelahiran. Mengenakan
baju yang disediakan pihak rumah sakit sudah menjadi kebiasaan di banyak
rumah sakit, terutama di kota-kota besar. Perawat akan meminta contoh air
kemih, memeriksa denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, dan suhu tubuh.
Juga akan memeriksa adanya cairan ketuban, perdarahan atau pengeluaran
lendir dari vagina. 


Kondisi janin pun akan dipantau. Misalnya dengan mendengarkan denyut jantung
bayi melalui stetoskop. Di beberapa rumah sakit yang lebih modern, digunakan
alat pantau janin. Sedangkan bagaimana posisi janin, merupakan pemeriksaan
berikutnya yang akan dilalui calon ibu. 


Pemeriksaan dalam bagi calon ibu akan dilakukan secara rutin. Gunanya untuk
memantau perkembangan pembukaan leher rahim, sehingga bisa segera dilakukan
tindakan tepat jika tak terjadi kemajuan. "Umumnya dokter akan menunggu
pembukaan ini secara alamiah. Kecuali jika memang terjadi kelainan pada
rahim yang diketahui sebelumnya semisal adanya kista atau mioma," terang dr.
Nasdaldy, yang mengambil spesialisasi masalah kanker rahim. Kondisi tersebut
memang akan mempengaruhi kontraksi pada rahim sehingga tak mendorong leher
rahim untuk membuka. Akibatnya jalan rahim tetap menutup padahal ibu sudah
merasakan mulas cukup lama. 

Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat
berbarengan dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali
selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu merasa
seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda. 


Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat, sekitar
15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan sangat kuat
di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus disertai dorongan
untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan berkeringat dingin. 


Pengeluaran lendir dan darah makin bertambah karena makin banyak pembuluh
kapiler yang pecah. Mungkin juga terjadi kejang kaki. Kadang mengantuk di
antara waktu kontraksi karena oksigen dipindahkan dari otak ke daerah
persalinan, sehingga seolah ibu sudah kehabisan tenaga sebelum 'pertarungan'
benar-benar terjadi. 


Secara emosional, calon ibu mengalami perasaan tak berdaya dan pasrah.
Bingung, gelisah, dan sulit memusatkan perhatian, apalagi istirahat. Tak
jarang pula ia frustrasi karena belum ada instruksi untuk mengejan,
sementara dorongan ke arah sana sudah muncul. Dokter memang akan melarang
ibu mengejan sebelum pembukaan sempurna betul agar tak terjadi kesulitan
saat pengeluaran bayi. 


DORONG SEIRAMA INSTRUKSI DOKTER 


Proses persalinan, seperti dipaparkan dr. Nasdaldy, mengandung 3 komponen.
Pertama, passanger yaitu bayi itu sendiri. Kedua, passage, yaitu jalan
lahir. Ketiga power, yaitu kontraksi atau yang disebut his. 


"Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen itu harus dalam
kondisi baik," kata dr. Nasdaldy. Bayi tak terlalu besar ukurannya agar bisa
melalui jalan lahir dan powernya pun harus teratur serta efektif hingga
mampu membuka jalan lahir sampai penuh dan sempurna. 


Dengan begitu, partisipasi aktif ibu dalam proses kelahiran tak kalah
penting. Dorongan kuat dari ibu akan membantu bayi keluar melalui jalan
lahir dengan baik. Proses mendorong bayi keluar biasanya sangat singkat, 10
menit. Tapi ada kalanya perlu waktu antara setengah sampai satu jam. Bahkan,
jika terjadi berbagai komplikasi, bisa mencapai 3 jam. 


Mengejanlah sekuat mungkin tapi tetap seirama dengan instruksi dokter. Makin
efisien dorongan dari ibu, makin memudahkan bayi keluar. Dorongan yang panik
dan tak teratur hanya akan menghamburkan tenaga dan hanya sedikit kemajuan
yang dicapai. 


Tarik beberapa kali nafas dalam, sementara kontraksi terjadi. Tarik nafas
sekali lagi dan tahan. Saat kontraksi mencapai puncaknya, doronglah
(mengejan) sekuat mungkin. Lebih baik mengikuti irama dorongan dengan baik
ketimbang menahan nafas terlalu lama, karena akan menambah risiko pecahnya
pembuluh darah di mata dan wajah Anda. Selain itu, menambah risiko
berkurangnya suplai oksigen ke janin. Saat mengejan, lemaskan seluruh tubuh.
Ketegangan akan melawan usaha mengejan. 


Posisi calon ibu saat melahirkan turut membantu lancarnya persalinan. Posisi
setengah duduk atau setengah jongkok mungkin posisi terbaik karena posisi
ini memanfaatkan gaya berat dan menambah daya dorong ibu. 


PENGELUARAN PLASENTA 


Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas
belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam
rahim harus dikeluarkan. 


Mungkin ibu tak akan merasakannya lagi. "Tapi kontraksi masih akan tetap
ada, kendati tak sekuat sebelumnya," kata dr. Nasdaldy. Masing-masing
berlangsung sekitar satu menit. Mengerutnya rahim akan memisahkan plasenta
dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau ke
vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat
mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses
pengeluaran bayi. 


Bila plasenta telah keluar, dokter akan segera menjahit robekan atau
episiotomi. Bersabarlah untuk beberapa saat. Usai itu ibu bisa menggendong
bayi dan menyusuinya. 


BERBAGAI KOMPLIKASI 


Umumnya dokter akan membiarkan bayi keluar dengan normal selama tak ada
indikasi kelainan dari ibu maupun bayi. Tapi, cukup banyak kejadian di mana
seorang calon ibu harus merasakan mulas selama berjam-jam tanpa ada kemajuan
berarti. 


Kemajuan proses persalinan diukur melalui adanya pembukaan leher rahim dan
turunnya janin ke rongga panggul. Proses persalinan normal akan didukung
oleh tiga unsur utama: kontraksi rahim yang kuat yang secara efektif membuka
leher rahim, bayi dapat melewati jalan lahir, dan panggul yang cukup luas
untuk memudahkan keluarnya janin. Bila salah satu unsur tadi tak ada maka
memungkinkan untuk terjadi kelahiran yang tak normal.Berikut sejumlah
komplikasi yang mungkin saja terjadi: 


1.Fase Laten Terlalu Lama 


Ini terjadi bila tak ada kemajuan pada pembukaan leher rahim yang terjadi
setelah 20 jam pada kelahiran pertama, dan 14 jam pada ibu yang pernah
melahirkan. Penyebabnya, bisa karena terlalu banyak obat sebelum persalinan
dimulai. Kadang, penyebabnya bisa psikologis. Seorang ibu yang panik
mengakibatkan dilepaskannya bahan kimia pada sistem saraf yang menghambat
kontraksi rahim. 


Umumnya dokter memberikan rangsangan lewat suntikan atau infus. Dokter pun
akan mempertimbangkan kemungkinan adanya ketidaksesuaian ukuran kepala janin
dengan rongga panggul ibu (disproporsi caphalopelvic). Dokter akan mengambil
langkah pembedahan caesar setelah melewati waktu 24 jam. 


2.Disfungsi Primer 


Bila fase aktif berjalan sangat lamban, pembukaan per jam kurang dari 1-1,2
cm untuk ibu dengan kelahiran pertama dan 1,5 cm untuk ibu yang pernah
melahirkan. Kerja rahim pada proses ini bisa dipercepat dengan cara calon
ibu berjalan-jalan dan tetap mengosongkan kantong kemih. Maksudnya agar tak
menghambat turunnya janin ke rongga panggul. 


3.Berhentinya Pembukaan Sekunder B 


Dalam fase aktif tak ada kemajuan pembukaan selama dua jam atau lebih. Ibu
dapat membantu proses dengan aksi gaya berat, yaitu duduk tegak, jongkok,
berdiri, atau berjalan. Jika diketahui penyebabnya disproporsi cephalovic,
dokter akan melakukan bedah caesar. 


4.Turunnya Janin Secara Tak Normal 


Bila bayi bergerak menuruni jalan lahir dengan kecepatan kurang dari 1 cm
pada kelahiran pertama, dan 2 cm pada kelahiran berikutnya. Biasanya dokter
akan menggunakan cunam atau forcep (alat bantu persalinan). Tapi ini sangat
jarang dilakukan. Kebanyakan dokter akan memberikan suntikan rangsangan. 


5.Tahap Kelahiran Bayi Yang Terlalu Lama 


Yaitu tahap pengeluaran bayi lebih dari dua jam untuk kelahiran pertama.
Jika kondisi ibu dan bayi masih dalam keadaan baik, dokter akan tetap
menunggu dengan persalinan normal. Tapi jika ada kondisi yang mengarah pada
harus segera dilahirkan, dokter akan melakukan bedah caesar. 



Riesnawiati Soelaeman.Foto:Rohedi(nakita)

Tanda-Tanda Persalinan Palsu


Beberapa tanda persalinan palsu adalah: 
* Kontraksi berlangsung sementara. Terjadi dengan jarak waktu tak teratur
dan lama. Juga tak bertambah kuat dan cepat. 
* Nyeri pada perut bagian bawah. 
* Banyak berjalan, kontraksi malah menghilang. 
* Kontraksi terhenti dengan memberi rasa nyaman, misalnya usapan. 
* Rasa sakit menghilang jika mengubah sikap tubuh. 


 salam,
BundaVaNif   
 
-----Original Message-----
From: Mei Diana Nababan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 20, 2006 1:26 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Tanya bedanya Braxton Hicks sama kontraksi
persalinan yang sebenarnya




Mei Diana Nababan
Support, Enterprise and Network Solutions [SENS]
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
Bank Danamon Building, 4th Fl
Jl. Kebon Sirih No. 15
Jakarta 10340, Indonesia 

Moms,
Tanya donk, apa bedanya braxton hicks sama kontraksi yang
sebenarnya(tanda2 mau melahirkan), krn saya (34 mg) kadang suka kenceng
perutnya... memang sih ga sering, tp kl dah kenceng suka sakit smp harus
duduk... trs kadang pusing mual n eneg... n kadang kalau abis buang air
kecil, suka sakit perutnya smp mesti di pegang.. apa turun bero atau
gimana ya??

Mohon sharingnya donk...



================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke