Rekan2 orangtua dari para balita yang baik2, Sambil kita diskusi soal balita kita, saya mau mau mengajak berdiskusi sehat tentang pendidikan anak-anak balita kita dalam soal hidup berbhinneka. Kata banyak pakar, kasus2 SARA selama ini tak bisa dipisahkan dari pendidikan anak (balita) di dalam keluarga. YAitu akibat orangtua selalu secara nggak sadar mengari bahwa perbedaan yang ada di sekitarnya, sebagai sebuah pertentangan. Misalnya (ini misal, lho bukan berprasangka), anak2 dari keluarga Muslim 'diajari' bahwa orang Kristen itu ...., anak2 dari keluarga Nasrani dicekoki bahwa orang Islam itu ...., anak2 dari keluarga Jawa 'diajari'.... anak-anak dari keluarga Minang 'diajari' bahwa orang Batak...... Lihat saja, meski baru berumur 3-5 tahun (masih balita kan?), anak-anak di kampung, sudah bisa ngata-ngatain Cina jika kebetulan mereka melihat ada orang Tionghoa. Sementara itu, saya lihat ada anak kenalan, seorang non-Muslim, yang enggak mau berteman dengan anak-anak sebayanya yang Muslim. (Ngeri nggak tuh) Pertanyaan saya: kenapa hal itu bisa terjadi, mengingat mereka masih anak2 balita? Bukankah mustahil hal ini terjadi karena membaca koran, nonton televisi, atau dikompori provokator, kalau bukan karena pengaruh ortunya ? (Atau hal-hal itu juga berperanan?) Ayo rekan2, kasih saran dong, pendidikan apa dan bagaimana yang sebaiknya kita lakukan di rumah, agar di kemudian hari anak-anak balita kita kelak ketika dewasa bisa hidup toleran dengan lain suku/ras/etnis dan lain agama ? Bukankah indah sekali jika di suatu hari kelak kita betul2 punya Indonesia yang baru sama sekali, yang orang-orang dewasanya bisa hidup rukun berdampingan dalam pluralisme? salam sejahtera Cemara --------------------------------------------------------------------- "Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya" To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] HI-Reliability low cost web hosting service - http://www.IndoGlobal.com