Renungan untuk kaum muslimin ... Thanks, PURWANTO
----- Forwarded by Purwanto Purwanto/ID/APAC/TCCC on 03/26/2002 03:54 PM ----- http://www.eramuslim.com Pilih Kerja dan Karier Atau Pilih Anak? Publikasi: 26/03/2002 10:07 WIB Pertanyaan Assalaamu'alaikum Wr Wb Bismillaahir rahmanir rahiim, Ustadz, saya ini seorang ibu muda yang memiliki seorang anak berumur 8 bulan. Sekarang saya sedang menyelesaikan studi S2 saya di salah satu institut negeri di Indonesia, dan saya juga sedang dalam masa percobaan menjadi dosen di institut tersebut (sudah 3 bulan). Sebelumnya, saya hanya bekerja di rumah, yaitu membuat aplikasi/software/situs web berdasar pesanan dari kolega suami. Kemudian, saya mencoba melamar menjadi dosen untuk memenuhi permintaan ibu saya. Saya setuju untuk menjadi dosen, karena saya fikir pekerjaan menjadi dosen tidak akan menuntut full-time, namun ternyata, institut menuntut lain, saya harus full time, sekitar jam 8.30-15.30. Tadinya saya ingin pindah ke institusi lain (yang waktunya lebih longgar), tapi ibu saya tidak mengijinkan, karena menurut beliau, institut ini merupakan yg terbaik di indonesia. Yang menjadi masalah adalah bahwa selama saya bekerja, hati saya tidak tenang, karena selalu teringat buah hati saya di rumah, saya fikir seorang ibu sangat bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, dan saya tidak ingin merepotkan ibu saya dengan menitipkan anak saya pada beliau (sekarang anak saya diasuh oleh baby-sitter). Saya sangat membutuhkan masukan dari Ustadz, berkaitan dengan peran muslimah yang sesungguhnya dan sesuai dengan Qur'an-sunnah. Jazakumullaah khairan katsiraa. Wassalaamu'alaikum Wr Wb AP Jawaban Assalaamu'alaikum Wr Wb Hati adalah tempat gejolak jiwa. Di dalamnya berhimpun kecenderungan yang fitrah dan baik yang kadang juga terkotori oleh kotoran-kotoran dari luar yang kemudian sedemikian merasuk dan mendarah daging sehingga menyatu dengan daging hati itu sendiri. Prosesnya dimulai dengan dosa-dosa yang melumuri hati dari luar yang kemudian karena dibiarkan tanpa tobat, selanjutnya akan merasuk ke dalam daging hati tsb dan menjadi bagian dari dirinya. Pada proses awal, si hati akan berontak menolak keadaan tidak fitrah yang dirasakannya, dan berusaha memberitahu si empunya hati (manusianya) agar segera membersihkan kotoran dosa dengan tobat sehingga si hati kembali jernih dan tetap sensitif, lembut dan bersinar. Jika si empunya hati tak mempedulikan teriakan merana si hati ini, lama kelamaan ia tak akan sanggup lagi berteriak memberi tahu keadaannya karena ia semakin tertutupi oleh kotoran dan kerak yang mengeras. Jadilah ia bisu, mengeras dan bahkan mati. Dalam keadaan seperti itu, tak adalah lagi fitrah yang bisa tampak dari si empunya hati yang mati. Segala tindakannya, ucapannya, dan keinginannya sudah dilandasi segala sesuatu bisikan si jahat yang berhasil mematikan si hati, yaitu syetan dan nafsu sebagai alatnya. Hati anda sendiri yang mengatakan bahwa apa yang anda lakukan tidak sesuai dengan tuntutan fitrah (dan kami percaya anda lebih tahu apa yang anda alami), dan kemudian hati anda berusaha memberi tahu anda bahwa ini semua tidak tepat. Dalam hidup manusia dihadapkan pada berbagai tugas, tanggung jawab, keinginan dsb, baik yang datang dari Allah SWT, dari masyarakat, orangtua, pekerjaan, anak, guru, teman, atau siapa saja dan apa saja. Sebagai manusia harus pandai-pandai memilih prioritas amal/perbuatan yang mana yang paling baik dan paling tepat untuk saat ini. Menjadi dosen yang baik dan segala aktifitasnya adalah sebuah kebaikan, menuruti kemauan ibu adalah baik, menjadi ibu dan istri yang penuh perhatian dan tanggung jawab, juga kebaikan. Semua adalah kebaikan, yang jika tidak menuntut waktu yang sama, maka tidak akan timbul konflik dalam batin. Konflik timbul karena pada saat yang sama kita hanya bisa memilih satu atau dua saja dan terpaksa mengabaikan yang lain. Masa kecil anak-anak tak dapat diulang lagi setelah anda pensiun. Jika sudah berlalu, akan selamanya berlalu dan tak bisa diulang. Dalam menghadapi situasi ini, anda harus merumuskan mana-mana yang merupakan tugas dari Allah dan apa sifat tugas tsb? Wajib kah? Bolehkah digantikan? seberapa jauh kemungkinannya untuk digantikan? Siapa yang menggantikan? Tugas dari Allah harus didahulukan untuk mengenalinya dan mendudukkan derajat kewajibannya, sebab akan menentukan nasib kita di alam abadi sana. Jika ini diabaikan kita akan menyesal bukan hanya seumur hidup, tapi (na?udzubillah) sepanjang keabadian di akhirat sana. Kenali dan rumuskan semua tugas, kewajiban dan keinginan anda dan tentukan skala prioritasnya berdasarkan kemungkinan dan kesempatan daya dukung yang ada. Insya Allah anda bisa memilih jalan yang tepat saat ini dan di masa datang, dengan satu syarat utama: tetaplah berkonsultasi aktif pada Allah? dalam bentuk taqarrub ilallaah. Wallahua?lam bishshowwaab. Wassalaamu'alaikum Wr Wb HM Ihsan Tanjung dan Siti Aisyah Nurmi >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]