Suara Merdeka
Selasa, 15 Februari 2000 

Bisa karena Faktor Keturunan 
Anak Nakal Belum Pasti Termasuk Hiperaktif  

        Jangan terlalu cepat memberikan label hiperaktif kepada anak nakal
atau sebaliknya. Sebab jika nakal yang dimaksud mengarah ke hal negatif atau
kriminal, itu keliru.

''Anak hiperaktif tidak mencuri, merusak barang, berbohong, lari dari rumah,
dan menganiaya binatang,'' kata psikiater dr Ismed Yusuf SpJ.

Hal itu terungkap dalam seminar ''Pengelolaan Anak Hiperaktif dalam
Keluarga'' di Gedung Prof Ir Soemarman, kampus Undip Pleburan, Sabtu lalu.
Psikiater dari FK Undip itu tampil sebagai pembicara bersama Dra Suci Murti
Karini MSi dari Undip dan Dr Endang Ekowarni dari UGM.

Namun, lanjut dia, jika nakal yang dimaksud sulit konsentrasi, tak bisa
duduk diam, berlari atau memanjat ke sana ke mari, banyak bicara dan tak
bisa beraktivitas dengan tenang, semua itu ciri anak hiperaktif.  

Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi dia memperkirakan berkaitan dengan
genetika, cedera otak, neutransmiter, neurologis dan psikososial. ''Bisa
faktor keturunan dari bapak yang dulu juga hiperaktif. Kalau faktor
psikososial biasanya jenis ringan.''  Suci Murti mengatakan, untuk
menentukan apakah anak betul-betul hiperaktif bisa dilihat dari gejala yang
menonjol tersebut.  ''Intelegensianya juga biasanya di bawah normal, karena
lingkungan kesulitan memberikan stimulasi mental. Di sekolah dia sulit
mengikuti pelajaran.'' 

Penelitian di luar negeri menunjukkan hiperaktif banyak diderita anak
laki-laki dengan perbandingan 10:1. Di Amerika Serikat prevalesinya 2-20%
pada usia pra sekolah-pubertas. ''Di Indonesia belum ada penelitian pasti,
tetapi diperkirakan pada anak sekolah sekitar 3%.'' Dia mencontohkan seorang
ibu yang mengeluh bingung menghadapi anak laki-lakinya yang berumur enam
tahun. Anak sulit diatur, suka membangkang, tidak disiplin, dan malas
mengerjakan PR.  ''Di kelas dia sebentar-sebentar mengganggu teman, gurunya
kewalahan sehingga menganggap dia sebagai perusuh.'' Penelitian menunjukkan
anak hiperaktif yang belajar di SD, 50-85% mengulang kelas satu kali, 30%
2-3 kali, dan 10% harus mengikuti kelas khusus.  ''Emosinya juga
meledak-ledak, bisa cepat marah disertai ketakutan hebat dan iri hati yang
tak masuk akal. Dia juga tidak bisa bersosialisasi dengan sebayanya.''  

        Sejak Bayi Lebih Lanjut Ismed mengatakan, anak hiperaktif bisa
dideteksi sejak dini. Yaitu pada bayi usia satu bulan. Misalnya bayi yang
rewel, jadwal tidur dan menyusui tidak bisa diatur, tidak tahan suara,
cahaya, temperatur, dan perubahan lingkungan.

''Dia selalu gelisah, kalau popok basah sedikit dia akan menangis.'' Gejala
lebih mudah dilihat ketika anak berusia dua tahun hingga memasuki usia SD.
''Hiperaktif itu bisa menghilang sebelum usia 12 tahun, bisa meninggalkan
sisa, menetap, bahkan menjadikan pribadi yang antisosial.'' Pendeteksian
dini akan memudahkan penanggulangan dan pengobatan. dengan demikian dokter,
psikiater, atau psikolog bisa mengarahkan pola asuh orang tua.

''Proses pengobatan tak selalu memerlukan obat-obatan. Bisa dengan pola asuh
dan beberapa terapi.'' Namun hal itu juga tergantung pada berat atau ringan,
usia, komplikasi, dan dukungan orang tua, keluarga, dan lingkungan.  Endang
Ekowarni menambahkan, psikoterapi biasanya diberikan untuk membantu si anak
mengatasi ketidakmampuan mengontrol gerakan motorik dan perilaku.  Misalnya
psikoterapi pelatihan berpikir dengan menghindarkan anak dari berbagai
rangsangan. Dengan cara mengubah dan mengurangi perkakas dalam ruangan.
Terapi perilaku membantu anak mempelajari perilaku baru melalui proses
pembentukan.  ''Jika anak berhasil duduk tenang, perlu diberi penguat,
misalnya acungan jempol, pelukan, pujian, atau tepuk tangan.'' Keberadaan
anak hiperaktif dalam keluarga dan lingkungan sangat membantu proses
''penyembuhan''.  ''Anak seperti itu butuh suasana damai. Jika situasi
keluarga penuh ketegangan, emosi anak akan makin tidak terkontrol dan sulit
mengendalikan diri.''(Reny Martini-13g)         



Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com 
Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]









Kirim email ke