FYI Balita pun Perlu Olahraga
Sebuah panduan baru dikeluarkan oleh organisasi olahraga Amerika untuk anak-anak di bawah umur lima tahun. Setiap usia memerlukan bentuk dan jenis olahraganya sendiri. Panduan yang dikeluarkan The National Association for Sport and Physical Education didesain untuk murah, merangsang kemampuan motorik dan keterampilan pada anak-anak berbeda usia. Bayi, 0-12 bulan: a.. Olahraganya lebih pada memainkan mainan yang mudah dijangkau, warnanya terang, tidak keras, memiliki tekstur beragam sehingga bentuk-bentuknya ini merangsang anak untuk menjangkaunya. a.. Bayi yang baru belajar untuk memutarkan badannya akan termotivasi untuk terus bergerak jika orang tua melambai-lambaika mainan sehingga anak berusaha untuk meraihnya. a.. Sediakan daerah yang luas untuk bermain, tidak semata-mata di atas tempat tidur. Bisa di atas karpet yang diberi seprei, pastikan aman. Anak-anak 12 - 36 bulan: a.. Menangkap, melembar dan mengejar bola melatih kordinasi tangan dan mata. a.. Berdansa atau bernyanyi mengikuti irama musik melatih kesadaran dan keseimbangan. a.. Jika sedang menyiapkan makan, bisa meminta anak untuk mengambilkan sesuatu yang tak akan jatuh atau rusak, mudah dijangkau dan diletakkan kembali. a.. Naik tangga melatih otot kaki dan kordinasi, namun, harus dilakukan dengan aman dan diawasi. Tangga sebaiknya ada karpetnya dan tak keras. Pra Sekolah, 3-5 tahun: a.. Bantu anak berjalan-jalan di taman atau tempat yang aman dari mobil dan kendaraan lainnya. Jalan melatih keseimbangan. a.. Letakkan sebuah objek atau benda, dan mintalah anak untuk berlari mengitarinya. Bisa juga sebatang pohon, untuk melatih bagaimana berbelok dan seimbang. a.. Pada umur sekitar tiga tahun, anak belajar untuk loncat. Mintalah anak untuk loncat dengan satu kaki, lalu bergantian, untuk melatih keseimbangan dan memperkuat otot kaki. Gerakan bisa dipercepat saat mereka menginjak usia empat tahun. a.. Permainan sebaiknya tidak terlalu kompetitif. Anak-anak pra sekolah masih belum bisa bermain secara tim karena kemampuan sosial dan kognitifnya belum berkembang. Memaksakan mereka bermain sesuai aturan dan dalam tim bisa membuat frustasi sehingga minat pada olahraga bisa berkurang. (rin) sumber : http://www.lippostar.com