>Kehamilan, Anugerah yang Mesti Diwaspadai
> >
> >ADA beberapa keadaan kehamilan yang perlu diwaspadai, bahkan dihindari,
> >karena keadaan tersebut mungkin akan menimbulkan masalah. Bila kehamilan
> >seperti itu terlanjur terjadi, ibu perlu memeriksakan kehamilannya lebih
> >sering dan meminta pertolongan persalinan kepada bidan atau dokter. Ibu
> >dan
> >keluarganya perlu mengenali tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan,
> >nifas.
> >
> > The White Ribbon Alliance for Safe-motherhood yang terdiri atas
organisasi
> > dari mancanegara mengingatkan para ibu dan keluarganya tentang berbagai
> > hal
> > yang mengancam ibu hamil.
> >
> > 1. Ibu hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu
dianjurkan
> > hamil pada usia antara 20 hingga 35 tahun, karena ibu lebih siap hamil
> > secara jasmani dan kejiwaan. Pada usia di bawah 20 tahun, rahim dan
> > panggul
> > seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil
pada
> > usia itu mungkin mengalami persalinan lama/macet, atau gangguan lainnya
> > karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya
> > sebagai
> > orangtua. Sedangkan bila ibu hamil di atas 35 tahun atau lebih
> > kesehatannya
> > sudah menurun. Akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan
> > lebih
> > besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan.
> >
> > 2. Jumlah anak empat orang atau lebih. Pada kehamilan, rahim ibu
teregang
> > oleh adanya janin. Bila terlalu sering melahirkan, rahim akan semakin
> > lemah.
> > Bila ibu telah melahirkan empat anak atau lebih, maka perlu mewaspadai
> > adanya gangguan pada waktu kehamilan persalinan dan nifas.
> >
> > 3. Bila jarak kelahiran dengan anak sebelumnya kurang dari dua tahun,
> > rahim
> > dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik. Kehamilan pada keadaan ini
> > perlu
> > diwaspadai, karena ada kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik,
> > mengalami
> > persalinan yang lama atau perdarahan.
> >
> > 4. Bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, perlu diwaspadai bahwa ibu
> > mungkin mempunyai panggul sempit, sehingga sulit melahirkan. Walaupun
> > tidak
> > selalu demikian, namun ibu harus merencanakan persalinannya dengan
> > pertolongan bidan atau dokter.
> >
> > 5. Ibu yang memiliki lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm perlu
> > diperhatikan, karena berarti ibu mungkin menderita kekurangan energi
> > kronis
> > (KEK) atau kekurangan gizi yang lama. Bila hamil, ibu mungkin akan
> > melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Pertumbuhan dan perkembangan
> > janin mungkin terhambat, sehingga mempengaruhi kecerdasan anak nantinya.
> > Ibu
> > harus memeriksakan diri lebih sering dan persalinannya ditolong oleh
bidan
> > atau dokter. Cara mengukur lingkar lengan atas (LILA): lengan harus
dalam
> > posisi bebas. Lengan baju dan otot lengan atas dalam keadaan tidak
tegang
> > atau kencang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran biasa.
LILA
> > diukur di bagian tengah, antara bahu dan siku lengan kiri. Pengukuran
LILA
> > bisa dilakukan oleh ibu sendiri, salah satu anggota keluarga, atau
kader,
> > cukup satu kali dalam setahun.
> >
> > 6. Bila ibu pernah mengalami kehamilan dan persalinan yang bermasalah
> > seperti kejang, perdarahan, demam tinggi, persalinan lama lebih dari 12
> > jam,
> > melahirkan dengan cara operasi, bayi lahir mati dan lain-lain, maka
> > kehamilan ibu yang sekarang perlu diperiksa dokter, dan ibu harus
bersalin
> > dengan pertolongan dokter. Ingat kehamilan adalah anugerah maka
janganlah
> > dijadikan sebagai bencana!
> >
> > **
> >
> > THE White Ribbon Alliance for Safe-motherhood adalah suatu forum atau
> > aliansi yang terdiri dari beberapa organisasi mancanegara. Mereka
> > bergabung
> > untuk meningkatkan kesadaran dunia internasional mengenai kebutuhan agar
> > kehamilan dan persalinan lebih aman bagi ibu dan bayi. Aliansi ini
> > berharap
> > agar isu ini menjadi prioritas utama bagi organisasi dan pemerintah di
> > negara-negara di dunia.
> >
> > Sedangkan aliansi "Pita Putih Indonesia", yang disebut sebagai Pita
Putih
> > telah dibentuk Oktober 1999, dimulai dengan enam organisasi. Kini sudah
> > lebih dari 50 organisasi pemerintah, non-pemerintah/LSM, sektor swasta
dan
> > individu. Kegiatan Pita Putih mendukung program Maternal Neonatal Health
> > (MNH) yaitu salah satu program Depkes RI yang bertujuan untuk
meningkatkan
> > kesehatan ibu dan bayi. Program ini juga memperoleh dukungan dari meneg
PP
> > sedangkan MNH mendapat bantuan dana dari USAID.
> >
> > Tujuan kampanye Pita Putih antara lain meningkatkan kesadaran dan
> > kepedulian
> > masyarakat terhadap tingginya angka kematian ibu dan mengajak masyarakat
> > bergotong royong untuk mencegah kematian ibu dan bayi baru lahir.
Berbagai
> > contoh yang dapat dilakukan oleh masyarakat misalnya membentuk atau
> > mengaktifkan kelompok pemerhati kesehatan ibu dan anak, membentuk
> > perkumpulan donor darah "siap sedia", membentuk sistem transportasi
untuk
> > keadaan darurat. Di samping membentuk kelompok (arisan) untuk pendanaan
> > dan
> > penanganan komplikasi dan atau persalinan.
> >
> > Simbol pita putih bertujuan untuk menyebarkan informasi bahwa di
Indonesia
> > setiap jam ada dua ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau
> > persalinan. Simbol mengenang setiap ibu hamil atau melahirkan yang
> > meninggal
> > dunia.
> >
> > Pita itu juga berarti meningkatkan kepedulian masyarakat dan mengajak
> > masyarakat bertindak mencegah kematian ibu hamil/melahirkan dan simbol
> > anti
> > kekerasan terhadap perempuan. Asal tahu saja, meninggal saat
> > hamil/bersalin
> > karena kelalaian bisa dikatagorikan sebagai salah satu bentuk kekerasan.
> >
> > Ninna Hilman/Sumber Departemen Kesehatan dan MNH
>
>



>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Kirim email ke