Dear Pak Roi,

Saya setuju dengan pendapat bahwa kalau seorang ibu
banyak 'berinteraksi' [baca: berinteraksi] dengan bayinya,
sang anak akan lebih terstimulir otaknya dibandingkan dengan
anak yang ibunya pendiam.

Namun, menganalogikan 'interaksi' dengan 'cerewet' . . . wah saya
jadi khawatir Ibu-ibu di milis ini jadi salah menginterpretasikannya
dan menganggap berinteraksi dengan bayinya sama dengan menjadi
cerewet.

Padahal yang selama ini dipahami oleh kebanyakan orang, 'cerewet'
sebagai kata yang memiliki konotasi negatif: "banyak bicara, pemarah,
dan terlebih lagi suka mengkritik."

So, please beware kalau mau nasehatin ibu-ibu di sini. Gunakan kata yang
tepat.

Bahaya, lho.... nanti mereka yang cerewet jadi tambah cerewet. . . . .  ;-)
Yang kasihan khan, anak-anak kita.

Thanx,

Chandra Purnama

----------------------------------------------------------------
The information transmitted is intended only for the person or entity to
which it is addressed and may contain confidential and/or privileged
material.  Any review, retransmission, dissemination or other use of, or
taking of any action in reliance upon, this information by persons or
entities other than the intended recipient is prohibited.   If you received
this in error, please contact the sender and delete the material from any
computer.


>> Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, 
>http://www.indokado.com/kueultah.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Kirim email ke