From: NGSCOM <[EMAIL PROTECTED]>

Pengetahuan para ibu yang tengah mengandung tentang anemia masih kurang, 
meskipun sikap terhadap materi pendidikan gizi dan pemeriksaan kehamilan
sudah 
cukup baik. Sementara hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata zat 
gizi ibu hamil juga masih di bawah jumlah yang dianjurkan.

Demikian kesimpulan Sri Rahayuningsih ketika mempertahankan disertasi untuk 
memperoleh gelar doktor dalam ilmu gizi di Universitas Indonesia (UI) hari 
Rabu (17/3) di Jakarta. Dokter yang sekarang berstatus sebagai staf pengajar

Program Studi Ilmu Gizi, Program Pascasarjana UI ini memperoleh yudisium 
sangat memuaskan.

Penelitian dalam dua tahap dilakukan di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten 
Bogor, Jabar, untuk usia kehamilan antara 12-28 minggu. Penelitian pertama 
selama empat minggu dengan mengambil contoh darah untuk mengetahui status 
hemoglobin dan serum ferritin, selain data-data penunjang lainnya, dan kedua

selama delapan minggu seperti dengan pemeriksaan kehamilan dan pemberian pil

zat besi.

Dalam penelitian yang dilakukan Sri Rahayuningsih ini juga menunjukkan
status 
zat besi (hemoglobin dan serum ferritin) ibu hamil yang meminum pil zat besi

dipengaruhi oleh interaksi antara makanan sehari-hari yang dikonsumsi dengan

jumlah pil besi yang diminum. Bagaimanapun peningkatan jumlah pil besi yang 
diminum tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada kadar hemoglobin.

Asupan protein dan jenisnya (protein nabati dan protein hewani) vitamin C, 
frekuensi makan daging, susu dan oncom mempunyai pengaruh terhadap status
zat 
besi. Hal lain yang diketemukan dalam penelitian ini adalah adanya
prevalensi 
anemia non-defisiensi besi 32,9 persen pada awal penelitian dan 28,4 persen 
pada akhir penelitian.

"Anemia tidak hanya disebabkan oleh defisiensi zat besi, bahkan anemia yang 
non-defisiensi zat besi ini cukup tinggi sekitar 25 persen. Mengingat 
tingginya prevalensi non-defisiensi cukup tinggi, maka saya menyarankan
untuk 
dilakukan penelitian agar dapat dilakukan penanggulangan anemia yang lebih 
tepat dan menyeluruh," kata Sri Rahayuningsih.

Selain itu untuk dapat menganjurkan makanan Indonesia sehari-hari yang
tepat, 
maka perlu dipelajari lebih lanjut pola makanan dan jenis makanan Indonesia 
yang dapat membantu penyerapan dan penggunaan zat besi dalam tubuh. Program 
perbaikan kualitas dan kuantitas makanan merupakan suatu program jangka 
panjang yang berkaitan dengan bidang-bidang lain.

Untuk lebih mempercepat peningkatan status zat besi, maka suplementasi zat 
besi tetap perlu diberikan dan hendaknya dimulai jauh sebelum masa
kehamilan, 
yakni pada awal usia reproduksi agar terbentuk cadangan zat besi yang cukup.


Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet






Kirim email ke