########### REFERENSI IBU MUDA Terbit setiap hari Senin  ########  

Edisi 30

Ibu Hamil Rugi kalau Tak Berenang

Renang adalah olahraga yang dianjurkan para dokter kandungan bagi ibu
hamil, bahkan  pada kehamilan bermasalah atau kehamilan  //kontra indikasi
absolut//.  

Ny. Santi yang sedang hamil 5 bulan, akhirnya  tak tahan juga dengan
kondisi tubuhnya yang kian  hari kian  terasa tidak fit.  Habis, sejak
hamil bulan pertama, dia berhenti olahraga, sih.  Sedang di rumahnya,
dengan adanya  Si Bibik, Ny. Santi relatif kurang kegiatan.   "Mas, antar
aku ke  //counter// baju renang, yuk. Mulai besok aku mau berenang, ah," 
ujar Ny. Santi  sambil menggandeng tangan suaminya di mal,  sore itu.  
Sang suami agak heran. "Sejak kapan kamu  tertarik berenang?"
"Lho, Mas ingat nggak pesan  dokter Tam-Tam (dokter kandungan Ny. Santi)?
Selama hamil,  kan aku harus tetap aktif,   termasuk berolahraga. Rasanya
badanku juga nggak enak nih, sudah mesti dibawa gerak. Aku pilih renang
saja, deh,"  jawab Ny. Santi. 
"Aman nggak sih, Ma? Waktu trimester pertama dulu kan,  hamil Mama sempat
ada ada fleknya?" kejar suami Ny. Santi lagi,  kali ini  bernada khawatir. 
Ny. Santi  cuma senyum. Tangannya asyik membolak-balik gantungan baju
renang. "Renang itu olahraga paling aman buat ibu hamil, Mas, termasuk 
buatku. Tenang, aku sudah konsultasi ke dokter, kok."
"Iya, deh. Asal jangan terlalu capek, ya," pesan suami Ny. Santi sambil
manggut-manggut.

Aman, Sehat, Segaaar!

Memang benar, Bu.  Kalau ada olahraga yang  aman dilakukan selama hamil,
termasuk pada kehamilan trimester pertama yang serba rawan itu, jawabannya
adalah renang.  
Bukan  cuma kalau kandungan ibu  normal, bahkan  jika kandungan bermasalah
atau kehamilan dengan kontra indikasi absolut, misal, pernah melahirkan
prematur,  mengalami kehamilan dengan kondisi //placenta previa//  (ari-ari
menutupi jalan lahir),  wanita hamil dengan panggul sempit,  atau 
kehamilan dengan  //kontra indikasi relatif//, seperti ibu hamil dengan 
anemia,  pembesaran kelenjar gondok,  diabetes,  hamil sungsang,  hamil
dengan badan terlalu kurus atau terlalu gemuk,   atau hamil yang pernah
mengalami perdarahan pada trimester pertama -- tapi bisa dihentikan, ibu
hamil masih tetap bisa melakukan olahraga air ini,  setelah berkonsultasi
dan dengan pengawasan dokter.  
Renang  bisa dikategorikan salah satu jenis aerobik dengan gerakan-gerakan
tubuh tertentu yang dilakukan  dengan cara mengambang di air. 
Dokter kandungan menganjurkan ibu hamil melakukan olahraga ini sebagai
pilihan saat hamil, lantaran   ketika hamil suhu  dalam rahim satu derajat
lebih tinggi daripada suhu tubuh ibu. Dengan berenang,  suhu badan Anda
tidak akan cepat meningkat. Sehingga risiko terjadinya gangguan pada janin
akibat suhu tubuh  yang meningkat dengan cepat,  bisa berkurang. 
Berenang juga termasuk olahraga yang dilakukan dengan  gerakan tenang,
perlahan, dan tanpa benturan, sehingga tidak akan 'menggoncangkan'  rahim.
Selain memperbaiki sistem pernapasan dan jantung, olahraga ini juga 
menguatkan otot tubuh, khususnya otot bagian kandungan,   juga punggung,
perut, dan kaki. "Berenang juga  meningkatkan kebugaran tubuh selama hamil
dan menjelang persalinan. Ini karena  sejuknya air  pasti menyegarkan dan
memiliki efek memijat," ujar spesialis  kedokteran olahraga, dr. Sadoso 
Sumosardjuno, D.S.O.R.
Hm, asyik kan, Bu?
     
Pilih-pilih Gaya 

Meski aman dan banyak manfaatnya bagi  ibu hamil,   tidak berarti olahraga
renang dapat dilakukan tanpa aturan main. Yang pasti, ibu hamil harus
mempertimbangkan keadaan  janin dalam kandungannya. Jadi, aturan main
sebelum //nyebur// antara lain,   mencermati pilihan gaya renang, waktu
latihan, intensitas latihan, dan pemanasan sebelum renang. Khusus kehamilan
bermasalah,  jangan lupa //ngobrol// dulu dengan dokter ya, Bu.
Menurur dr. Sadoso,  gaya berenang yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah
gaya bebas dan gaya dada. Ini mengingat gerakan  kedua gaya ini tenang,
perlahan, tanpa benturan.  
Gaya punggung tidak dianjurkan karena posisi tubuh  Anda dalam keadaan
telentang. Dalam posisi ini dikhawatirkan  terjadi penekanan pada pembuluh
darah di bagian belakang rahim, karena menahan berat janin. Padahal,
pembuluh darah ini akan mengalirkan darah dari bagian bawah kembali ke
jantung. Akibat penekanan  peredaran darah  bisa terganggu.
Selain gaya punggung,  gaya kupu-kupu  juga... jangan, deh.  Maklum, gaya
kupu-kupu banyak melibatkan gerakan di bagian pinggang.  Gerakan yang
terlalu banyak ini  kurang  baik bagi janin, sebab dikhawatirkan akan
menimbulkan 'benturan'  yang  mempengaruhi kondisi janin. 
O ya, meski kalau sudah ketemu air asyiknya luar biasa, sebaiknya ibu hamil
tidak  //kelamaan//  berenang. Cukup 15 menit, Bu. Memang betul suhu kolam
dapat menahan kenaikan suhu dalam kandungan, tapi berenang lebih dari 15
menit  bisa membuat suhu dalam kandungan meningkat lagi, sehingga bisa
membahayakan janin. 
Selain itu, sebaiknya ibu berenang  sebelum pukul 10.00 atau sesudah pukul
15.00. Pada waktu-waktu tersebut sinar ultraviolet matahari tidak  terlalu
akan merusak kulit (kecuali jika ibu berenang di kolam renang  tertutup)
dan tak membuat kulit hitam.  Suhu udara yang panas  bisa berdampak 
negatif bagi janin.
Dokter Sadoso juga berpesan, bagi ibu hamil yang sebelumnya tidak pernah
berolahraga, sebaiknya berenang secara bertahap.  
Awalnya, jangan berenang selama 15 menit terus-menerus tanpa istirahat. 
"Kalau Anda memaksakan diri, otot tubuh bisa cedera. Bagi yang sudah
terbiasa berenang sekali pun, berenang tak boleh dilakukan lebih dari 15
menit. Perlu diingat sekali lagi, porsi  latihan berlebihan akan 
meningkatkan suhu dalam kandungan, yang bisa membahayakan janin," demikian
dr. Sadoso.
Anjuran dr. Sadoso ini dibenarkan perenang nasional Elfira Rosa Nasution,
yang selagi mengandung putra pertama dan kedua,  Nigel  (2 tahun) dan
Nicole (1 tahun), tetap berenang. Kata Elfira, meski dia berprofesi atlet
dan instruktur renang, selama hamil  semangat  berenangnya juga dia 'rem',
tuh. "Saya berenang dengan sangat pelan.  Santai.  Pokoknya tidak dengan
target,  tidak pakai tenaga,  dan tidak dilakukan terus-menerus. Tiap 1-2
kali lintasan saya berhenti dulu, //ngobrol// sama teman.  Setelah itu
berenang lagi, sampai kira-kira 10 lintasan," cerita Elfira yang selama
hamil hanya memilih  renang gaya  bebas. 
O ya, Bu, batasi juga frekuensi renang.  Cukup 3-4 kali seminggu,  secara
berselang-seling hari latihannya.


Sedang Demam,  //Prei// Renang

Ibu hamil yang sedang sakit, khususnya demam,  tidak dianjurkan berenang. 
Suhu tubuh Anda yang panas sudah mempengaruhi janin, apalagi jika  Anda
berolahraga.  Saat berolah tubuh ini,  mau tak mau, kan suhu tubuh
meningkat.  Ini juga alasan mengapa pengidap tekanan darah tinggi  (di atas
170/100) juga tidak dianjurkan berenang saat hamil, bahkan justru harus
istirahat. Sebab istirahat salah satu cara menurunkan tekanan darah. 
Wanita dengan riwayat keguguran  berulang (abortus habitualis) juga
sebaiknya tidak  berenang. Karena dikhawatirkan, gerakan-gerakan selama
renang mempertinggi risiko terjadinya keguguran lagi. 
Jika Anda siap berenang, jangan lupa melakukan pemanasan  3-5 menit. 
Tujuannya agar otot tubuh tidak  mudah cedera. Soal pemanasan ini, kalau
selagi tidak hamil kita biasa melakukan //stretching// (peregangan)
ditambah lari keliling kolam renang, selama hamil  pemanasan  cukup
dilakukan dengan menggoyangkan kaki dan tangan,  guna pelemasan.
Setelah berenang, jangan lupa pula melakukan pendinginan. Persiapan lain
sebelum masuk kolam  adalah jangan makan apa pun  minimal 2 jam.  Biar tak
mual atau muntah! Setelah selesai berenang, jangan pula langsung 
//ngebakso// atau  makan makanan berat lainnya.  Akibat proses pembakaran
dalam tubuh,  sebagian besar darah  masih berada di lambung. Jika Anda
makan sesuatu, makanan itu tidak akan tercerna  dengan baik, dan perut
menjadi kembung. Tunggulah 15 menit setelah berenang. "Tetapi minum setelah
renang sangat dianjurkan. Walaupun  berada di air, di dalam tubuh telah
terjadi pembakaran dan  pelepasan cairan, yang harus diganti dengan air
minum," demikian dr. Sadoso.  
Jadi, mau berenang di mana nih,  Bu?


****************************************************************************
****************
Tabloid IBU&ANAK, Gedung Thawalib, Jl. Kramat II No. 13-E Jakarta 10420
Tel: (021) 3925873, 3925878, 3925889 Fax: (021) 3925508
                           email: [EMAIL PROTECTED]
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

------------------------------------------------------------------------
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, kirim email ke: 
[EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet



Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 






Kirim email ke