> ----- Original Message ----- > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Sunday, September 23, 2001 6:00 AM Subject: :) 20 Ibu pejabat Aceh shopping ke Bangkok
20 Ibu pejabat Aceh shopping ke Bangkok Bangkok, 23 September 2001 Laporan Correspondent ARNA Peter Jawoesky Keadaan Aceh yang berdarah-darah tidak mengurungkan niat ibu-ibu pejabat dari Naggroe Aceh Darussalam untuk menghabiskan uang mereka untuk belanja ke kota Bangkok. Menurut sumber ARNA, sejak hari rabu 19 September, 20 orang istri pejabat Aceh datang ke Bangkok dalam rangka 'studi banding'. Rombongan yang diantar staff KBRI Bangkok tersebut berjumlah 20 orang dikepalai oleh istri wakil Gubernur Aceh Nyonya Azwar, disertai istri para bupati diseluruh Aceh demikian juga istri para walikota. Kedatangan ke 20 istri pejabat tersebut cukup mengagetkan pihak KBRI, sebab tidak jelas studi banding macam apa misi mereka tersebut. Sewaktu ditanya, salah seorang staff KBRI Bangkok berujar," kayaknya ibu-ibu itu mau studi banding antara harga sepatu di Indonesia dan harga sepatu di Bangkok'. Entah karena kelebihan uang karena mendapat cipratan dana NAD, para ibu-ibu tersebut dengan vulgar berbelanja jutaan rupiah. Uniknya, tatkala pihak travel mengajak ibu-ibu tersebut ke kota tua Ayuttheya (sebuah kota peninggalan Thailand lama yang pernah menjadi ibukota, dan menjadi tujuan turis) para ibu menjawab dengan tegas," eh.. ngapain kesana, mau lihat batu ? kami ke Bangkok mau belanja kok, ama studi banding...". Sungguh berdarah mata dan hati orang Aceh, disaat negara mereka ditimpa musibah, disaaat ratusan orang Aceh terlantar dipanjara di Myanmar tidak cukup uang untuk dievakuasi, saat ratusan ribu bahkan jutaan orang Aceh melarat, para ibu-ibu yang kaya ini memadati area pusat penjualan permata dan berlian Bangkok yang dimiliki oleh salah satu putri kerajaan Thailand. Dan tanpa malu-malu salah seorang ibu menyuruh para guide yang mengantar mereka sebagai penterjemah untuk tidak dekat-dekat mereka, takut transa ksi jutaan rupiah dilihat dengan aneh oleh penterjemah mereka. Pejabat macam mana yang mempunyai istri yang seperti ini ? yang tidak mempunyai sama sekali sense of crisis. Akankah Aceh aman dan damai andai dipegang oleh pejabat khianat dan keluarga mereka yang korup ? Akankan NAD semakin membuat mereka melupakan rakyat Aceh yang melarat, yang juga akibat buah tangan meraka ? wallahu a'lam. PJ (arna10012n230901) Acheh Revolutionary News Agency > > > > >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]