Media Indonesia, Rabu, 10 April 2002

Cetak Berita
E-mail Berita

Jangan Memaksa Anak yang Enggan Makan

MASING-MASING anak punya perilaku berbeda. Bahkan, meski mereka kakak-beradik, tinggal dalam satu keluarga, dan mendapatkan perlakuan serta lingkungan pertumbuhan yang sama. Satu anak bisa saja manis dan penurut, sementara kakak atau adiknya nakal dan sulit diatur.

Walau demikian, anak yang sulit diatur nyatanya terkadang sebelumnya adalah anak yang 'manis'. Orang tua seringkali merasakan sebuah beban masalah ketika anaknya yang ia anggap penurut tiba-tiba menjadi sulit diatur, pembangkang, atau membuat berbagai masalah.

"Sejumlah orang tua sering menganggap itu sebagai musibah, tapi sebagian orang tua lainnya menganggap hal itu wajar-wajar saja," ujar dr Hilary Jones, seorang pakar kesehatan keluarga dari Inggris.

Menurut penulis buku Before You Call the Doctor itu, akan selalu ada saatnya anak-anak Anda menunjukkan perilaku yang mungkin membuat Anda kecewa, gemas, bahkan khawatir. "Ketika hal itu terjadi, yang paling baik dilakukan adalah bersikap tenang dan renungkan, serta amati apa masalahnya."

Ada sejumlah faktor yang perlu dikaji dan dipertimbangkan. Tapi, hal terpenting, tanyakan diri Anda sendiri sebagai orang tua, apakah itu benar-benar problem besar bagi Anda? Seberapa besar? Ataukah Anda hanya merasa lelah setelah bekerja seharian?

Bila demikian, yang pertama harus Anda lakukan adalah Anda butuh tenang dulu. Tidurlah dan istirahat dulu yang cukup. Setelah itu, kembali renungkan mengapa anak Anda berperilaku buruk, sehingga membuat Anda seakan punya masalah dengan itu.

Kalau Anda punya beberapa anak, amati apakah ada hal yang membuat sang 'trouble maker' itu cemburu? Coba pula amati, adakah suatu perubahan yang terjadi dengan lingkungan rumah? Apakah ada perubahan pada situasi tempatnya biasa bermain? Apakah sebelum ini ia tidur bersama Anda dan sekarang Anda minta untuk tidur di kamarnya sendiri? Apakah Anda sebelumnya begitu penuh perhatian, tapi belakangan ini menjadi sering galak kepadanya? Mulai kapan perilaku itu terjadi?

Pada dasarnya, orang tua harus mengatasi masalah itu sendiri. Banyak cara, tapi banyak pula para orang tua yang mengatasi situasi yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Tapi, apa pun yang Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini, Anda butuh menetapkan sebuah langkah yang akan dilakukan. Putuskan dan konsistenlah dengan itu karena kebijakan Anda yang berubah-ubah bisa juga memengaruhi pola berpikir si anak.

Cobalah tidak terlalu bereaksi berlebihan ketika anak Anda membuat masalah seperti tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak mau tidur, suka membanting-banting mainannya, atau suka memukul teman-teman, kakak, adik, atau bahkan Anda sendiri. Pada dasarnya bila anak berperilaku aneh, ternyata ia hanya butuh perhatian orang tuanya.

Dekati dengan baik, kemudian komunikasikan dengan Anda dan jelaskan apa yang benar dan yang salah, dan apa yang baik dan yang buruk. Pujilah perilakunya yang Anda anggap baik, dan itu akan menanamkan tata nilai bahwa yang ia lakukan adalah hal yang disukai orang. Demikian pula sebaliknya, 'hukuman' ringan bisa membuatnya mengetahui bahwa apa yang ia lakukan adalah tidak baik.

Dengan demikian, secara tidak langsung Anda telah menawarkan sebuah sistem penghargaan (reward and punishment) kepadanya.

Secara umum, tidak ada anak yang tidak bisa dilatih untuk berlaku sopan santun, menghargai kasih sayang. Tapi, masalahnya, apakah Anda bisa meluangkan waktu untuk melatih anak Anda itu?

Tidak mau makan

Salah satu yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua adalah anak yang tidak mau makan. Kalau sudah demikian, jangan coba memaksanya untuk duduk bersama di meja makan menghadapi piring karena hal itu justru hanya akan mengganggu 'ritual' makan keluarga.

Seringkali, anak terlalu banyak jajan, sehingga membuatnya tidak lapar lagi ketika waktu jam makan. Tapi, memang ada anak yang benar-benar tergolong susah makan. Kerap orang tua memaksa anaknya untuk makan dengan disuapi, atau bahkan dengan ancaman. Ini bukan jalan yang baik. Mungkin Anda akan tenang karena akhirnya anak Anda mau makan. Tapi, apakah Anda memikirkan bagaimana perasaan seseorang yang dipaksa?

Oleh karena itu, cobalah berbagai cara agar anak Anda itu mau makan dengan wajar, sehingga jam makan Anda bisa menyenangkan. Misalnya, sesekali cobalah mengundang teman-temannya untuk makan bersama. Tapi, perlu diperhatikan, teman-teman yang diajak adalah yang benar-benar tidak punya masalah dengan makannya. Dengan melihat teman-temannya makan dengan lahap, hal itu bisa membangkitkan motivasinya untuk mencontoh.

Tapi, ada juga anak yang mau makan dengan kehadiran orang dewasa yang bukan orang tuanya sendiri, seperti kakek atau pamannya. Walau jarang, kasus seperti ini kerap ditemui.

 
Tri Agus
*********
Kunjungi website saya :
http://www.bearbookstore.com/members/triagus/index.html

Kirim email ke