MASING-MASING anak punya perilaku berbeda. Bahkan, meski mereka
kakak-beradik, tinggal dalam satu keluarga, dan mendapatkan perlakuan
serta lingkungan pertumbuhan yang sama. Satu anak bisa saja manis dan
penurut, sementara kakak atau adiknya nakal dan sulit diatur.
Walau demikian, anak yang sulit diatur nyatanya terkadang sebelumnya
adalah anak yang 'manis'. Orang tua seringkali merasakan sebuah beban
masalah ketika anaknya yang ia anggap penurut tiba-tiba menjadi sulit
diatur, pembangkang, atau membuat berbagai masalah.
"Sejumlah orang tua sering
menganggap itu sebagai musibah, tapi sebagian orang tua lainnya menganggap
hal itu wajar-wajar saja," ujar dr Hilary Jones, seorang pakar kesehatan
keluarga dari Inggris.
Menurut penulis buku Before You Call the Doctor itu, akan selalu
ada saatnya anak-anak Anda menunjukkan perilaku yang mungkin membuat Anda
kecewa, gemas, bahkan khawatir. "Ketika hal itu terjadi, yang paling baik
dilakukan adalah bersikap tenang dan renungkan, serta amati apa
masalahnya."
Ada sejumlah faktor yang perlu dikaji dan dipertimbangkan. Tapi, hal
terpenting, tanyakan diri Anda sendiri sebagai orang tua, apakah itu
benar-benar problem besar bagi Anda? Seberapa besar? Ataukah Anda hanya
merasa lelah setelah bekerja seharian?
Bila demikian, yang pertama harus Anda lakukan adalah Anda butuh tenang
dulu. Tidurlah dan istirahat dulu yang cukup. Setelah itu, kembali
renungkan mengapa anak Anda berperilaku buruk, sehingga membuat Anda
seakan punya masalah dengan itu.
Kalau Anda punya beberapa anak, amati apakah ada hal yang membuat sang
'trouble maker' itu cemburu? Coba pula amati, adakah suatu
perubahan yang terjadi dengan lingkungan rumah? Apakah ada perubahan pada
situasi tempatnya biasa bermain? Apakah sebelum ini ia tidur bersama Anda
dan sekarang Anda minta untuk tidur di kamarnya sendiri? Apakah Anda
sebelumnya begitu penuh perhatian, tapi belakangan ini menjadi sering
galak kepadanya? Mulai kapan perilaku itu terjadi?
Pada dasarnya, orang tua harus mengatasi masalah itu sendiri. Banyak
cara, tapi banyak pula para orang tua yang mengatasi situasi yang sama
dengan cara yang berbeda-beda. Tapi, apa pun yang Anda lakukan untuk
mengatasi masalah ini, Anda butuh menetapkan sebuah langkah yang akan
dilakukan. Putuskan dan konsistenlah dengan itu karena kebijakan Anda yang
berubah-ubah bisa juga memengaruhi pola berpikir si anak.
Cobalah tidak terlalu bereaksi berlebihan ketika anak Anda membuat
masalah seperti tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak mau tidur, suka
membanting-banting mainannya, atau suka memukul teman-teman, kakak, adik,
atau bahkan Anda sendiri. Pada dasarnya bila anak berperilaku aneh,
ternyata ia hanya butuh perhatian orang tuanya.
Dekati dengan baik, kemudian komunikasikan dengan Anda dan jelaskan apa
yang benar dan yang salah, dan apa yang baik dan yang buruk. Pujilah
perilakunya yang Anda anggap baik, dan itu akan menanamkan tata nilai
bahwa yang ia lakukan adalah hal yang disukai orang. Demikian pula
sebaliknya, 'hukuman' ringan bisa membuatnya mengetahui bahwa apa yang ia
lakukan adalah tidak baik.
Dengan demikian, secara tidak langsung Anda telah menawarkan sebuah
sistem penghargaan (reward and punishment) kepadanya.
Secara umum, tidak ada anak yang tidak bisa dilatih untuk berlaku sopan
santun, menghargai kasih sayang. Tapi, masalahnya, apakah Anda bisa
meluangkan waktu untuk melatih anak Anda itu?
Tidak mau makan
Salah satu yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua adalah anak
yang tidak mau makan. Kalau sudah demikian, jangan coba memaksanya untuk
duduk bersama di meja makan menghadapi piring karena hal itu justru hanya
akan mengganggu 'ritual' makan keluarga.
Seringkali, anak terlalu banyak jajan, sehingga membuatnya tidak lapar
lagi ketika waktu jam makan. Tapi, memang ada anak yang benar-benar
tergolong susah makan. Kerap orang tua memaksa anaknya untuk makan dengan
disuapi, atau bahkan dengan ancaman. Ini bukan jalan yang baik. Mungkin
Anda akan tenang karena akhirnya anak Anda mau makan. Tapi, apakah Anda
memikirkan bagaimana perasaan seseorang yang dipaksa?
Oleh karena itu, cobalah berbagai cara agar anak Anda itu mau makan
dengan wajar, sehingga jam makan Anda bisa menyenangkan. Misalnya,
sesekali cobalah mengundang teman-temannya untuk makan bersama. Tapi,
perlu diperhatikan, teman-teman yang diajak adalah yang benar-benar tidak
punya masalah dengan makannya. Dengan melihat teman-temannya makan dengan
lahap, hal itu bisa membangkitkan motivasinya untuk mencontoh.
Tapi, ada juga anak yang mau makan dengan kehadiran orang dewasa yang
bukan orang tuanya sendiri, seperti kakek atau pamannya. Walau jarang,
kasus seperti ini kerap
ditemui.