Awas, jangan biasakan menjepit gagang telepon di antara bahu dan leher.

 Tonjolan tulang dapat memutuskan saluran pembuluh darah dan memicu stroke.
 Ingat, janganlah terlampau sering melepaskan gagang telepon dari tangan anda
 dan meletakkannya di antara pundak dan telinga, sementara tangan melakukan
 aktivitas lain. Konon, perilaku semacam itu bisa menyebabkan stroke. Demikian
 dikemukakan seorang ahli syaraf asal Perancis pada Jurnal Kesehatan beberapa
 waktu lalu.

 Seorang psikiater yang biasa berbicara lewat telepon yang terjepit ditelinga
kiri dan
 pundaknya lebih dari satu jam, dilaporkan menderita stroke ringan. Kejadian
nahas
 itu terjadi akibat adanya tonjolan tulang yang memutuskan saluran pembuluh
nadi.

 Menurut tim dokter yang meneliti kasus tersebut, pria berusia 43 tahun yang
 terbiasa berbicara dengan pasien-pasiennya pada mulanya sehat-sehat saja.
 Namun, seusai memberikan konsultasi kepada pasiennya si psikiater ini
 mengeluhkan kebutaan sementara pada mata kirinya, telinga kirinya pun
 seperti merasakan sebuaah dengung. Tak hanya itu, dia pun mengaku
 kesulitan untuk berbicara. Kondisi ini menunjukkan bahwa dirinya menderita
 stroke ringan.

 Dari hasil pemindahan tampaklah adanya sobekan pada dinding arteri bagian
 dalam dari organ tubuh si pria tadi. Sobekan tadi jelas mempengaruhi saluran
 pengiriman darah yang menuju ke otak. Seperti diketahui, pada tubuh manusia
 terdapat dua kelenjar arteri yang bertugas  menyalurkan darah yang mengandung
 oksigen dari jantung menuju kepala dan leher. Kedua saluran arteri tersebut
naik di
 kedua sisi leher, dari jantung menuju otak.

 Pada gambar scanning tampaklah adanya sebuah peruncingan tulang yang
 lazim disebut sebagai proses stiloid, yang menyebabkan adanya kontak
 antara tulang (pada bagian leher) dengan ateri. Sebenarnya, setiap orang
 memiliki dua tulang stiboid ini. Keduanya menonjol dari dua sisi tulang
tengkorak,
 tepat di bawah telinga dan di belakang tulang rahang. Namun, rulang yang
 dimiliki psikiater tadi lebih panjang dari biasanya.

 Mathieu Zuber, ahli syaraf dari rumah sakit Saint Anne, Paris mengatakan
 "Untungnya pasien ini hanya mengalami serangan insemik berkala, atau
 terjadi penghentian suplai darah menuju otak yang kurang dari 24 jam".
 Dengan begitu, hanya stroke ringanlah yang menyerang psikiater yang biasa
 bertelepon dengan pasiennya tadi.

 "Namun, kejadian ini menunjukkan kepada kita bahwa aktivitas setiap hari
 yang melibatkan penyimpangan agak lama di bagian leher, seperti menggunakan
 telepon dengan menghimpit antara telinga dan pundak, bisa menimbulkan
 masalah yang tidak terduga bagi sebagian orang," tambahnya.

 Ia menambahkan, psikiater tersebut tidak mengalami gejala stroke terlalu
 lama. Namun, sejak kejadian itu, ia tidak mau lagi melakukan pembicaraan dengan
 cara menghimpit telepon di antara telinga dan pundaknya saat melayani
 keluhan pasien-pasiennya.




Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet







Kirim email ke