FYI, sorry kalau udah pernah ada yang posting.

Salam

Mamanya Hana
___________________

KIAT MENCEGAH KANKER RAHIM

Banyak cara, misalnya, tak terlalu sering mencuci vagina dengan
antiseptik, apalagi tanpa indikasi dan saran dokter. Jangan pula
menaburkan talk di vagina. Bisa juga dengan diet rendah lemak.
Waduh! Kengerianlah yang langsung terbayang begitu mendengar kata
kanker rahim. Kita tahu penyakit ganas ini menduduki peringkat
atas sebagai pembawa kematian. Tapi, tak perlu khawatir bila sejak
awal kita sudah melakukan pencegahan. Karena justru, menurut dr.
Nasdaldy, SpOG, , pencegahan menjadi bagian terpenting dari risiko
kanker. "Caranya dengan mencegah terpaparnya substansi yang
menyebabkan risiko terjadinya kanker tersebut," tandasnya. Yang
terjadi di sini justru sebaliknya, masih banyak wanita yang enggan
memeriksakan diri ke dokter kandungan, kendati sudah memiliki
berbagai keluhan. Padahal, jika dibiarkan kanker akan semakin
mengganas !

Jadi, yuk, kita ikuti sejumlah kiat mencegah kanker rahim yang
dipaparkan ahli kebidanan dan kandungan dari RS Kanker Darmais,
Jakarta ini.

1. JAUHI ROKOK

Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali
mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan
nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher
rahim), lo. "Nikotin, kan, mempermudah semua selaput lendir
sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa
tenggorokan, paru-paru, juga serviks." Sayangnya tak diketahui
pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa
menyebabkan kanker serviks. Tapi, mengapa harus ambil risiko,
lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari
kanker.



2. PENCUCIAN VAGINA

Sering, kan, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan
antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik"
atau kesehatan. Padahal, Bu, kebiasaan mencuci vagina bisa
menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik
maupun deodoran. "Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di
serviks. Nah, iritasi berlebihan dan terlalu sering akan
merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya jadi kanker."
Jadi, Bu, sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak
dilakukan secara rutin. "Kecuali bila ada indikasi, misalnya,
infeksi yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia. Itu
pun seharusnya atas saran dokter." Artinya, kita jangan
sembarangan membeli obat-obatan pencuci vagina. "Terlebih lagi,
pembersih tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman. Termasuk
kuman Basillus doderlain di vagina yang memproduksi asam laktat
untuk mempertahankan pH vagina." Kita tahu, bila pH enggak
seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan
bakteri, bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut. Ini, kan,
malah bisa menimbulkan penyakit-penyakit lain.


3. MENABURI TALK

Yang kerap terjadi lagi, saat daerah vagina gatal atau
merah-merah, kita menaburkan talk di sekitarnya. Walah, Bu,
ternyata itu bahaya. Pemakaian talk pada vagina wanita usia subur
bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). "Sebab di usia
subur berarti sering ovulasi. Padahal bisa dipastikan saat ovulasi
terjadi perlukaan di ovarium. Nah, bila partikel talk masuk akan
menempel di atas luka tersebut. Akibatnya, kan, bisa merangsang
bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker."
Karena itu sangat tidak dianjurkan memberi talk di daerah vagina.
Karena dikhawatirkan serbuk talk terserap masuk ke dalam.
Lama-lama akan bertumpuk dan mengendap menjadi benda asing yang
bisa menyebabkan rangsangan sel menjadi kanker.


4. DIET RENDAH LEMAK

Penting diketahui, Bu, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan
pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan
jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim).
"Sebab lemak memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium
yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi
kanker." Jadi, terang Nasdaldy, untuk mencegah timbulnya kanker
endometrium, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak
tinggi. "Makanlah makanan yang sehat dan segar. Jangan lupa untuk
menjaga berat badan ideal agar tak terlalu gemuk."
Tak heran, bila penderita kanker endometrium banyak
terdapat di kota-kota besar negara maju. Sebab, umumnya mereka
menganut pola makan tinggi lemak.


5. KEKURANGAN VITAMIN C

Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat
orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten,
vitamin C, dan asal folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini
bisa menyebabkan timbul kanker serviks. "Beta karoten, vitamin C,
dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa di
serviks. Nah, jika kekurangan zat-zat gizi tersebut akan
mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi menjadi kanker."
Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat
dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam folat terdapat
dalam makanan hasil laut.


6. HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI

Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita
benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia
sudah menstruasi atau belum, lo. Tapi juga bergantung pada
kematangan sel-sel mukosa; yang terdapat di selaput kulit bagian
dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah
wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas.
Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja;
paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini
berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita.
"Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang.
Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tak siap
menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa
sperma." Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di
atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan
terhadap perubahan. Nah, karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa
berubah sifat menjadi kanker. "Sifat sel, kan, selalu berubah
setiap saat; mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan, bisa
saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga
perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa
berubah sifat menjadi sel kanker."


7. BERGANTI-GANTI PASANGAN

Bisa juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti
pasangan seks. "Bila berhubungan seks hanya dengan pasangannya,
dan pasangannya pun tak melakukan hubungan seks dengan orang lain,
maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks."
Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengan kemungkinan
tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus
(HPV). "Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga
membelah menjadi lebih banyak. Nah, bila terlalu banyak dan tidak
sesuai dengan kebutuhan, tentu akan menjadi kanker."


8. TERLAMBAT MENIKAH

Sebaliknya wanita yang tidak atau terlambat menikah pun bisa
berisiko terkena kanker ovarium dan kanker endometrium. Sebab,
golongan wanita ini akan terus-menerus mengalami ovulasi tanpa
jeda. "Jadi, rangsangan terhadap endometrium pun terjadi
terus-menerus. Akibatnya bisa membuat sel-sel di endometrium
berubah sifat jadi kanker."

Risiko yang sama pun akan dihadapi wanita menikah yang tidak mau
punya anak. Karena ia pun akan mengalami ovulasi terus-menerus.
"Bila haid pertama terjadi di bawah usia 12 tahun, maka paparan
ovulasinya berarti akan semakin panjang. Jadi, kemungkinan terkena
kanker ovarium akan semakin besar."
Nah,salah satu upaya pencegahannya tentu dengan menikah dan
hamil. Atau bisa juga dilakukan dengan mengkonsumsi pil KB. Sebab
penggunaan pil KB akan mempersempit peluang terjadinya ovulasi.
"Bila sejak usia 15 tahun hingga 45 tahun dia terus menerus
ovulasi, lantas 10 tahun ia ber-KB, maka masa ovulasinya lebih
pendek dibandingkan terus-menerus, kan?" Hasil penelitian
menunjukkan penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi dapat
menurunkan kejadian kanker ovarium sampai 50 persen.


9. PENGGUNAAN ESTROGEN

Risiko yang sama akan terjadi pada wanita yang terlambat
menopause. "Karena rangsangan terhadap endometrium akan lebih
lama, sehingga endometriumnya akan lebih sering terpapar estrogen.
Jadi, sangat memungkinkan terjadi kanker."
Tak heran bila wanita yang memakai estrogen tak terkontrol sangat
memungkinkan terkena kanker. "Umumnya wanita yang telah menopause
di negara maju menggunakan estrogen untuk mencegah osteroporosis
dan serangan jantung." Namun, pemakaiannya sangat berisiko karena
estrogen merangsang semakin menebalnya dinding endometrium dan
merangsang sel-sel endometrium sehingga berubah sifat menjadi
kanker. "Jadi, sebaiknya penggunaan hormon estrogen harus atas
pengawasan dokter agar sekaligus juga diberikan zat antinya,
sehingga tidak berkembang jadi kanker."


Nah, Bu, banyak hal ternyata yang bisa dilakukan agar tak
"mengundang" kanker datang ke tubuh kita. Tentu saja kita bisa
memulainya dari hal-hal kecil. Jangan tunda sampai esok!


Indah Mulatsih . Ilustrasi:Pugoeh (nakita)



MENGENAL JENIS KANKER

Cukup banyak jenis kanker rahim. Tapi, jelas Nasdaldy ada tiga
jenis yang paling banyak menyerang wanita; kanker serviks (leher
rahim), kanker ovarium (indung telur), dan kanker endometrium
(badan rahim).

1. KANKER SERVIKS

* Gejala
Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak
sembuh-sembuh. Memang, tak semua keputihan pertanda ada kanker.
Sebab, keputihan pun bisa karena ada rangsangan lain. "Karena itu,
kalau timbul keputihan abnormal sebaiknya periksa ke dokter,
apakah itu kanker atau bukan."
Gejala lain, terdapat perdarahan di luar siklus haid. "Terutama
perdarahan setelah berhubungan intim." Untuk memastikannya harus
diperiksa dokter, karena perdarahan bisa juga terjadi akibat
gangguan keseimbangan hormon.
Bila kanker sudah mencapai stadium 3 ke atas, maka akan terjadi
pembengkakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis,
tangan, dan sebagainya. Tapi, jika masih prakanker justru tak ada
gejala.

* Deteksi Dini
Bagi wanita yang telah berhubungan seks, lakukan pemeriksaan Pap's
smear; mengambil getah serviks dari vagina yang akan diperiksa
ahli patologi. "Pap's smear bisa mendeteksi prakanker sampai
kanker sehingga memungkinkan dilakukan pengobatan cepat dan
tepat." Lakukan pemeriksaan secara berkala, setahun sekali. Toh,
tidak mahal. Bahkan di puskesmas pun bisa.

* Pengobatan
Yang utama lewat operasi; sederhana, besar, khusus. Operasi
sederhana dilakukan pada tingkat stadium awal, yang disebut dengan
konisasi (pemotongan rahim seperti kerucut). Karena dalam stadium
awal (prakanker) dari nol hingga 1A. "Kanker masih berada di
sel-sel selaput lendir." Operasi dilakukan bila pasien masih ingin
hamil. Bila tak ingin hamil lagi akan dilakukan histerektomi
simple (rahim diangkat semua). Tujuannya agar kanker tak kambuh
lagi.
Histerektomi radikal akan dilakukan bila kanker sudah stadium 1B
sampai 2A/2B. "Seluruh rahim diangkat berikut sepertiga vagina,
serta penggantung rahim akan dipotong hingga sedekat mungkin
dengan dinding panggul. Indung telur bisa diangkat atau tidak
tergantung usia pasien. Bila masih haid, indung telur akan
ditinggal." Kendati vagina dipotong tak berarti tak bisa
berhubungan seks, lo. "Awalnya akan terasa tak enak karena vagina
lebih pendek, tapi pada akhirnya akan terbiasa juga, kok."
Nah, bila kanker serviks sudah berada dalam stadium 2B ke atas,
operasi tak lagi bisa dilakukan, melainkan dengan radiasi atau
penyinaran. Sayangnya, penyinaran memiliki komplikasi; indung
telur ikut mati terkena radiasi. "Akibatnya hormon pun mati.
Padahal hormon diperlukan untuk gairah seksual dan haid. Juga
mencegah osteroporosis dan jantung."
Komplikasi lainnya, dalam penyinaran bukan enggak mungkin terkena
organ lain, semisal dubur dan saluran kencing. Terkadang terjadi
luka bakar pada dubur dan terjadi diare atau perdarahan terus.
"Kalau terjadi demikian, maka dubur atau saluran kencing harus
diangkat. Sebagai gantinya akan dibuatkan dubur atau saluran
kencing baru lewat perut."
Bahkan, akibat penyinaran vagina pun menjadi kaku, sehingga
penderita tak bisa berhubungan seks. "Lain dengan operasi, kendati
vagina diangkat sepertiganya tapi masih tetap bisa berhubungan
seks."

Belum lagi bila ternyata tumor resisten terhadap penyinaran,
sehingga berapa pun banyaknya penyinaran, tumornya tetap ada.
Padahal komplikasi penyinaran, kan, sangat banyak. Itu sebabnya
radiasi dilakukan bila tak ada pilihan lain.
Pengobatan berikutnya, kemoterapi; dilakukan bila operasi dan
radiasi tidak memungkinkan lagi. Semisal, dalam setahun sudah
pernah diradiasi, sehingga tak mungkin dilakukan radiasi lagi
karena dikhawatirkan terjadi komplikasi. Sayangnya, kemoterapi
sangat mahal biayanya.

2. KANKER OVARIUM

* Gejala
Perut terasa begah, kembung, tidak nyaman. "Tapi gejala ini tidak
spesifik. Bahkan, kebanyakan justru tak merasakan gejala apa-apa."
Gejala selanjutnya perut membesar, terasa ada benjolan, nyeri
panggul, gangguan BAB/BAK akibat penekanan pada saluran pencernaan
dan saluran kencing. Bahkan pada keadaan yang lebih lanjut, dapat
terjadi penimbunan cairan di rongga perut sampai mengalir ke
rongga dada, sehingga perut tampak sangat membuncit. "Terkadang
disertai sesak napas. Kalau sudah demikian, biasanya sudah
terlambat ditangani."

* Deteksi Dini
Kerap terjadi keterlambatan deteksi akibat sulit mendeteksinya
pada stadium dini. "Karena lokasi ovarium berada di dalam rongga
panggul, sehingga tak terlihat dari luar."
Biasanya kanker ditemukan lewat pemeriksaan dalam. Bila ditemukan
kista, maka akan di-USG, apakah terdapat tanda-tanda kanker atau
tidak. "Memang tak semua kista akan jadi kanker. Kista yang
mengarah kanker biasanya berlokus-lokus atau bersekat-sekat. Juga
dindingnya tebal dan tidak teratur.
Pemeriksaan lainnya, CT-Scan dan tumor marker (pertanda tumor)
lewat pemeriksaan darah.

* Pengobatan
Dilakukan operasi yang dilanjutkan dengan terapi. Komplikasinya,
mual, muntah, atau rambut rontok. Kemoterapi tidak diberikan pada
penderita stadium awal.

3. KANKER ENDOMETRIUM

* Gejala
Terdapat perdarahan, terutama pada pasca menopause atau di luar
masa haid. Juga bila haidnya sangat lama dan banyak. "Karena
dengan haid lama dan banyak, maka berarti endometriumnya semakin
menebal, kan?"

* Deteksi Dini
Karena gejala awal berupa perdarahan, maka umumnya penderita lebih
awal melakukan pemeriksaan sehingga sebagian besar penyakit ini
diketahui pada stadium awal.
Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat ketebalan dinding
edometrium. Selanjutnya dilakukan kuretase. "Cairannya akan dibawa
ke patologi untuk dilihat apakah kanker atau bukan."

* Pengobatan
Operasi yang dilanjutkan dengan radiasi atau kemoterapi.






<Disclaimer> : This e-mail is confidential.  If you are not the intended
recipient  you must not disclose, distribute or use the information in it as
this could be a breach of confidentiality.  If you have received this message in
 error, please advise us immediately by return e-mail and delete the document.
The address from which this message has been sent is strictly for business mail
only and the company reserves the right to monitor the contents of
communications and take action where and when it is deemed necessary. Thank you
for your co-operation.




### FREE DOMAIN [.COM|.NET|.ORG *] >> http://www.indoglobal.com << ##
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke