Mba' Tina,

Saya cuma mau menambahkan pengalaman teman saya dengan MMC sebagai bahan
pertimbangan anda.
Ada teman sekantor saya yang konsul dengan dokter Boyke di MMC disamping karena
dia sedang program ingin punya anak juga karena lokasi yang dekat dengan kantor
(kantor saya di daerah Kuningan). Dua kali teman saya pernah mengalami keadaan
yang gawat darurat, pertama keguguran dan yang kedua sedang hamil mengalami
pendarahan, begitu tiba di MMC mereka (saat itu suster bagian administrasi yang
menerima) tidak melakukan tindakan apa2 kecuali bayar uang muka yang tidak
sedikit (2 juta rupiah) ataupun bawa surat keterangan dari perusahaan. Bayangkan
dalam keadaan emergency seperti itu mana pernah kepikir akan menyiapkan segala
sesuatunya ??? Kebetulan dia tidak punya kartu kredit dan tidak bawa uang banyak
sehingga dia terpaksa menunggu suaminya datang dengan membawa uang supaya rumah
sakit melakukan tindakan yang perlu dilakukan.
Setelah suaminya datang barulah rumah sakit melakukan tindakan yang perlu.
Setelah mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan ini akhirnya teman saya
memutuskan untuk tidak melahirkan di rumah sakit. Akhirnya dia ganti dokter dan
melahirkan di klinik bersalin yang dia percaya akan lebih baik pelayanannya.
Mengingat hal itu teringat saya pengalaman yang bagus dengan rumah sakit Hermina
Jatinegara. Dari awal kehamilan saya konsul dengan DSOG yang praktek di sana.
Ketika menginjak usia kandungan 6 bulan saya sudah mendiskusikan dengan DSOG
saya kira2 akan melahirkan di mana. Saat itu saya lebih memilih di MMC atau YPK
karena dekat dari rumah orang tua saya. Tetapi DSOG saya tidak merekomendasikan
MMC. Ternyata Tuhan berkendak lain pada saat usia kandungan saya menginjak 31/32
minggu saya konsul seperti biasa ke DSOG saya itu ternyata tekanan darah saya
tinggi. Oleh DSOG saya diputuskan saya harus operasi cesar karena takut akan
mengancam jiwa saya dan calon bayi saya. Bayangkan saat itu saya stress sekali
karena saya harus melahirkan mendadak (cesar lagi), suami saya ada di luar kota
dan belum sedia peralatan dan baju bayi karena rencananya hari itu setelah
kontrol saya baru akan pergi membeli segala keperluan bayi. Tetapi oleh DSOG
saya, saya dibawa ke administrasi untuk mengisi formulir dan dengan sopannya
petugas saat itu memberi petunjuk dan juga dia bertanya apakah saya bawa uang Rp
12.500 untuk biaya administrasi kalau tidak bawa tidak apa2 katanya biar nanti
dibayar jika salah satu anggota keluarga saya atau suami saya datang baru bayar.
Dan juga dia bilang ibu tidak usah pikir macam2 nanti tensinya makin naik biar
masalah surat dari perusahaan dan lain2 diurus nanti kalau ibu sudah sehat. Saat
itu juga setelah urusan dengan administrasi selesai saya langsung dibawa ke
ruang persiapan untuk persalinan dan dilakukan tindakan2 yang memang perlu
dilakukan seperti infus, cek tekanan darah beberapa jam sekali, cek kondisi
janin saat itu gerakannnya maupun denyut jantungnya. Setelah observasi 2 X 12
jam akhirnya saya menjalani operasi cesar dan Alhamdulillah anak saya lahir
dengan selamat dan ternyata tali plasenta Hana sudah mulai terkikis alias hampir
putus. Memang sebelumnya DSOG saya memberi tahu bahwa bayi saya belum tentu bisa
bertahan hidup. Jadi dari awal dia sudah mengkondisikan saya supaya tabah dan
tawakal. Coba bayangkan seandainya dokter dan suster di sana tidak cepat tanggap
???? saya tidak tahu apa yang akan terjadi ???? Walaupun takdir ada di tangan
Yang Kuasa, kita sebagai manusia wajib berusaha.
Bahkan surat jaminan dari perusahaan baru dikasihkan hari keempat dari saya
masuk rumah sakit karena baru hari itu kondisi saya membaik. Sekarang setiap
kontrol ke DSAnya Hana, dia suka bercanda " Wah ini nich anak yang dokter Ali
(DSOG saya) bilang nggak ada harapan hidupnya".

Sorry kepanjangan, semoga berguna

Salam

Intan, Mamanya Hana




"Agustina Harliyanti" <[EMAIL PROTECTED]> on 03/30/2001
12:22:31 PM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:   [EMAIL PROTECTED]
cc:    (bcc: Intan Suri/BASF-INDONESIA/BASF)
Subject:  [balita-anda] Melahirkan di Rumah Sakit MMC




Dear Netters...,

Saya sangat terpukul sekaligus terharu membaca berita kematian Adek di RS MMC.
Sungguh tak disangka ya rumah sakit yang kelihatannya mewah itu telah
memperlakukan pasiennya sedemikian rupa.

Saya memang belum mempunyai anak, tapi saat ini saya tengah hamil 5 bulan dan
selama ini saya selalu memeriksakan kandungan saya pada DSOG di RS MMC. Sejak
semula saya sudah merencanakan untuk melahirkan di RS tersebut karena jaraknya
tidak terlalu jauh dari rumah saya (Pejompongan). Namun setelah membaca berita
tentang bagaimana dokter dan perawat di RS tersebut memperlakukan pasien "Adek"
hingga akhirnya meninggal dunia, saya menjadi khawatir. Jangan-jangan nanti
kalau saya melahirkan disana juga tidak akan diperhatikan dan diperlakukan
kurang baik.

Dengan ini saya mohon sharing dari netters apa yang sebaiknya saya lakukan.
Bisakah saya melahirkan di rumah sakit / klinik bersalin lainnya sementara
DSOG-nya hanya praktek di RS MMC tersebut ? Mungkin saya bisa mendapatkan
informasi mengenai RS / Klinik mana yang pelayanannya bagus dan biayanya
terjangkau.

Terimakasih:
Ibu Tina







>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Kirim email ke