> From: NGSCOM <[EMAIL PROTECTED]> > > Meningkatnya tingkat pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan > bermotor, ternyata mempunyai hubungan erat dengan kenaikan prevalensi > penyakit > alergis dan infeksi saluran napas. Salah satu kesimpulan tersebut > dikemukakan > Prof Dr Iwin Sumarman dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu > Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) Universitas Padjadjaran > (Unpad) > Bandung, Rabu (1/12). > > Kepala Sub Spes Alergi-imunologi THT Fakultas Kedokteran Unpad/Rumah Sakit > > Hasan Sadikin (RSHS) Bandung itu mengingatkan, kadar polutan gas buang > tersebut lebih besar di daerah urban dibanding daerah rural. Sedangkan di > jalan protokol lebih tinggi dibanding daerah pinggiran. > > Pengaruh pada penyakit alergi hidung (rinitis alergis) biasanya ditandai > dengan trias gejala, yakni beringus, bersin-bersin dan sumbatan hidung. > Penyakit ini dapat disertai gatal hidung, gatal mata, kaligata (urtikaria) > > dan/ atau asma, apabila reaksi alergis terjadi pada organ-organ lain. > > Ia mengungkapkan, prevalensi rinitis alergis perenial di Jakarta sekitar > 20 > persen. Sedangkan di daerah padat penduduk Bandung, 6,98 persen > penduduknya > menunjukkan trias gejala rinitis alergis dan 5,7 persen terdiagnosis pasti > > rinitis alergis. Prevalensi tertinggi pada usia 12-39 tahun. > > Riset biomolekuler > > Iwin Sumarman mengingatkan, biaya pengobatan alergi sangat mahal sehingga > berdampak pada sosial ekonomi penderita. Di Amerika Serikat, katanya, > biaya > untuk obat resep yang dikeluarkan klinik-klinik spesialis secara nasional > mencapai 2,4 milyar dollar/tahun. Belum lagi pengobatan sebelumnya pada > dokter > umum yang diperkirakan mencapai 1,1 milyar dollar/tahun. > > Namun, mengingat dampak rinitis alergis sangat berpengaruh terhadap > kualitas > hidup maka cara-cara diagnostik dan pengobatan serta pencegahan penyakit > tersebut perlu terus dikembangkan. Terutama oleh para pakar bidang > biomolekuler kedokteran. > > Menurut dia, melalui riset-riset biomolekuler dapat diketahui dengan > saksama, > bagaimana polutan udara menghambat fungsi paru-paru, meningkatkan reaksi > alergis dan hiperreaktivitas saluran napas pada infeksi. > > Berpijak pada teori-teori biomolekuler tersebut maka untuk masa-masa yang > akan > datang dapat ditetapkan faktor risiko akibat polutan. Selain itu > pengelolaan > penyakit akibat polutan, serta upaya-upaya pencegahan bahaya polusi udara > secara lebih cepat dan tepat. > > Untuk itu ia mengusulkan perlunya penataan ulang kurikulum kedokteran, > sehingga dapat meningkatkan mutu ilmuwan kedokteran yang tangguh. Baik > dalam > kedokteran dasar maupun kedokteran klinik. Selain itu, sarana, prasarana, > perpustakaan dan dana laboratorium biomolekuler perlu dikembangkan secara > memadai. > > Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" -= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =- Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED] Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet