TRUE STORY of John Carmody a successful executive

Untuk para Ayah
-------------------

Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung seorang diri, menatap
kosong keluar  jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk
memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk.
Semuanya sia-sia belaka.
Yang ada dalam pikirannya  hanyalah  perkataan anaknya Magy di suatu
sore sekitar 3 minggu yang lalu.


Malam itu, 3 minggu yang lalu John membawa pekerjaannya pulang.
Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para  pemegang saham.
Pada saat John memeriksa pekerjaannya, Magy putrinya yang baru berusia
2 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru.
Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri.

Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat !" John menengok
kearahnya dan berkata, " Wah, buku baru ya ?" "Ya Papa!" katanya
berseri-seri, "Bacain dong !"  "Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan
sekarang deh", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya
pada tumpukan kertas di depan hidungnya.
Magy hanya berdiri terpaku disamping John sambil memperhatikan.
Lalu dengan suaranya  yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu
kembali:
"Tapi mama bilang Papa akan membacakannya untuk Magy".
Dengan  perasaan  agak kesal John menjawab:
"Magy dengar, Papa sangat sibuk.  Minta saja Mama untuk membacakannya."
"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa, "katanya sendu.
"Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu."  Lain kali Magy, sana! Papa sedang
banyak
kerjaan." John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi.

Waktu berlalu, Magy masih berdiri kaku disebelah Ayahnya sambil
memegang erat bukunya.  Lama sekali John mengacuhkan anaknya.
Tiba-tiba Magy mulai lagi: "Tapi Papa, gambarnya bagus sekali dan ceritanya
pasti
bagus! Papa pasti akan suka."  "Magy, sekali lagi Ayah bilang: Lain
kali!" dengan agak keras John membenta anaknya.
Hampir menangis Magy mulai menjauh, "Iya deh, lain kali ya Papa,
lain kali."  Tapi Magy kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh lembut
tangannya, menaruh bukunya  dipangkuan sang Ayah sambil berkata:
"Kapan saja Papa ada waktu ya, Papa tidak usah baca untuk Magy, baca saja
untuk Papa. Tapi kalau Papa bisa, bacanya yang keras ya, supaya Magy juga
bisa ikut dengar." John hanya diam.

Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiran John.
John teringat  akan Magy yang dengan penuh pengertian mengalah. Magy
yang baru berusia 2 tahun meletakan tangannya yang mungil di atas
tangannya yang kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras
ya Pa, supaya Magy bisa ikut dengar."
Dan karena itulah John mulai membuka buku cerita yang diambilnya,
dari tumpukan mainan Magy di pojok ruangan.
Bukunya sudah tidak terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak.
John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai
membacanya. John sudah melupakan  pekerjaannya yang dulunya  amat sangat
penting. Ia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda
mabuk  yang dengan kencangnya menghantam tubuh anak gadisnya di
jalan depan rumah. John terus membaca  halaman  demi halaman sekeras
mungkin, cukup keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat
peristirahatannya yang terakhir.
Mungkin...
----------------------------------------------------------------------------
-------------




Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

------------------------------------------------------------------------
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet






Kirim email ke