Publikasi: 25/12/2001 11:40
 
eramuslim - Salah satu penyakit paling populer di zaman ini ialah
kelebihan kolesterol atau Hiperkolesterolemia. Ia ditakuti lantaran bisa
mengganggu kesehatan jantung. Dengan berpantang makanan sumber
kolesterol, kadar kolesterol darah ini bisa dikurangi. Kalaupun sudah
kadung tinggi, bisa diturunkan dengan mengkonsumsi bahan alami seperti
seledri, bawang putih, bawang prei, atau temulawak. 

Seorang pria eksekutif muda tiba-tiba saja menolak ajakan rekan-rekannya
menyantap tongseng ketika makan siang bersama di sebuah warung. Padahal
sebelumnya, makanan lezat yang terbuat dari daging kambing ini termasuk
favoritnya. 

Setelah diledek macam-macam, akhirnya dia buka kartu. "Gua kena
kolesterol, nih!". Rupanya, dia menderita kelebihan kadar kolesterol
alias hiperkolesterolemia. Ia lalu bercerita, seminggu sebelumnya hasil
pemeriksaan kesehatannya menunjukkan kadar kolesterol dalam darahnya
sudah menembus plafon sehat. 

Dokter memang memberinya resep obat, tetapi -tahu sendiri -harganya
mahal. Ia hanya menebus resep sekali saja. Sebagai gantinya ia bertanya
sana-sini adakah bahan alami berkhasiat obat untuk melawan
hiperkolesterolemia, selain mencoba melakukan olahraga dan diet secara
teratur. 

Celakanya, hiperkolesterolemia termasuk gangguan yang relatif baru
diketahui dalam dunia kedokteran. Makanya, tidak dikenal obat
tradisionalnya. Kalaupun kemudian diketahui obat alami untuk kondisi
ini, sifatnya bukanlah warisan nenek moyang. Untunglah, beberapa
penelitian sudah membuktikan adanya sejumlah bahan alami yang bisa
dijadikan obat. 

Beberapa tanaman yang telah diteliti dan memberi indikasi positif dalam
penyembuhan hiperkolesterolemia di antaranya adalah tanaman yang biasa
dipakai sebagai bahan sayur dan bumbu dapur. Umpamanya, bawang putih,
bawang prei, seledri, temulawak, belimbing wuluh, kunyit, dan teh hijau. 

Seperti diketahui, selain bisa dibuat oleh tubuh di dalam hati,
kolesterol yang merupakan substansi lemak itu hanya ditemukan dalam
bahan makanan hewani. Dua komponen penting dari kolesterol adalah LDL
(low-density lipoprotein), yang disebut pula kolesterol "jahat", dan HDL
(high-density lipoprotein) yang disebut kolesterol "baik". 

Sebenarnya, kita hanya perlu sejumlah kecil kolesterol yaitu untuk
membuat dan memelihara sel-sel saraf serta untuk membuat hormon. Kalau
kadar kolesterol dalam pembuluh darah berlebihan, maka sebagian
kolesterol itu akan mengendap. Hal ini memungkinkan terjadinya
kalsifikasi atau pengapuran sehingga pembuluh darah tidak elastis lagi.
Akibatnya, timbul tekanan darah tinggi. 

Keadaan itu dapat membahayakan, terutama bila sampai menyebabkan
pecahnya pembuluh darah. Apalagi pembuluh yang pecah adalah pembuluh
darah di otak yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Bila pengapuran terjadi
di pembuluh darah jantung, organ vital ini akan kekurangan pasokan darah
sehingga kekuatannya berkurang. Kalau aliran darah sampai tersendat,
akan terjadi infark jantung yang membuat denyut jantung tidak teratur
atau sama sekali tidak kuat. Akibatnya bisa fatal. 

Mencegah penggumpalan darah 
Untuk mencegah agar tidak mencapai tahap yang fatal, mau tidak mau kadar
kolesterol harus dinormalkan dengan menurunkan LDL dan meningkatkan HDL
dalam darah. Penelitian menunjukkan, untuk setiap penurunan tingkatan
kolesterol 1%, risiko penyakit jantung dikurangi sampai 2%. 

Pada hewan percoban, sari bawang putih Allium sativum terbukti dapat
menurunkan kadar kolesterol serum dan trigliserida dalam serum darah. Ia
juga dapat menaikkan kadar HDL serta meningkatkan aktivitas
fibrinolitik. Umbi bawang putih ini pun bisa mencegah terjadinya
infiltrasi (penyusupan) lemak, menghambat atau mencegah agregasi
platelet (bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah), sehingga
penggumpalan darah tidak terjadi. 

Semua ini mencegah terjadinya pengapuran dan akan mencegah terjadinya
tekanan darah tinggi serta serangan jantung (koroner). Maka tak salah
kalau bawang putih juga dikatakan bersifat antiarteriosklerosis.
Percobaan pada manusia lebih berarti untuk pencegahan. 

Seluruh bagian tanaman bawang putih mengandung minyak atsiri. Kandungan
senyawa itu lebih banyak terdapat di dalam daunnya ketimbang pada
umbinya. Sayangnya, bawang putih mengeluarkan aroma menyengat. Untuk
menghilangkannya telah dicoba dengan mencampurnya dengan minyak atsiri
sirih. Juga telah dicoba dengan menggunakan campuran daun beluntas.
Secara in vitro, daun beluntas bisa menghilangkan bau bawang putih,
tetapi tidak mempengaruhi potensi bawang putih. 

Diperlukan dua siung bawang putih atau sekitar 4 g setiap kali
mengkonsumsinya. Umbi putih dengan rasa menyengat ini dikunyah hingga
halus baru ditelan. Setelah itu minum air hangat secukupnya. Ini
dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari. 

Penelitian menggunakan seledri Apium graveolens L. menunjukkan hasil
positif pada tikus putih. Kadar kolesterol darah hewan percobaan yang
diberi rebusan daun seledri ternyata menurun. 

Di dalam daun seledri terkandung senyawa glukosida, apiin, dan apoil
yang memberi aroma khas. Namun, senyawa apa yang berkhasiat menurunkan
kadar kolesterol darah belum terungkap. 

Bila daun ini dipilih sebagai obat, diperlukan sebatang seledri yang
direbus dengan 1 gelas minum air hingga mendidih. Setelah dingin,
minumlah air rebusan itu. Dalam sehari cukup minum satu kali. 

Terbukti pada hewan percobaan 
Begitu pula ekstrak temulawak Curcuma xanthorrhiza dan kunyit Curcuma
domestica. Keduanya dapat menurunkan kadar kolesterol darah hewan
percobaan. Dengan dosis 6 ml, 8 ml, dan 10 ml, rimpang temulawak dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah kelinci yang
mengalami hiperlipidemia. Pada dosis 10 mg, 15 mg, dan 20 mg kurkuminoid
temulawak menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Khusus
pada dosis 20 mg, pengaruh yang diberikan berupa peningkatan
HDL-kolesterol darah. Sementara, kunyit mempunyai sifat menurunkan kadar
kolesterol pada tikus. Ini berkat kurkumin yang terkandung di dalamnya. 

Daun bawang prei (Allium porrum L., A. fistulosum L.) termasuk yang
telah diteliti kemampuannya dalam menurunkan hiperkolesterolemia. Dalam
penelitian itu, digunakan tikus yang diberi ekstrak daun bawang prei
yang jumlahnya setara dengan 10 g bawang daun/kg BB (berat badan)/hari
selama 60 hari. Hasilnya ternyata meningkatkan kadar trigliserida dan
kolesterol darah tikus. Tapi pada tikus yang dietnya diberi sukrosa,
pemberian ekstrak dengan jumlah dan jangka waktu sama ternyata dapat
menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol darah. 

ke...2


>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke