Purnomo 04/21/99 07:57 AM > Mengidap Virus Ganas > Meski tak menunjukkan gejala serius, virus TORCH menimbulkan dampak fatal > di salin dari Majalah TIRAS No.40/THN.III/3 November 1997 > > Dita, wanita muda itu kini tampak berseri-seri. Betapa tidak, tiga bulan > setelah menikah ia dinyatakan positif hamil. Calon ibu itu terlihat amat > bahagia saat menyadari bakal hadirnya si mungil di tengah mereka. Namun, > impiannya luruh saat musibah terjadi. Janin berusia dua bulan yang tengah > di kandungnya meninggal. Menurut dokter, ia keguguran. "Saat itu saya > berpikir, barangkali memang saya terlalu letih,"kenangnya. Tak lama > sesudah itu ia kembali hamil. Saat usia kandungan mencapai empat bulan, ia > kembali keguguran. Dokter yang memeriksa tak mencurigai terjadi sesuatu > di dalam dirinya. Tujuh bulan berlalu, DIta kembali mendapati dirinya > hamil. Lantaran curiga dan khawatir terjadi lagi sesuatu pada janinnya, ia > menghubungi dokter lain untuk memeriksa kandungannya saat berusia dua > minggu. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan, ia positif terinfeksi virus > toksoplasmosis dengan kadar 300. Yang diderita Ibu berpengaruh terhadap > janin dalam kandungan, kecuali jika cepat di tolong," ujar Dita kepada > TIRAS menirukan dokter kala itu. Ia lalu ingat pengalaman masa kecil yang > sangat menyukai kucing - di yakini mengemban virus toksoplasmosis. Dengan > piaraannya itu Dita kecil biasa bercengkerama dan tidur bersama kucing > manisnya. Ternyata, pengalaman itu dikemudian hari memberi dampak cukup > serius. Sejak dinyatakan positif terinfeksi virus toksoplasmosis, ibu satu > anak ini menjalani perawatan intensif. Selama tiga bulan ia mendapat > injeksi secara teratur tiap pekan. Selama dua minggu ia minum obat > antibiotik (antimikroba) untuk menurunkan kadar Tokso. Hasilnya, kadar > tokso yang semula 300 turun menjadi 275 hingga 180. Bahkan ia kemudian > dapat melahirkan bayi yang sehat dengan selamat yang kin berusia 3.5 > bulan. Guna mendapatkan bayi sehat dan cerdas, pengawasan kesehatan ibu > dan janin selama periode kehamilan mutlak di perhatikan. kesehatan janin > amat di tentukan oleh kesehatan dan nutrisi yang di konsumsi ibu selama > masa kehamilan. Pada masa ini di perlukan makanan yang mengandung cukup > energi dan semua zat gizi. Zat-zat makanan yang di makan ibu hamil akan > tercermin pada bayi yang di lahirkan, baik dari segi karakteristik fisik > maupun ciri-ciri psikologisnya. > > Pengawasan terhadap wanita hamil secara teratur berdampak pada angka > mortalitas (kematian) serta morbiditas (sakit) ibu dan bayi menurun. > Dengan pengawasan selama periode kehamilan membuat calon ibu dapat > menyiapkan sebaik-baiknya fisik serta mental diri dan bayinya. Termasuk > menyelamatkan ibu dan anak di saat persalinan hingga pasca kelahiran. > Sebab, virus yang mungkin terinfeksi dapat di deteksi lebih dini. Salah > satu virus yang menghantui para wanita hamil yakni TORCH, yang bila > menyerang berakibat gangguan pada janin semasa dalam kandungan, saat > persalinan atau pada masa perawatan bayi baru lahir. Janin yang berada > dalam kandungan dapat tertulari melalui plasenta. Virus TORCH dapat > menyerang semua orang dan biasanya berlangsung tanpa gejala sehingga > acapkali tidak disadari. TORCH merupakan singkatan beberapa penyakit > infeksi yakni Toksoplasmosis, Other diseases (sifilis, infeksi > streptokokus group B, dsb), Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simpleks. > Dalam perkembangannya, virus yang baru di kenal tahun 1971 lalu di kaitkan > dengan virus Chlamidyatrachomatis, hepatitis B dan C, human > immunodeficiency virus (HIV) dan human papilloma virus (HPV). > > Virus toksoplasmosis di sebabkan toksoplasma gondii, yakni suatu parasit > yang hidup dan berkembang biak pada kucing atau mamlia lain. Pada kucing, > yang tertular Tokso akan mengeluarkan tinja yang mengandung kista > toksoplasma. Selain pada kotoran kucing atau hewan mamalia, kista juga > dapat di jumpai pada otot atau daging binatang yang terinfeksi. "Kista > yang tertelan melalui mulut akan pecah dan sporozoit yang terbebas > menembus mukosa usus dan menyebar melalui darah dan limfa,"Jelas Santoso > Cornain, M.D. D.Sc kepala laboratorium Imunologi, Fakultas Kedokteran > Universitas Indonesia. > > Dampak virus ini pada ibu hamil menyebabkan kelainan pada bayi yang di > lahirkan. Meski sebagian besar bayi yang di lahirkan tidak menunjukkan > gejala apa pun saat lahir, tetapi sebagian kecil mempunyai beberapa > kelainan seperti :korioretinitis, hidrosefalus (pembesaran kepala akibat > akumulasi cairan di sekitar otak), makrosefalus (berkepala besar), > retardasi mental (keterlambatan mental), klasifikasi (pengapuran) di dalam > otak, warna kekuningan pada kulit, gangguan pendengaran, pebesaran hati > atau limpa dan kelenjar getah bening. Kendati dampaknya pada bayi cukup > serius, lantaran gejala pada ibu yang terinfeksi tidak begitu serius, > kadangkala orang tidak menyadari jika terkena virus tersebut. Gejalanya > antara lain : demam, lesu, timbulnya ruam kulit (warna kulit menjadi > kemerahan), membesarnya limpa dan kelenjar getah bening. Beratnya penyakit > yang diderita janin berbanding terbalik dengan usia kehamilan. Makin > tinggi usia janin saat tertular makin ringan penyakit yang di derita. > Menurut dr.Victor E.Irwandi.DSA (dokter spesialis anak) yang berpraktik di > RS Graha Medika Jakarta, ada cara menghindari terjangkitnya penyakit ini. > "Hindari makan makanan setengah matang, sayur-sayuran yang tidak di cuci > terlebih dulu dan (hindari) memelihara kucing atau binatang peliharaan > lain, " imbaunya. > > Rubella sebenarnya penyakit ringan, tetapi bila menyerang ibu hamil dapat > berakibat keguguran, lahir mati atau cacat bawaan. Baik virus Tokso maupun > rubella dapat menyerang selama periode kehamilan. Pada lebih dari 30% > penderita, gejalanya tak terdeteksi secara klinis. Gejala itu biasanya > seperti demam, lesu, timbulnya ruam kulit, pembesaran kelenjar getah > bening di belakang telinga, kepala dan leher hingga menimbulkan rasa > nyeri. Makin dini janin terinfeksi, makin besar kemungkinan terjadi cacat > bawaan. Janin yang di lahirkan ibu pengidap rubella akan mengalami > gangguan seperti : gangguan pendengaran, katarak, retinopati (cacat > retina), cacat jantung bawaan, retardasi mental, serta ruam kulit. > Pencegahannya hanya dapat di lakukan pada wanita usia subur sebelum hamil > melalui pemberian vaksin rubella. Pada wanita yang telah mendapatkan > vaksin, tidak boleh hamil selama tiga bulan sejak di beri vaksin. > Sedangkan infeksi virus herpes simpleks (HSV) terdiri dari virus HSV I dan > HSV II. Manifestasi klinis pada penderita HSV I adalah faringitis (radang > kerongkongan), gingivostomatitis (radang gusi). Sedang pada penderita HSV > II adalah herpes genitalis (herpes pada organ-organ reproduksi). Adapaun > gejala sistemik pada pengidap virus ini yakni demam, pegal linu, sakit > kepala, mual dan muntah. Bila infeksi primer terjadi pada trisemester > pertama kehamilan, kemungkinan terjadi abortus, lahir mati atau > prematuritas meningkat. Dampak pada bayi berakibat cacat bawaan seperti : > mikrosefalus, kalsifikasi otak, atau kerusakan otak. Cara menghindarkan > bayi dari ibu penderita virus agar tidak mengalami gangguan yakni > persalinan melalui bedah sesar. > > Seperti virus lainnya dalam kelompok TORCH, cytomegalovirus yang menyerang > ibu hamil juga menyebabkan gangguan pada bayi yang di lahirkan seperti > virus lain. Resiko terjadinya cacat bawaan pada bayi kian meningkat > manakala infeksi terjadi pada masa pertengahan pertama kehamilan. Meski > demikian, pengidap virus TORCH termasuk wanita hamil tak perlu terlampau > khawatir. Lantaran telah di temukan terapinya sehingga pada penderita > dapat hamil dan melahirkan dengan normal serta memperoleh anak yang sehat. > Imunoterapi yang di temukan sejak 10 tahun lampau di lakukan dengan cara > meningkatkan kekebalan tubuh penderita. Pengendalian parasit tokso di > lakukan dengan memberikan obat (berupa pil atau tablet) yang di sebut > imunomodulator. "Jika kekebalan meningkat, parasit tokso dapat di > kendalikan sehingga tidak menjadi aktif, berkembang biak dan menyerang, " > urai Santoso yang juga pengajar di FK-UI. > > Obat seharga Rp 1500 per biji ini cukup di berikan dua hari dalam seminggu > selama tiga minggu dalam sebulan. HAsilnya, akan terlihat minimal selama 3 > sampai 6 bulan. Berbeda dengan antibiotik berupa antimikroba yang berusaha > membunuh virus TORCH, terapi ini hanya mengendalikan. "Sekali tokso masuk > dalam tubuh, di akan menetap, Meskipun obat antimikroba dapat membunuh, > tetapi tetap ada yang masih hidup," tambahnya. > > Jadi ???? > > Hingga saat ini di akui kalangan kedokteran pengobatan paling efektif > yakni melalui imunoterapi. > > > tiras no 40/thn III/ 3 november 1997 > > > ------------------------------------------------------------------------ @Backup - #1 Online Backup Service Free for 30 days INSTALL now and win a Palm Pilot V! http://clickhere.egroups.com/click/137 eGroup home: http://www.eGroups.com/list/sdm-indonesia Free Web-based e-mail groups by eGroups.com Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda%40indoglobal.com/ -------------------------------------------------------------------------- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet