FYI, dari milis tetangga. Semoga berguna. Terima kasih.
( Bayu ) ======================================================================== Subject: [daarut-tauhiid] Kidung: Anemist dan tempe Date: Thu, 4 Apr 2002 08:27:07 +0700 From: Hadi Hariyanto <[EMAIL PROTECTED]> -----Original Message----- From: Zul [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, March 08, 2002 11:53 AM From: rafida <mailto:[EMAIL PROTECTED]> idami Saya seorang ibu usia 45 thn berputra 3 orang (teenager) dan putri 1 org ( 1,5 thn ) yang ingin berbagi pengalaman tentang anemia yg pernah saya derita, tepatnya thalassemia minor. Setiap hamil, atau fisik saya kurang sehat, Hb saya anjlok dibawah 9. Jika hamil, selain buah, susu, makan rutin dan vitamin, saya harus makan ati sapi atau ayam plus suntikan Liver B12, karena Hb saya cuma 8. Fisik saya kelihatan sehat, begitu juga bayi dlm kandungan, sangat aktif dan pertambahan berat badan juga baik. Semula saya anggap itu bawaan bayi. Setelah kelahiran putra ketiga, kondisi Hb saya makin tidak beres, padahal ASI saya banyak ( saya seorang karyawati, namun semua anak2 saya beri ASI s/d 13 bulan ). Ini yg mendorong dokter Internist yg merawat saya merujuk ke rumah sakit di Jakarta. Didaerah, saya ditransfusi darah 500 cc, Hb langsung naik 12,8 , tapi dalam 2 bulan akan turun lagi menjadi dibawah 9. Lalu mulailah saya menjalani pemeriksaan seperti penyedotan sumsum, di tulang dada, ditulang kering / kaki, di tulang belakang, udah semua. Sakit ? Tentu sangat sakit , tapi demi anak2 yg masih kecil dan suami yang sangat mendukung, rasa sakit itu saya jalani. Apalagi yg namanya tulang kering dibor, 2 hari 2 malam sakitnya baru hilang, analgesik nggak ada gunanya. Pemeriksaan yang saya lalui, endoscope, colonuscopy, scanning, Usg, darah, EEG, segala macam deh, yg hasilnya menyatakan darah saya , pembentukannya normal, hanya umurnya tidak sepanjang usia darah orang lain, alias mati dalam usia lebih muda. Oleh dokter internist yang merawat saya, saya diberi obat Urbason, sejenis hormon yg katanya berfungsi menahan cairan, yang juga menahan penghancuran darah merah oleh tubuh saya sendiri. Berat badan saya naik, wajah makin tembem, tapi saya tidak punya semangat dan frigid, sampai2 saya saran pada suami utk menikah lagi. Suami saya marah sekali, krn ia ingin mencari kebahagiaan bersama, bukan utknya sendiri, dan takkan membiarkan saya sendirian dalam menjalani pengobatan. Dalam 3 tahun saya mondar-mandir Jakarta - Riau dengan membawa balita saya, yang jika saya berobat maupun dirawat inap, terpaksa saya titip dengan mertua. Suami selalu mengajak saya ngobrol tentang sakit saya seperti bagaimana kalau hasil pemeriksaan menyatakan saya itu kanker darah atau penyakit yang serius, saya katakan bahwa saya akan mencoba mempersiapkan mental saya untuk kuat / tabah, dan saya yakin umur itu urusan Allah. Saya ingat sebuah hadist yang menyatakan, setiap penyakit ada obatnya. Saya yakinkan diri saya untuk kuat menjalaninya. Tapi saya hanya manusia biasa, adakalanya saya stress dengan pemeriksaan, menanti diruang tunggu dokter, menanti diruang laboratorium, lalu menanti dimana lagi yang isinya orang sakit yang macam2.Adakalanya saya menangis karena capek, diambil darah , di scan , di usg berkali-kali, lalu menunggu dan menunggu lagi hasilnya. Belum sembuh rasa sakit diambil darah beberapa hari lalu , harus diambil lagi. Saya dinyatakan mengidap thalassemia minor, dan orang seperti saya dapat hidup normal asal dapat menjaga kondisi, fisik dan mental dari hal yg bisa memicu turunnya Hb. Kemudian saya membaca artikel ttg tempe yg jamurnya (hasil fermentasi ) dapat mempertahankan usia darah. Sampai sekarang saya amalkan makan tempe setiap hari ditambah jus buah2an dan sayuran dan hindari stress. Seorang dokter ahli pernah mengatakan pada saya, jika saya punya anak perempuan, akan cenderung seperti saya, anemist, krn itu syukur punya anak laki-laki semua ( beberapa tahun lalu ). Alat kontrasepsi yang bisa saya gunakan hanya kondom. Lalu ketika diusia 43 tahun saya hamil lagi, saya menangis didepan 2 org dokter yang saya kenal (1 org laki2 dan 1 org perempuan ) . Saya sudah tua, saya anemist dan jika anak saya perempuan, bgmana kalau anemist seperti saya. Bgmana seorang anemist jika harus dicaesar ?. Itulah pertanyaan yang membuat airmata saya tidak henti2nya. Dokter ( yg perempuan ) berkata : " Kak, kita semua tahu kakak anemist, tidak sesehat orang lain, tapi Allah menentukan lain , kakak itu sehat, diberinya amanah lagi karena kakak mampu menurut Allah, karena saya yang dokter, baru punya satu putra dan ingin anak lagi, saya udah berobat kemana-mana, tapi saya belum berhasil. Percayalah, Allah memberi, Allah akan memelihara kakak, jangan berprasangka buruk pada Allah". Saya sangat tahu itu, tapi tidak bisa menutupi rasa takut saya. Menurut dokter internist, jika Reticolosit darah normal terus, berarti thalassemia saya tidak aktif dan artinya anak saya tidak akan anemist. Mulailah satu periode lagi saya harus mondar-mandir rumah sakit dan rumah sampai 4 kali. Dalam usia kandungan 2 bulan, saya mules lebih dari 24 jam, tidak tidur, sehingga saya dirawat krn vertigo selama 1 minggu, pulang kerumah 5 hari , dirawat lagi krn mules, selama 1 minggu. Dokter memberi obat utk menguatkan kandungan. Ini berlangsung samapi 4 kali dan usia kandungan 6 bulan, tranfusi darah 250 cc. Saya meminta partus dengan caesar saja, krn usia hampir 44, tapi dokter kandungan keberatan, dengan Hb yang hanya 9, lebih baik ditunggu partus normal saja, sehingga saya rajin senam dan tiap sore jalan cepat selama 1 ½ jam. Setelah terlambat 1 minggu dari jadwal, saya di induksi mulai pukul 6.30 pagi dan ketika botol infus ketiga hampir habis, putri saya lahir jam 18.20 dgn berat 3 kg, dibantu oleh dokter. Saya sudah habis tenaga, krn dgn Hb 9 dan mules dari pagi, bahkan utk mengangkat tanganpun saya tidak mampu. Donor 4 orang yang sudah standby, hanya diambil 1 orang saja, krn tidak jadi di caesar. Kemeja suami saya basah kering 3 kali dibadan, krn tidak berani meninggalkan saya. Bidan yang membantu berkata bahwa saya harus melupakan rasa sakit, karena anak saya perempuan dan cantik, tapi menurut suami saya, lebih syukur lagi saya dan anak saya selamat. 9 bulan kehamilan saya, 9 bulan juga stress suami saya merawat dan mengkhawatirkan saya, ditambah harus mengurus 3 orang anak lelaki kami. Kami telah dititipi amanah oleh Allah, anak perempuan, yang dikeluarga suami saya mahal. 9 bulan kehamilan saya, 9 bulan juga stress suami saya merawat dan mengkhawatirkan saya. Biasanya setiap punya bayi dan saya susui lebih dari setahun, Hb saya turun, walaupun makan saya banyak. Tapi kali ini tidak ada masalah, dan bayi saya sehat, lincah dan sekarang usianya 1 ½ tahun.Saya tetap mengkonsumsi tempe, buah dan sayur, makanan andalan saya, kalau makan daging agak sering, asam urat saya naik, beradu sama tempe dan sayur hijau. Jangan berprasangka buruk pada Allah, itu kalimat yang harus digarisbawahi. Dan kalau boleh saya memberi saran pada teman2 yang belum menikah, jangan sampai seseorang yang keluarganya punya latar belakang anemist , bertemu dengan yang punya latar belakang yang sama, karena bisa mengakibatkan anaknya mendapat thalassemia mayor. Semoga ini ada manfaatnya. Wassalam. >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]