SMOGA BERMANFAAT DIKUTIP DARI TABLOID NAKITA Jangan anggap enteng sakit mata pada bayi. Meski awalnya ringan, kalau tak ditangani, bisa bertambah parah. Akhir-akhir ini Jakarta mulai terkena wabah sakit mata lagi. Bisa saja penyakit ini menimpa bayi kita. Bila menimpa bayi, tak jarang membuat hati ini waswas. Bagaimana pengobatannya yang tepat, itulah yang kerap membingungkan para orang tua. Apakah berbeda dengan pengobatan penyakit mata pada anak-anak yang lebih besar? Penyakit mata, papar dr. Enny Ridwan, SpM., yang ditandai mata berair, merah-merah, dan ada kotorannya, dapat disertai gatal-gatal dan rasa silau. Bisa pada satu bagian saja atau bahkan keduanya, bisa ringan-ringan saja, walaupun ada juga yang makin hari, makin parah. Yang ringan, terang spesialis mata dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, ini, bisa saja karena alergi. "Biasanya kalau karena alergi, intensitas merahnya sering terjadi, rasa gatalnya hebat, mata berair dan terasa silau. Gejalanya suka hilang-timbul. Biasanya terjadi pada pergantian musim." Bila karena alergi, tambahnya, penyakit ini tak perlu diapa-apakan. Sebab, penyakit ini tak menular. "Alergi ini bisa disebabkan karena udara/polusi. Tentunya udara yang kotor dapat membuatnya merah." Hanya saja, kalau mata merah karena alergi ini sering dikucek, akan terjadi infeksi dan menyebabkan radang mata. Selain itu, secara teoritis, alergi tak bisa dihilangkan. Kadang anak juga punya riwayat penyakit alergi lain, seperti sering pilek atau bersin bila kena debu, misal. "Makin besar usia anak biasanya akan lebih kuat. Tapi tentunya pada setiap anak berbeda-beda kadarnya." Namun orang tua umumnya tak tahu apakah bayinya bermata merah karena alergi atau bukan. Itu sebab, saran Enny, orang tua perlu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan bila hendak memegang bayi. TIGA PENYEBAB Jika sakit matanya bertambah parah, harus segera datang ke dokter. Sebab, banyak kemungkinan bisa terjadi. Menurut Enny, yang paling sering karena penyakit gonorrhea, sumbatan saluran air mata, dan radang mata biasa. Pada ketiga sakit mata tersebut, gejala awal yang terjadi sama. Akan tampak bagian putih mata (konjunctiva) memerah, ada air mata, dan kotoran. Selain itu, bayi jadi lebih rewel dari biasanya karena merasa sakit dan tak nyaman.
Jika sakit mata ini makin hari bertambah parah dan tak diobati, kumannya akan masuk ke bagian lebih dalam dari mata, yaitu ke kornea (daerah mata yang berwarna hitam) yang merupakan area penglihatan. Kuman tersebut bisa menyebabkan luka dan menimbulkan borok di bagian mata ini. "Jika kornea sudah terkena, maka harus hati-hati karena sudah mulai kritis. Jika tak ditangani, infeksi bisa masuk lebih dalam lagi, yaitu ke jaringan mata. Mata akan membusuk dan kemudian menciut, jadi tak berfungsi lagi dan harus dibuang." Kemungkinan lain, kumannya bisa menjalar ke otak karena letaknya berdekatan. Hingga, terjadilah meningitis dan ensefalitis. 1.Radang Mata Karena Gonorrhea Penyakit ini disebabkan si ibu menderita penyakit kelamin, yaitu gonorrhea atau kencing nanah. Mungkin si ibu tertular di trimester ketiga kehamilannya. "Bayi tertular karena waktu lahir melewati jalan lahir. Pada jalan lahir yang banyak kuman ini, mata bayi bisa terinfeksi. Kalau kumannya ganas dan banyak, bayinya cepat terkena," papar Enny. Biasanya bila bayi terkena penyakit ini, dalam sehari sudah tampak sakit matanya. Walau ada juga yang baru tampak di 3-4 hari setelah pulang dari RS. Ini karena masa inkubasi kumannya (mulai masuknya kuman sampai timbulnya gejala) sekitar 7 hari. Jadi, bisa saja sakit matanya baru tampak di hari kelima. Gejalanya, kelopak mata dan konjunctiva (bagian putih mata) bengkak sekali dan berwarna merah. Kotoran mata banyak sekali dan mengandung nanah. Selain juga biasanya disertai demam. "Kalau matanya dibuka akan tampak belekan itu agak cair dan bisa juga mengering. Kualitas jumlah kotorannya lebih banyak dari sakit mata biasa. Mungkin dalam waktu sehari saja sudah kelihatan. Biasanya semakin hari semakin parah." Pengobatannya dengan pemberian obat tetes mata atau salep. Sebelum memberikan obat mata, ibu harus sering membuang kotoran mata si bayi. Bersihkan dengan menggunakan kapas yang diberi air hangat. Caranya, usapkan kapas tersebut secara perlahan. Selain dengan salep dan obat tetes, kini juga tersedia pengobatan dengan cara suntikan. "Bisa dibilang cara ini lebih ampuh. Biasanya dengan sekali suntik saja, penyembuhannya cepat. Minggu depannya sudah hilang. Juga bisa sembuh sempurna dan kembali bersih." Tapi kalau sudah terjadi borok di mata, maka bayi harus dirawat. Hanya saja, kalau sakit mata karena penyebab gonorrhea ini tak ditangani atau diobati, bisa berakibat parah dan menimbulkan kebutaan. Untuk memastikan gejala ini karena penyebab gonorrhea, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium. Selain bayi yang menjalani pengobatan, si ibu pun ditangani. Bukankah ibu yang jadi sumber penyakitnya? "Biasanya si ibu akan dikirim ke bagian kulit dan kelamin." 2.Sumbatan Pada Saluran Air Mata Waktu bayi baru lahir, organ-organnya sudah komplet dan sudah siap untuk hidup di dunia ini. Demikian pula saluran-saluran dalam matanya sudah harus cukup besar. "Cuma yang sering terjadi, salurannya belum tumbuh atau masih terlalu kecil. Bahkan ada katup yang harusnya sudah hilang, masih ada. Nah, semua ini jadi penyebab mata bayi berair terus," terang Enny. Air mata yang dihasilkan kelenjar air mata harusnya mengalir ke pangkal tenggorok. Tapi karena jalannya terhambat, air matanya akan membludak dan banjir di bola matanya. Banjir air mata ini menyebabkan kuman yang sudah ada dan tak bermasalah di bola mata jadi beranak pinak. Apalagi air mata itu rasanya asin dan suhunya hangat karena suhu tubuh. "Keadaan ini menjadi tempat yang nyaman untuk kuman berkembang biak dan menimbulkan infeksi di mata." Akibatnya, timbullah belekan pada mata dan si bayi mengalami sakit mata. Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika dan obat mata, baik salep atau obat tetes. Setelah itu dengan pemijatan pada kantung saluran air mata yang terletak di ujung bola mata dekat pangkal hidung. Geraknya secara lurus atau memutar, tergantung sebelah mana yang sakit. Upaya ini membantu melancarkan aliran air mata. "Jadi, kalau ada kotoran di dalam saluran matanya, tak menganggu. Juga, supaya membantu pertumbuhan saluran air matanya jadi lebar." Umumnya, papar Enny, dengan pemijatan akan sembuh. Jika belum kunjung sembuh ditunggu sampai usia 9-10 bulan untuk dilakukan tindakan. "Bila perlu dilakukan "probing" (penusukan) saluran air mata." 3.Radang Mata Biasa Umumnya, sakit mata ini paling sering ditemui pada usia bayi, anak, dan dewasa, yang disebut konjungtivitis atau radang mata. Penyebabnya, kuman. Bisa juga berawal dari alergi debu, lalu anak menguceknya, hingga terjadi infeksi kuman. "Sifat sakit mata ini menular lewat sentuhan atau senggolan. Bukan lewat pandangan mata seperti anggapan kebanyakan orang Gejalanya: mata merah di bagian putih bola matanya, ada belekan, disertai gatal-gatal dan merasa silau. Kadang belekan sedemikian banyak, hingga kelopak mata sulit dibuka, terutama waktu bangun pagi. Karena sakit mata ini menular, saran Enny, kalau dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang terkena radang mata, harus diisolasi supaya tak menularkan pada yang lain. "Jangan mencium-cium atau pegang-pegang bayi, nanti bisa ketularan. Ibu yang mengobati bayinya harus selalu cuci tangan, seperti halnya prinsip umum memegang bayi. Karena penularan yang terjadi bisa lewat sentuhan." Jadi, pencegahannya bukan dengan obat tetes mata, tapi dengan menjaga kebersihan, ya, Bu-Pak. Tak Asal Memberikan Obat Mata Jika tampak bayi sakit mata, saran Enny, sebaiknya orang tua tak mengobati sendiri, misal, dengan membeli obat bebas untuk sakit mata. Meski memang ada obat-obat khusus untuk sakit mata yang banyak dijual bebas di pasaran. "Karena usia bayi sangat rentan, apalagi jaringan mata itu sangat lunak dan peka. Agar lebih aman, perlu diagnosa dulu. Jadi, sebaiknya ke dokter anak, dokter mata atau dokter umum." Gizi Diperlukan Untuk Kesembuhan Menurut Enny, kesembuhan sakit mata bayi tergantung pula dari gizinya. Jika gizinya buruk, sakitnya mungkin akan lebih buruk. Karena si bayi tak punya daya tahan tubuh. "Tapi kalau gizinya baik, bisa membantu penyembuhan dengan cepat. Karena anak punya daya tahan untuk melawan sakitnya. Serta dapat membuat penyerapan obat-obatan antibiotik jadi lebih efektif." Karena itu, biasanya dalam pengobatan sakit mata ini, dokter mata bekerja sama dengan dokter specialis anak Tak Disarankan Mengobati Sendiri Di masyarakat kita juga sering ada tradisi untuk mengobati penyakit mata anak dengan obat tradisional yang diturunkan nenek moyang kita. "Ketika bayinya tampak sakit mata, biasanya eyangnya akan menganjurkan resep-resep tertentu. Karena mereka punya pengalaman baik untuk itu." Hanya saja, pesan Enny, mesti diingat, walau ada pengalaman membuahkan hasil yang baik pada jaman si nenek dulu, tak semuanya akan memberikan reaksi yang sama pada setiap anak. Sebab, kepekaan setiap anak tentunya berbeda. "Jadi, tak semua pengalaman itu akan berhasil pada setiap orang." Berikut beberapa tradisi yang banyak ditemui pada orang tua dalam mengobati sakit mata pada bayinya. * Bunga teleng Ada yang mengatakan sakit mata pada bayi bisa sembuh dengan menggunakan daun bunga teleng. Caranya, bunga teleng dimasukkan ke dalam air hangat, lalu mata si bayi ditetesi air tersebut. Namun, Enny agak sangsi dengan pengobatan ini. "Saya tak tahu seperti apa bunga ini dan tak tahu persis juga apa khasiatnya." Yang dikhawatirkan Enny adalah masalah kebersihan dan kesterilan dalam pembuatannya. Apalagi bunga ini termasuk bunga liar yang dapat ditemui di sembarang tempat. * Air rebusan daun sirih "Daun sirih memang bagus, ada desinfektannya, jadi bisa untuk menghanyutkan kuman," papar Enny. Hanya saja, mungkin konsentrasinya harus diperhatikan, misal, daunnya berapa lembar dan jumlah airnya berapa banyak. "Jadi, bukannya daun sirih itu jelek. Hanya saja ukuran pastinya tidak tahu, sementara jaringan mata itu halus sekali." Itu sebab, Enny tak menganjurkannya untuk pengobatan mata anak, apalagi bayi. Apalagi, paparnya, yang sudah-sudah ditemui, malah bayinya jadi radang mata. * Pakai ludah pagi hari Begitupun dengan ludah. Memang, bilang Enny, ludah mengandung zat-zat pembunuh kuman. Sebelum masuk ke perut, kuman sudah ditangkis dulu di mulut. "Jadi, sudah ada alat atau benteng-bentengnya. Kalau kumannya kecil, tak berpengaruh apa-apa karena sudah terbunuh air liur. Tapi, jangan lupa, banyak juga kuman yang berasal dari gigi, dari makanan yang menyelip di gigi. Jadi, bagaimana pula kalau dimasukkan ke mata. Bisa-bisa malah tambah sakit matanya." * Menggunakan air kencingnya Enny mengakui keberadaan teori mengenai pemakaian urin untuk mengobati penyakit. "Tak bisa dibilang bahwa air kencing jelek, karena ada juga literaturnya dan ahli yang mendalaminya." Hanya saja, Enny tak menyarankan air kencing ini untuk pengobatan mata bayi. "Terus terang, saya sendiri tak mendalami masalah itu, lagi pula masalah ini masih banyak pro dan kontranya. Jadi, untuk lebih amannya, sebaiknya berobat ke dokter, tidak mengobatinya sendiri." * Ditetesi ASI Ada juga anak sakit mata ditetesi ASI. "Memang dalam ASI ada penangkal kuman juga." Tapi Enny tak menganjurkannya untuk pengobatan mata anak. "Karena tak semua anak tahan terhadap ASI. Apalagi mata merupakan jaringan lunak yang peka. Jadi, sangat sulit untuk tahu kepekaannya. Mungkin saja, pernah ada pengalaman ibunya dulu tak bermasalah. Tapi begitu bayinya yang sekarang diobati dengan ASI, malah bermasalah. Karena alergi pada setiap anak, kan, tidak sama." >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]