membaca berita 'kontroversi Vaksin MMR dan Autisme" ini saya jadi pingin
segera pulang untuk lihat anak saya (19bulan) yang sudah saya imunisasi
MMR...saat ini anak saya memang belum pandai berbicara, tapi beberapa minggu
ini dia sangat cerewet banyak ngoceh, saya pikir itu proses belajar
berbicaranya. Anak saya juga sangat tanggap bila di suruh mengambil sesuatu
dan pandai main mata dg kami (saya, suami dan pembantu) biasanya kami bilang
" mana mata genitnya ??" otomatis dia melirik kami  lalu mengedip-kedipkan
matanya.....lucu...
Akankah 2 atau 3 tahun lagi respon seperti itu akan perlahan-lahan hilang
karena MMR yang telah disuntikkan ke tubuhnya ???
sungguh kami sebagai orang tuanya akan sangat berdosa..karena dulu kami
mengira imunisasi MMR adalah imuninsasi yang modern, bagus, berguna dan
diatas standar.

Adakah yang bisa memberikan keterangan yang menentramkan hati untuk orang
tua yang sudah terlanjur memberikan MMR pada anaknya ? please para dokter
ahli, pejabat Depkes  dll. 



> ----------
> From:         Patria, Diah[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Monday, January 22, 2001 7:55 PM
> To:   '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject:      RE: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan Autisme
> 
> Rekan netters,
> Saya juga ingin menambahkan mengenai autisme ini, sepertinya bahaya dan
> hubungan autisme dengan MMR amat sangat gencar dibicarakan, tapi tidak ada
> problem solvingnya untuk orang tua yang terlanjur mengvaksinkan anaknya,
> lalu kenapa harus tunggu dulu selama tiga tahun dampak yang timbul..?
> apakah
> tidak bisa secara dini diketahui ..? anak saya 18 bulan sudah saya MMR,
> sejauh ini saya lihat tidak ada perubahan yang signifikan, dalam artian
> bicara sudah banyak, banyak kontak mata, sudah bisa diperintah, tapi tetap
> saja saya khawatir takutnya diusia 2 atau tiga tahun anak saya ada
> kemunduran..tolong dong..setiap hari saya jadi cemas takut terjadi sesuatu
> pada anak saya.. Dr. Rudy pernah bicarakan sich masalah ini, tapi saya
> tetap
> aja cemas abis koq kayanya jadi seperti menakut-nakuti..
> 
> Salam
> 
> Bundanya Sulthan  
> 
> -----Original Message-----
> From: Safaatun [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 23 January 2001 10:07
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan Autisme
> 
> 
> Pak Dokter dan rekan netters,
> 
> Setelah membaca masalah ini berulang-ulang saya jadi khawatir, lantas
> bagaimana menanggulangi bahaya yang timbul jika sudah terlanjur di
> imunisasi
> MMR ini.
>  
> Kalo melihat akibat yang ditimbulkan yang salah satunya komplikasi
> bronkitis
> (entah kebetulan atau tidak anak saya pernah divonis dokter kena bronkitis
> waktu umur 1,5 tahun) sekarang 2 th, dan kalo saya perhatikan lagi sampai
> saat ini memang anak saya belum lancar bicara hanya bisa menyebutkan
> paling
> banyak 3 kata dalam 1 kalimat.
> Apakah ini berhubungan dengan MMR itu...
> 
> Apa yang saya lakukan saat ini, tolong dong dokter kasih saran yan
> terbaik.
> 
> Salam
> Eva
> Mamanya Adit & Tia.
> 
>               -----Original Message-----
>               From:   Nurul Ainiyah [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
>               Sent:   Tuesday, January 23, 2001 9:15 AM
>               To:     [EMAIL PROTECTED]
>               Subject:        RE: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan
> Autisme
> 
>               Sebagai tambahan, ada komentar dari Dr. Rudy Sutadi, SpA di
>       
> http://www.satumed.com/komentar/view.html?id=871&limit=0&maxdata=5
>               Rekan2 yg lain silakan menambahkan komentarnya..
>               Isi komentar Dr Rudy:
>               ***********************************************
>               Data menunjukkan bahwa di California sejak dimulainya
> vaksinasi MMR pada
>               tahun 1978, dan di Inggris di mana vaksinasi MMR mulai
> dilakukan pada tahun
>               1988, jumlah penyandang autisme semakin meningkat secara
> bermakna setiap
>               tahunnya. Yaitu sampai dengan akhir tahun 90-an meningkat
> sampai hampir
>               30-40 kalinya.
> 
>               Artikel dari satumed.com ini mengesankan bahwa seakan-akan
> terdapat
>               kelemahan pada penelitian Dr. Andrew Wakefield. Padahal
> justru sebaliknya.
>               Justru penelitian Dr. Brent Taylor, senior dari Wakefield di
> tempat mereka
>               bekerja (yang bersama-sama institusinya melakukan penekanan
> pada Wakefield),
>               oleh para ahli/peneliti ditolak metodologi penelitian serta
> kesimpulannya. 
>               Tetapi banyak orang/badan/industri-vaksin yang secara
> mentah-mentah langsung
>               mengutip dan menerima hasil penelitian Taylor secara begitu
> saja. Hal ini
>               bisa dimaklumi oleh karena berbagai alasan.
>               Penelitian di laboratorium-laboratorium Jepang menunjukkan
> hasil yang sama
>               dengan hasil penelitian Wakefield.
> 
>               Studi awal dari Andrew Wakefield meneliti hubungan antara
> Krohn's disease
>               (penyakit inflamasi usus) dengan virus campak (measles). 
>               Setelah publikasinya banyak orangtua dari penyandang autisme
> yang
>               menghubunginya dan mengatakan bahwa anak-anak mereka juga
> mempunyai masalah
>               pencernaan (chronic bowel problems). Apakah mungkin ada
> hubungan gangguan
>               mental dan fisikal tersebut dengan virus vaksin?
>               Pada tahun 1998, Andrew Wakefield mempublikasikan hasil
> studi serta
>               teorinya, di Lancet. Yaitu salah satu majalah kedokteran
> terkemuka di dunia.
>               Pada 12 anak yang mempunyai symptom (gejala-gejala) yang
> sama yaitu
>               inflamasi usus, dia sebut sebagai enterokolitis autistik, 8
> dari orangtua
>               melaporkan bahwa perilaku anak-anak mereka menjadi buruk
> setelah vaksinasi
>               MMR. Kemudian pada studi lebih lanjut yang melibatkan 160
> anak, terdapat
>               hasil yang sama, yaitu adanya virus campak pada usus
> anak-anak penyandang
>               autisme yang sebelumnya tidak mempunyai masalah sebelum
> vaksinasi MMR.
>               Walau demikian, memang Wakefield belum membuktikan bahwa
> virus campak yang
>               ditemukan adalah sama dengan virus campak yang berasal dari
> vaksin MMR. Hal
>               ini merupakan langkah besar selanjutnya yang perlu dilakukan
> dalam
>               penelitian genetik virus tersebut (genetic fingerprint).
> Jawabannya akan
>               dapat diketahui dalam waktu tidak lama lagi.
> 
>               Jakarta, 07 Januari 2001.
>               Dr. Rudy Sutadi, SpA
>               c 2001
>               KID-Autis JMC (Klinik Intervensi Dini Autisme, Jakarta
> Medical Center).
>               Jl. Buncit Ra
>               ***********************************************
> 
>               Tks,
>               Mama Ariq
> 
>               -----Original Message-----
>               From: Nurul Ainiyah 
>               Sent: January 23, 2001 8:53 AM
>               To: [EMAIL PROTECTED]
>               Subject: RE: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan
> Autisme
> 
> 
>               Saya juga pernah menemukan artikel ttg Hubungan antara
> Vaksin MMR dan
>               Autisme di http://www.satumed.com/isi_artikel/871.html
>               (isi artikel saya lampirkan di bawah)
>               Saya sendiri bingung mana yg benar, apakah betul2 ada
> hubungan antara Vaksin
>               MMR dan Autisme, atau tidak...
>               Untuk rekan-rekan yg tahu ttg hal ini, tolong sharingnya
> dong... thanks
> 
>               Mama Ariq
> 
>                Rabu, 19 April 2000 
>               Hubungan Antara Vaksin MMR dan Autisme Ditolak
> 
>                Anda mungkin pernah mendengar tentang vaksin MMR (Mumps,
> Measles, Rubella)
>               yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap
> Parotitis (infeksi
>               pada kelenjar ludah parotis atau sering dikenal sebagai
> gondongan), Campak
>               dan Campak Jerman. Vaksin ini pernah dihubungkan dengan
> terjadinya autisme,
>               tetapi para pakar menyatakan bahwa penelitian ini mengandung
> banyak
>               kelemahan.
> 
>               Suatu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Andy Wakefield
> sekitar dua tahun
>               lalu mengatakan telah menemukan jejak virus tersebut dalam
> usus anak-anak
>               penderita autisme, dimana risetnya ini menimbulkan ketakutan
> akan vaksin MMR
>               untuk pertama kalinya.
> 
>               Tetapi The Royal Free and University College Medical School
> di London,
>               dimana Dr. Wakefield bekerja, telah mengeluarkan pernyataan
> yang menunjukkan
>               kelemahan riset ini.
> 
>               Riset terakhir disampaikan di depan Kongres Amerika Serikat
> minggu lalu oleh
>               Dr. Wakefield dan Profesor John O'Leary, direktur patologi
> di Coombe Women's
>               Hospital di Dublin.
> 
>               Dia mengatakan bahwa pada 25 anak-anak pengidap autisme, 24
> mempunyai jejak
>               virus campak dalam ususnya. Profesor O'Leary mengatakan kini
> terdapat "bukti
>               yang menarik" tentang hubungan antara autisme dan MMR.
> 
>               Akan tetapi, hubungan ini sendiri tidak menjelaskan apakah
> virus tersebut
>               menyebabkan autisme, atau bahkan sumber virus ditemukan
> dalam vaksin MMR,
>               yang mengandung virus campak dan parotitis dalam bentuk
> "yang sudah mati".
> 
>               'Tidak Bisa Dibuktikan'
> 
>               Departemen Kesehatan mengatakan riset tersebut "tidak bisa
> dibuktikan dengan
>               sarana ilmiah biasa. Hal itu tidak membuktikan apa-apa dan
> tetap belum ada
>               bukti untuk mengatakan adanya kaitan antara suntikan vaksin
> MMR dan
>               autisme," seorang juru bicaranya menambahkan.
> 
>               "Pasti merupakan bahaya besar kalau anak-anak harus
> meninggal karena
>               penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin karena ketakutan
> akan keamanan
>               vaksin yang sesungguhnya belum dapat dipastikan."
> 
>               Seorang juru bicara Royal Free Hospital mengatakan bahwa
> tidak seorangpun
>               ilmuwan lain sanggup menghasilkan atau membuktikan kebenaran
> pekerjaan Dr.
>               Wakefield. Dia menunjukkan pada studi lain yang mengatakan
> bahwa tes kimia
>               yang dilakukan oleh Dr. Wakefield untuk memastikan adanya
> virus campak
>               mungkin saja telah dianggap positif oleh protein usus
> normal.
> 
>               "Dr. Wakefield dengan tegas mendesak untuk melakukan studi
> lanjutan termasuk
>               blind test pada subyek, kontrol yang tepat dan tes
> independen oleh ahli
>               laboratorium yang tidak mempunyai kepentingan di dalamnya."
> 
>               Riset awal skala kecil Dr. Wakefield mengatakan bahwa banyak
> anak-anak
>               mengalami autisme tidak lama setelah menerima suntikan MMR,
> tetapi studi
>               yang lebih besar oleh Medical Research Council (MRC) yang
> diterbitkan tahun
>               lalu tidak menemukan satu pun bukti hubungan tersebut.
> 
>               MRC telah melakukan proyek riset yang jauh lebih besar untuk
> mencoba
>               menentukan penyebab autisme. Meskipun anak-anak yang
> terinfeksi virus campak
>               alami dapat meninggal dalam kasus yang jumlahnya sangat
> kecil, infeksi itu
>               juga dapat memberi komplikasi yang serius, khususnya pada
> anak yang sangat
>               muda. Komplikasinya dapat meliputi pnemonia (radang paru),
> bronkitis
>               (infeksi pada bronkus) , kejang dan bahkan meningitis
> (infeksi selaput
>               otak).
> 
>               Jumlah penggunaan vaksinasi MMR turun tajam setelah
> publikasi riset pertama
>               Dr. Wakefield, yang menghubungkan antara MMR dengan autisme
> maupun penyakit
>               Crohn.
> 
>               -----Original Message-----
>               From: Imelda, Pasni [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
>               Sent: January 23, 2001 7:14 AM
>               To: balita anda (E-mail); Festarina; Anik, Artha; Devialina,
> P Dewi;
>               Auguar Auguar (E-mail); Reno Pratiwi (E-mail); Wiratni
> (E-mail 2)
>               Subject: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan Autisme
> 
> 
> 
>               FYI
> 
> 
>               >  -----Original Message-----
>               > 
>               > Selasa, 23 Januari 2001
>               > Kontroversi Vaksin MMR dan Autisme
>               > 
>               > Mencegah lebih baik daripada mengobati. Agaknya ini pula
> yang mendasari
>               > para ahli kesehatan untuk melakukan vaksinasi ketika
> manusia -- sebagai
>               > bayi yang mungil -- baru saja lahir ke dunia.
>               > 
>               > Tak heran bila beberapa hari setelah persalinan, ibu sang
> bayi --bila
>               > melahirkan di rumah sakit, atau rumah bersalin -- langsung
> disodori kartu
>               > menuju sehat. Di dalamnya tertera sederet vaksin yang
> harus diberikan
>               > kepada sang bayi, lengkap dengan jadwal pemberiannya,
> seperti vaksin BCG,
>               > Hepatitis B, DPT, MMR, HIB, Tifa, dan Polio.
>               > Sejauh ini memang tidak pernah terdengar ada keluhan
> terhadap
>               > vaksin-vaksin tersebut. Para orang tua rata-rata cuek.
> Para ahli kesehatan
>               > pun --khususnya di Indonesia-- tak pernah mempermasahkan
> keamanan
>               > vaksin-vaksin itu.
>               > 
>               > Salah satu prinsip vaksinasi adalah memasukkan
> mikroorganisme yang sudah
>               > dilemahkan ke dalam tubuh, agar tubuh membentuk kekebalan
> terhadap
>               > mikroorganisme tersebut yang masih ganas. Suatu hal yang
> bukan tidak
>               > mungkin terjadi jika mikroorganisme itu malah mengganggu
> proses
>               > metabolisme tubuh.
>               > 
>               > Dan, inilah yang dicurigai terjadi pada vaksin MMR
> (measles, mumps, and
>               > rubella). Vaksin ini spesifik untuk penyakit cacar air,
> gondongan, dan
>               > cacar jerman. Profesor Dr Andrew Wakefield, seorang
> konsultan
>               > gastroenterologis pada Rumah Sakit Free Royal di London,
> menyatakan vaksin
>               > MMR dapat menyebabkan autisme pada anak.
>               > 
>               > Autisme adalah penyakit gangguan sosial. Anak tidak
> responsif terhadap
>               > lingkungan sekitarnya, bahkan terhadap ibunya sendiri.
> Gejalanya sudah
>               > tampak sebelum anak berusia tiga tahun.
>               > 
>               > Klaim Profesor Wakefield itu didasarkan atas kasus 170
> anak yang datang ke
>               > kliniknya. Anak-anak tersebut mengalami sindrom autisme
> dan penyakit usus,
>               > setelah mereka diinjeksi dengan vaksin 'three in one' MMR.
>               > Prof Wakefield dalam wawancara eksklusif dengan The
> Telegraph akhir pekan
>               > lalu mengatakan, "Pekan lalu di klinik kami melihat
> sembilan atau 10 anak
>               > baru, dengan cerita yang sama. Mereka dikirimkan oleh ahli
> anak dari
>               > seluruh negeri dengan mengatakan anak ini awalnya
> berkembang secara
>               > normal. Tapi setelah divaksinasi MMR, sekarang autis."
>               > 
>               > Kesimpulan Wakefield itu diperkuat dengan data yang ada
> pada kebanyakan
>               > orang tua mereka. Menurutnya, para orang tua yang anaknya
> mengalami
>               > autisme memiliki dokumen perkembangan fisik dan mentalnya,
> yang
>               > menunjukkan penurunan setelah vaksinasi MMR berlangsung.
>               > 
>               > Atas dasar itulah ia sempat mengatakan bahwa pejabat yang
> menyatakan MMR
>               > aman sebagai hal yang memalukan. "Ketika teman
> menganjurkan anak-anak
>               > harus diimunisasi MMR, saya jawab tidak."
>               > Perhatian profesor ini terhadap MMR telah dilakukannya
> sejak 1998, saat
>               > kasus ini 'meledak'. Ketika itu ia menemukan 12 kasus
> serupa. Dan mulailah
>               > perdebatan tentang bahaya MMR mengemuka.
>               > 
>               > Departemen Kesehatan Inggris termasuk yang menentang
> pendapat Wakefield.
>               > Departemen itu menjamin bahwa MMR aman. Pernyataan itu
> misalnya datang
>               > dari Dr David Salisbury, kepala program imunisasi
> pemerintah, pada bulan
>               > ini.
>               > 
>               > "Departemen mengatakan bahwa keamanan MMR telah terbukti.
> Argumen itu tak
>               > dapat dipertahankan. Itu tidak dapat dibenarkan oleh ilmu
> pengetahuan. Itu
>               > tidak hanya pendapat saya tapi ditambahkan pula oleh ahli
> kesehatan dan
>               > masyarakat," kata Wakefield.
>               > 
>               > Ia mengatakan, "Berbagai uji telah menunjukkan waktu dan
> waktu lagi bahwa
>               > kita sedang menghadapi fenomena baru. Departemen kesehatan
> berpendirian
>               > bahwa MMR telah terbukti aman melalui studi, setelah
> studi, setelah studi
>               > yang tidak pernah berakhir. Terus terang, itu penilaian
> tidak jujur dan
>               > menurunkan derajat ilmu pengetahuan pada level terendah."
>               > 
>               > Wakefield sadar tindakannya berbicara secara blak-blakan
> sekarang akan
>               > membuat marah pejabat kesehatan setempat dan menambah
> dilema orang tua
>               > tentang perlu tidaknya vaksinasi MMR bagi anaknya. Bisa
> jadi orang tua
>               > akan shock. Namun, risiko itu diambilnya. Alasannya,
> berbagai bukti tak
>               > dapat ditolak.
>               > 
>               > Di Inggris sendiri jumlah dokter dan perawat yang khawatir
> terhadap risiko
>               > vaksinasi MMR meningkat pada bulan lalu. Muncul berbagai
> tekanan untuk
>               > memisahkan pemberian vaksinasi MMR secara terpisah. Tidak
> 'three in one'
>               > tapi satu per satu, dalam jangka waktu tiga tahun. Selain
> itu, ada tekanan
>               > kepada pemerintah untuk menetapkan kebijakan vaksinasi
> baru.
>               > 
>               > Vaksin MMR yang mengandung virus cacar air, gondongan, dan
> rubella hidup
>               > ini telah diberikan kepada jutaan anak di Inggris sejak
> diintroduksi pada
>               > 1998. Tapi, kemudian jumlah itu turun sejak Dr Wakefield
> mengungkapkan
>               > temuannya.
>               > 
>               > Sepuluh hari yang lalu kepala kesehatan setempat
> memperingatkan para orang
>               > tua bahwa Inggris dapat menghadapi wabah cacar air,
> kecuali kalau banyak
>               > anak-anak mereka telah divaksinasi dengan MMR. Terhadap
> peringatan itu
>               > Profesor Wakefield mengatakan, "Bagaimanapun, jika wabah
> meledak ini
>               > menunjukkan sebuah kegagalan dari departemen kesehatan, di
> mana mereka
>               > 'gagal menghadapi isu-isu keselamatan'."
>               > 
>               > Kini dokter itu dan kolega-koleganya sedang menguji
> hipotesis bahwa virus
>               > measles (cacar air) dari vaksin dapat menjadi rumah
> sementara dalam usus
>               > pada anak yang rentan, membahayakan bagi usus dan
> mengakibatkan autisme,
>               > serta virus mumps (gondongan) berkembang lebih dari yang
> diramalkan.
>               > 
>               > Bagaimana di Indonesia? Dr Rudy Sutadi SpA, spesialis anak
> RS Medical
>               > Center, Jakarta, mengatakan, "Dari pengakuan orang tua
> yang berobat ke
>               > tempat saya atau orang tua yang mengoborol dengan saya,
> memang ada
>               > beberapa orang tua yang mengakui setelah anaknya diberi
> vaksin MMR, mental
>               > si anak menurun secara perlahan-lahan, misalnya kontak
> mata anak mereka
>               > mulai menurun perlahan-lahan," ungkapnya.
>               > 
>               > Namun demikian, menurut Rudy, tidak semua anak yang diberi
> vaksin MMR akan
>               > menjadi autisme. Semuanya, lanjutnya, tergantung pada si
> anak. "Ada anak
>               > yang mempunyai risiko tinggi untuk menderita autisme, dan
> ada yang tidak,"
>               > katanya.
>               > 
>               > Biasanya anak yang berisiko tinggi autisme, jelas Rudy,
> adalah kalau ada
>               > saudaranya atau orang tuanya juga menderita autisme,
> menderita retardasi
>               > mental. "Karena itu, anak yang mempunyai risiko tinggi
> untuk autisme
>               > sebaiknya ditunda dulu vaksinasi MMR. Setelah tiga tahun
> didiagnosis tidak
>               > terjadi perubahan perilaku baru dilakukan MMR," katanya.
>               > 
>               > Rudy mengatakan harus disadari pula bahwa apabila tidak
> diberikan
>               > vaksinasi MMR terhadap anak, kemungkinan terjadi wabah.
>               > 
>               > Terlepas dari apakah ada atau tidak hubungannya antara
> autisme dan
>               > vaksinasi MMR, Rudy mengakui kasus anak penderita autisme
> di Indonesia
>               > dari tahun ke tahun memang meningkat. Menurut dia, MMR ini
> biasanya
>               > diberikan ketika anak berusia 1,5 tahun.
>               > 
>               > Peningkatan itu, menurut Rudy, berhubungan dengan dua
> persoalan. Pertama,
>               > adanya informasi yang sampai tentang autisme kepada
> profesi, sahabat,
>               > tetangga, dll sehingga meningkatkan kasadaran/kewaspadaan
> masyarakat.
>               > 
>               > Kedua, angka kejadian anak autisme dari kepustakaan memang
> meningkat. Dulu
>               > angka kejadian autisme 2-10 per 10 ribu kelahiran,
> sedangkan dari
>               > konferensi dunia tentang autisme tahun 2000 adalah 1:250,
> jelasnya.
>               > 
>               > Menurut Rudy, para ahli memang sekarang sedang melakukan
> penelitian untuk
>               > mencari sidik jari apakah benar vaksin MMR itu yang
> menyebabkan autisme
>               > dan penyakit saluran pencernaan akut. "Hal itu sedang
> diteliti terus,
>               > kalau benar, memang hal itu tidak bisa disangkal lagi."
> ian/nri
>               > 
>               > Sumber : Republika
>               > 
> 
>               >> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota
> di Indonesia
>               >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
>               Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>               Stop berlangganan, e-mail ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>               >> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota
> di Indonesia
>               >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
>               Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>               Stop berlangganan, e-mail ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>               >> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota
> di Indonesia
>               >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
>               Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>               Stop berlangganan, e-mail ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>               
> 
> >> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> **********************************************************************
> This e-mail and any attachment contains information which is private
> and confidential and is intended for the addressee only.
> If you are not an addressee, you are not authorised to read, copy or 
> use the e-mail or any attachment.  
> If you have received this e-mail in error, please notify the sender 
> by return e-mail and then destroy it.
> **********************************************************************
> 
> >> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 

>> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

















Kirim email ke