wah ! tidak bisa di attach filenya. saya kirim dengan textnya saja.
PROBLEMA
MAKAN PADA ANAK:
TINJAUAN
ASPEK GIZI
Oleh:
Dr Ir. Ali Khomsan (Ahli Gizi)
* Sabtu, 13 Nopember 1999
*08.30- 13.00 WIB
* Balai Agung Betawi, Hotel Santika Jakarta
JL AIPDA KS. Tubun No.7 Jakarta
PROBLEMA MAKAN PADA ANAK; TINJAUAN ASPEK GIZI
OLEH: DR IR ALl KHOMSAN
Pendahuluan
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi
oleh
seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
men-
yangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak
cukup
untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang
terdapat
di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema
makan pada
anak.
Problema makan ini misalnya dijumpai dalam bentuk anak enggan
makan.
Perilaku enggan makan bukan persoalan sepele. Tidak ada obat mujarab
yang
Secara jitu dapat segera memulihkan nafsu makan anak. Anak yang enggan
makan
selalu berusaha mencari-cari alasan untuk tidak makan misalnya ngemut
makanan
berlama-Jama, mempermainkan makanan, atau memuntahkan makanan.
Picky eater (pilih-pilih makanan) sering pula dilakukan oleh anak
se-
hingga membuat orang tua bingung. Anak dengan kecenderungan picky
eater akan
mengalami kesulitan di dalam meramu variasi makanan yang dapat
memenuhi kecu-
kupan gizinya. Anak-anak ini misalnya setelah besar tidak mau makan
makanan
yang keras-keras, bahkan nasipun harus diganti bubur. Makanan yang
dikonsumsi
sehari-hari cenderung seragam, padahal keanekaragaman makanan
merupakan cara
terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Faktor Penyebab
Mengapa problema makan ini nuncul pada anak? Secara psikologis
dapat
diterangkan bahwa perilaku makan timbul karena upaya meniru seorang
anak
terhadap apa yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya. Anak yang
tumbuh
dalam lingkungan keluarga yang enggan makan, misalnya dalam rangka
diit, akan
mengembangkan perilaku enggan makan seperti halnya orang dewasa di
sekitarnya.
Perilaku sulit makan juga dapat terjadi karena orang tua tidak
mengakui
ego seorang anak. Orang tua selalu memaksakan bahwa anak harus makan
ini-itu
dengan porsi yang sudah ditentukan, makanan di piring harus
dihabiskan.
Maksud orang tua mungkin benar yaitu mereka menginginkan anaknya tumbuh
sehat
dengan gizi cukup, tetapi mereka kurang menyadari bahwa makan bukan
melulu
persoalan gizi tetapi di dalamnya terdapat pula unsur psikologis.
Anak balita dalam rangka menuju proses kemandiriannya sebenarnya
ingin
pula diakui egonya. Dia mungkin ingin mengatakan bahwa aku bisa
melakukan apa
yang aku maui. Jadi sekali-kali beri kebebasan pada seorang anak untuk
men-
gambil makanan sendiri atau makan sendiri tanpa harus disuapi.
Ada perbedaan mendasar tentang bagaimana orang Barat memandirikan
anak
dibandingkan orang Timur. Kita selalu meladeni anak, termasuk dalam hal
makan, karena kita tidak ingin makanan tumpah berceceran.
Membuang-buang
makanan adalah tabu dan bisa kuwalat sehingga di dalam masyarakat kita
bisa
dijumpai orang tua menyuapi anaknya yang sudah kelas V SD. Hal ini
nyaris
tidak kita temukan pada masyarakat Barat yang sejak dini melatih anak
untuk
bisa makan sendiri.
Perilaku makan yang tidak tepat seringkali muncul karena ulah
orang
tua. Misalnya adanya kebiasaan untuk menenangkan anak yang sedang rewel
dengan cara membelikan jajanan yang hanya padat kalori (permen, minuman
rin-
gan, coklat. dsb.). Anak yang sudah nengkonsumsi makanan padat kalori
perutnya
akan segera kenyang sehingga dia tidak mau makan.
Makan bagi seorang anak harus dibuat dalam suasana yang
menyenangkan,
jangan ada unsur paksaan sehingga timbul kesan pada anak bahwa kegiatan
makan
adalah sesuatu yang menjengkelkan atau bahkan merupakan hukuman.
Kebiasan
makan bersama yang kini barangkali sudah mulai ditinggalkan karena
kesibukan,
sudah saatnya dihidupkan lagi Anak balitapun bisa merasakan nlkmatnya
makan
bila semua anggota keluarga duduk bersama-sama di meja makan.
Problem makan dan Gizi
Problema makan pada anak dapat berakibat buruk bagi tumbuh kembang
anak.
Sedikitnya makanan yang masuk ke dalam perut anak dapat menjadi
indikasi bahwa
anak tersebut mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi.
Indikator
status gizi kurang dicerminkan oleh berat badan atau tinggi badan anak
di
bawah standar.
Dengan menggunakan ukuran standar sebagai pembanding kita dapat
mengeta-
hui/menilai status gizi seorang anak. Di dalam Kartu Menuju Sehat
(KMS), yang
dibagikan secara gratis bagi peserta program Posyandu, tergambar grafik
per-
tambahan berat badan berdasarkan usia anak. Melalui penimbangan anak
balita
setiap bulan dapat diketahui kecenderungan status gizi seorang anak.
Mereka yang mengalami kegagalan pertumbuhan (berat badan tetap
atau
turun dalam penimbangan bulan berikutnya) sering disebabkan oleh
kekurangan
gizi atau sakit. Anak-anak tersebut mengalami kekurangan gizi karena
kurangn-
ya makanan di tingkat rumah tangga, cara pemberian makanan yang kurang
baik,
anak tidak mau makan, atau faktor psikososial lainnya.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang
dewa-
sa. Tetapi mereka pun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak
memuhi
selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus
berlaku
demokratis. untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang menjadi
kege-
maran Si anak.
Faktor psikososial yang bisa mempengaruhi nafsu. makan anak
misalnya anak
balita yang biasa disuapi pembantu mungkin nafsu makannya berkurang
ketika
harus makan bersama-sama ibunya yang selama ini selalu sibuk di kantor.
Yang
paling baik adalah menciptakan suasana sosial yang seimbang di dalam
rumah
tangga sehingga anak balita merasa dekat dengan semua anggota rumah
tangga dan
mau makan dengan siapa saja.
Intake gizi yang baik berperanan penting di dalam mencapai
pertumbuhan
badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup
pula
pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Masa pertumbuhan otak tercepat adalah pada trimester ketiga janin
berada dalam kandungan sampai bayi berusia 18 bulan. Setelah itu otak
masih
tumbuh dengan kecepatan yang semakin berkurang sampai usia S tahun.
Oleh
karena itu usia balita ini sangat rawan terhadap kondisi-kondisi kurang
gizi.
Pada usia rawan ini banyak orang tua yang mempunyai persepsi
keliru
mengenai makanan untuk anaknya. misalnya: bayi sampai usia 4 bulan
sebenarnya
cukup kalau hanya diberi ASI oleh ibunya tanpa tambahan makanan apapun.
Hal
ini sesuai dengan sistem enzim dalam pencernaan bayi yang masih
didominasi
oleh enzim laktase untuk memecah laktosa susu. Tetapi sebagian orang
tua
menganggap bahwa bayi akan kelaparan tanpa makanan tambahan sehingga
akhirnya
diperkenalkan pisang, bubur dsb. Padahal jenis makanan ini memerlukan
keha-
diran enzim maltese untuk memecah maltosa (karbohidrat) pada pisang
atau
bubur. Enzim maltose umumnya belum banyak diproduksi oleh bayi di bawah
usia
4 bulan. Kesalahan dalam memberikan makanan ini tentu membuat tubuh
bayi
tidak dapat mencerna dengan sempurna makanan yang diberikan oleh ibunya
se-
hingga sari makanan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Akhirnya bayi
bisa
mengalami gangguan pertumbuhan kecerdasan.
Makanan dan Pertumbuhan
Setelah anak berusia 2 tahun sebenarnya kehadiran susu bukan hal
yang
wajib dalam menu sehari-hari. Yang penting adalah aneka ragam makanan
yang
dikonsumsi secara cukup. Dengan memperhatikan 4 sehat saja (nasi,
sayur,
lauk, dan buah), anak-anak setelah usia 2 tahun dapat tumbuh secara
baik.
Namun kenyataannya, orang tua seolah memaksa anak agar mengkonsumsi
susu
banyak-banyak dan membiarkan anak mengurangi porsi makannya. Padahal
makan
dengan porsi 3 kali sehari lebih penting dari pada minum segelas atau
dua
gelas susu. Susu di banyak keluarga dianggap sebagai makanan dewa yang
bisa
menggantikan nasi, sayur, dan lauk-pauk. Susu dari sudut pandang gizi
bukan-
lah. sumber protein tetapi lebih tepat sumber kalsium dan fosfor.
Kalsium dan
fosfor ini dengan mudah kita dapatkan dalam Ikan teri atau Ikan
sarden.
Sementara sumber protein utama kita adalah nasi serta lauk-pauk. Jadi
dengan
konsumsi 4 sehat tanpa 5 sempurnapun anak-anak kita setelah usia 2
tahun bisa
tumbuh dengan optimal.
Pada era globalisasi ini berbagai formasi karir mensyaratkan
ukuran
tinggi badan tertentu. bahkan untuk menjadi prawuniagapun persyaratan
tinggi
badan ini juga menjadi kriteria penerimaan. Kalau dulu hanya ABRI dan
awak
pesawat udara, maka kini semakin banyak factor yang menginginkan
pegawainya
berperawakan tinggi
Perawakan tinggi ditentukan oleh banyak faktor. Faktor genetik
atau
potensi biologik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses
tumbuh kembang. Tinggi badan seorang anak akan dipengaruhi tinggi
badan kedua
orang-tuanya.. Kita tidak bisa mengharapkan anak tumbuh tinggi dari
orang tua
yang sangat pendek atau sebaliknya.
Selain itu ada pula faktor hormonal. Hormon yang sangat penting
untuk
pertumbuhan adalah harmon pertumbuhan, hormon tiroid dan hormon seks.
Hormon
pertumbuhan diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tulang panjang.
Anak-anak
yang menderita kekurangan hormon pertumbuhan hanya akan mempunyai tinggi
akhir
120 cm pada masa dewasanya. Harmon tiroid berperan besar dalam
metabolisme
tubuh. sedangkan hormon seks menentukan pertumbuhan anak pada masa
pubertas.
Jadi kalau ada anak dikhitan menjelang pubertas, maka sesudahnya dia
tumbuh
secara lebih cepat karena aktivitas hormon seks. Bukan khitan yang
menyebab-
kan seseorang tumbuh lebih cepat.
Yang ketiga adalah faktor gizi. Makanan menyediakan segala jenis
gizi
yang diperlukan tubuh seperti kalori, protein, vitamin, dan mineral.
Bila
konsumsi makanan seorang anak adalah normal maka dia tidak memerlukan
suple-
men-suplemen.
Ukuran perawakan tinggi sebagai manifestasi ketiga faktor dl atas
berbeda-beda untuk setiap populasi. Terlalu tinggi untuk ukuran kita
belum
tentu demikian untuk orang Eropa atau Amerika. Masyarakat kita bahkan
mungkin
belum bisa mentolerir anak wanita yang tingginya 175 cm. Mengapa?
Karena
anak wanita yang terlalu tinggi akan sulit memperoleh jodoh, apalagi
kalau
tinggi badan pria di lingkungannya baru mencapai 160-165 an.
Pola pertumbuhan anak-anak yang secara rasial dulu dianggap pendek
ter-
bukti dapat diperbaiki dengan konsumsi gizi yang baik. Survei di Jepang
pada
tahun 1962 menunjukkan bahwa remaja pria pada usia 14 tahun yang lahir
sesudah
Perang Dunia II mempunyai tinggi badan 7,6 cm lebih tinggi dibandingkan
mereka
yang dilahirkan sebelum PD II. Perubahan pola pertumbuhan ini
disebabkan oleh
meningkatnya konsumsi protein hewani.
Bayi lahir normal umumnya mempunyai bobot badan sekitar 3,0 - 3,5
kg.
Bobot lahir ini bisa lebih rendah karena selama hamil pertambahan bobot
badan
ibu juga rendah (misalnya, karena ibu kurang makan). Kurang gizi yang
ber-
langsung lama ketika lbu hamil menyebabkan panjang bayi lahir dan
lingkar
kepala juga rendah yakni berada pada 10% terbawah dari populasinya.
Anak-anak usia pra sekolah kadang harus memasuki fase sulit makan-
Keadaan sulit makan bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan
pertum-
Buhan anak. Oleh karena itu wajar bila orang tua menjadi sangat
khawatir bila
anaknya tidak mau makan.
Ada banyak cara untuk membuat anak mau makan. Misalnya, orang tua
hen-
daknya memperhatikan porsi yang pantas untuk anak Tidak perlu porsi
maksimum
disajikan untuk sekali makan Cobalah untuk menguranginya sehingga
ketika
anak berhasil menghabiskan porsi tersebut dia akan merasa bangga.
Cara lain yang dianggap baik untuk membuat anak mau makan ialah
dengan
mengijinkan mereka mengambil sendiri porsi yang dikehendaki. ini akan
membuat
anak merasa dihormati dan memmpunyai hak sama dengan orang tuanya saat
berada
di meja makan.
Untuk memperkenalkan jenis makanan baru pada anak-anak, orang tua
harus
memilih saat yang tepat. Makanan baru hendaknya disajikan. ketika anak
lapar.
Kondisi lapar akan membuat anak merasakan bahwa makanan baru tersebut
benar-
benar memenuhi seleranya.
Tidak semua makanan yang diperkenalkan pada anak mesti disukai.
Perlu
diketahui, setiap individu menipunyai bakat untuk tidak menyukai satu
atau dua
jenis makanan, dan ini adalah normal. Oleh karena itu orang tua jangan
terla-
lu memaksakan bila anaknya tidak suka makanan tertentu.
Banyak orang tua yang bingung mengatur pola makan anaknya.
sebenarnya
anak adalah duplikat orang tua, bila orang tua sulit makan maka anak
akan
menirunya. Oleh karena tumbuhkan suasana di dalam keluarga untuk tidak
pilih-
pilih makanan, sehingga anak bisa menyukai apa saja yang disajikan orang
tuanya. Dengan pemahaman gizi yang baik, yang Informasinya bisa
diperoleh
dari berbagai media, maka di dalam keluarga kita niscaya akan tumbuh
anak-anak
yang sehat dan cerdas.
Lampiran 1. Standar Berat Badan Anak Balita (Kg)
Umur (thn) Laki-laki Perempuan
0,5 6,3 - 7,8 5,9 - 7,2
1,0 8,3 - 10,2 7,7 - 9,5
1,5 9,3 - 11,5 8,7 - 10,8
2,0 10,0 – 12,4 9,5 - 11,8
2,5 10,9 - 13,5 10,5 - 13,0
3,0 11,8 - 14,6 11,4 - 14,1
3,5 12,7 - 15,7 12,2 - 15,1
4,0 13,5 – l6,7 12,9 - 16,0
4,5 14,3 - 17,7 13,5 - 16,8
5,0 15,1 – l8,7 14,3 - 17,7
Lampiran 2. Kandungan Gizi Makanan Jajanan
Jajanan Energi (Kalori) Protein (gr)
Bakwan 109 1,7
Baksa 190 10,3
Bihun goreng 308 5,9
Gado-gado 203 6,7
Karoket 73 1,2
Apem 84 1,5
Lemper 177 3,0
Pisang goreng 132 1,4
Risoles 134 2,1
Lampiran 3 Gizi Susu dan Hasil 0lahannya per 100 gr
Jenis Energi (Kalori) Protein (gr)
Susu sapi 61 3,2
Es krim 207 4,0
Keju 326 22,8
Yoghurt 52 3,3
Lampiran 4. Gizi Lauk Pauk per 100 gr
Jenis Protein (gr) Kolesterol (mg)
Otak 10 2100
Telur ayam 13 225
Daging sapi 19 110
Beefburger 13 236
Paha goreng 33 276
Hati goreng 24 536
Ampla goreng 19 507
Tahu 8
Ikan mas 16
Corned 16
Daging ayam. 18
Tempe 18
Bandeng 20
Pindang 28
Dendeng sapi 55
Teri 33
Ikan asin 42
Lampiran 5. Gizi Sayuran per 100 gr
Jenis Zat Besi(mg) Vit A (SI)
Bayam 3,9 6000
Sawi hijau 2,9 6460
Daun singkong 2,0 11000
Kangkung 2,5 6300
Kol 0,5 80
Wortel 0,8 12000
Tomat 0,5 1500
Lampiran 6. Gizi Buah per 100 gr
Jenis Vit A (SI) Vit C (mg)
Alpukat 180 13
Jambu biji 25 87
Jeruk 190 49
Mangga 3715 30
Pepaya 365 78
Pisang ambon 146 3
Semangka 590 5
-----Original Message-----
From: hero tjanderawasi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, November 29, 1999 10:15 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] makalah bg 1
saya sudah coba untuk posting di milis balita-anda denga file yang lengkap ,
ternyata tidak bisa diterima (karena jumlah file lebih dari 40 kb).
ini saya coba posting lagi dengan dibagi jadi dua bagian, ok.
hasil scan ini sudah di cek ulang, tapi karena memakai ocr mungkin ada
tulisan atau ejaan yang salah , harap maklum.
mudah mudahan ini dapat membantu yang lain.
hero tjanderawasi
Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet