14 September, 2009 - Published 02:44 GMT

 
                
Email kepada teman              Versi cetak
Penggalian makam Tan Malaka
 
        

Makam Tan Malaka diduga berada di Jawa Timur
Penggalian makam yang diduga berisi jenazah Tan Malaka, pahlawan nasional yang 
ditembak mati pada tahun 1949, kini sudah selesai.
Tim forensik sudah membawa contoh tulang dari makam itu untuk meneliti DNA-nya 
di Jakarta, yang memakan waktu sekitar 3 pekan. Penggalian di Kediri, Jawa 
Timur, dilakukan berdasarkan penelitian yang dilakukan sejarawan Belanda Hary 
Poeze selama bertahun tahun terhadap tokoh komunis asal Sumatera Barat ini.

Wartawan BBC Heyder Affan di Jakarta melaporkan, jika nanti dipastikan itu 
adalah jasad Tan Malaka, keluarga meminta pemerintah menguburkannya kembali 
secara layak.

Setelah mengambil serpihan tulang, rambut, serta gigi tulang-belulang yang 
diduga jasad Tan Malaka, Tim Forensik kemudian menguburkan kembali jasad itu di 
tempatnya semula, di Desa Selo Panggung, Kabupaten Kediri, hari Sabtu kemarin.

Langkah selanjutnya, menurut Ketua Tim Forensik Fakultas Kedokteran Universitas 
Indonesia, Djaya Surya Atmadja, adalah mencocokkan DNA jasad itu dengan DNA 
keluarga Tan Malaka.

DNA tersebut akan dicocokkan dengan DNA keluarga Tan Malaka terdekat, yaitu 
putra adik kandungnya. Ini dilakukan karena Tan Malaka tidak memiliki istri dan 
anak selama hidupnya.

        
 Selama ini kematiannya dan dimana dikuburkannya tidak jelas, apalagi dia 
adalah seorang pahlawan nasional

 
Zulfikar Khamarudin
Zulfikar Khamarudin, putra adik dari Tan Malaka, menjelaskan tujuan di balik 
penggalian dan penelitian ini:

''Kami harus tahu dimana Tan Malaka dikebumikan, karena selama ini kematiannya 
dan dimana dikuburkannya tidak jelas, apalagi dia adalah seorang pahlawan 
nasional''.

''Kami mengharapkan jika test DNA itu positif, maka kuburannya harus 
ditempatkan yang layak sesuai dengan statusnya sebagai pahlawan nasional tidak 
seperti sekarang, dilembah yang tidak dikenal oleh anak cucu bangsa'', kata 
Zulfikar.

Zulfikar menambahkan, keluarga memaklumi keinginan pemerintah daerah Kediri 
yang ingin tetap menempatkan makam Tan Malaka di kawasan tersebut asal sesuai 
dengan harkat dan martabat bangsa.

Penemuan dan penggalian makam yang diduga berisi jasad Tan Malaka, berdasarkan 
penelitian yang dilakukan sejarawan Belanda Hary Poeze selama bertahun tahun 
terhadap tokoh komunis asal Sumatra Barat ini.

Kirim email ke