Politika Revolusi ala Komputer Awas, ada virus berbahaya yang berkeliaran belakangan ini. Yang mengerikan, virus ini berasal dari sebuah benda yang selama ini menjadi penghibur di rumah Anda: televisi.
Virus baru ini ganas dan menyerang saat televisi menyiarkan siaran berita. Begitu jarum panjang menunjuk ke angka 6 atau 12, virus terbang dari kotak ajaib itu dan membuat mata Anda kelilipan. Setelah itu bola mata Anda seperti balon yang akan meletus. Mulut tak bisa kaklep, napas tersengal-sengal, dan denyut jantung berdebar sangat cepat. Dunia serasa berputar dan di telinga terdengar bunyi panjang "ngiiing-ngiiing-ngiiing...". Hidung mèlèr, perut mulas, suhu badan naik, batuk pun keras dan dalam. Penderitaan belum selesai. Virus lalu menyerang logika Anda sehingga menjadi bengkok dan hati nurani menjadi steril. Virus yang sempat melumpuhkan Eropa pada pertengahan abad ke-20 ini dikenal dengan nama TMI (too much information). Dalam bahasa Indonesia namanya virus KNB (kebanyakan nonton berita). Virus KNB ada tiga jenis. Pertama, jenis kekerasan massal. Kedua, jenis kebohongan publik, dan ketiga, jenis kebodohan nasional. Berdasarkan penelitian, virus ini sebenarnya berhasil dibasmi pada zaman Orde Baru melalui sistem pemerintahan bertangan besi. Namun, mereka datang lagi setelah rakyat menggemari demokrasi dan mengganjeni pemilihan umum langsung. Virus KNB sempat mati karena sering diinjak-injak sepatu lars, dinetralisasi oleh Dwifungsi ABRI, dan dikebiri oleh Demokrasi Pancasila. Penyebaran virus diatur rapi oleh pasal subversif, disaring oleh Kopkamtib, dan disiarkan secara terbatas oleh Departemen Penerangan. Virus KNB memang berkembang subur di negara demokrasi baru. Coba pakai mikroskop, Anda bisa melihat virus KNB menerima demokrasi dengan setengah hati, mempermainkannya, menelannya, dan melepèhnya seperti bayi muntah. Televisi bertanggung jawab atas penayangan virus KNB jenis pertama, kekerasan massal, yang bak cerita bersambung. Ada bentrok demonstran dengan aparat keamanan, ada pembakaran kompleks Ahmadiyah, ada penyerbuan terhadap kedutaan besar asing, ada perkelahian antarkampung. "Pemirsa, ratusan warga Kampung Galak mengepung dan membakari sebuah rumah yang ditengarai menjadi pusat ibadah haram," kata reporter televisi. "Bakar! Bakar!" teriak massa yang sedang running amok. Stasiun televisi lain menyiarkan berita mahasiswa mengadakan happening art untuk memprotes apa saja. Biasanya demonstrasi berakhir dengan pembajakan mobil Pertamina, penyanderaan stasiun radio, atau saling pukul melawan aparat keamanan. Tayangan yang paling populer akhir-akhir ini adalah virus KNB jenis kedua, yakni kebohongan publik. Tayangan ini lebih menyedihkan ketimbang cerita sinetron dan lebih lucu dibandingkan dengan acara Republik BBM di Indosiar. "Saudara, pengadilan kasus korupsi senilai Rp 700 miliar di Bank Becak yang dilakukan direkturnya sendiri, Si Polan, berakhir dramatis. Majelis hakim menjatuhkan vonis bebas tanpa syarat meskipun tim jaksa penuntut mengajukan hukuman gantung di Monas," kata wartawan televisi A. "Pemirsa, setelah jeda kami akan menyiarkan dengar pendapat di DPR tentang makna katebelèce. Banyak yang bingung katebelèce itu berasal dari bahasa Indonesia atau Belanda? Mengapa ia bisa berubah isinya? Nah, jangan ke mana-mana," ungkap penyiar di stasiun televisi B. Stasiun C tak mau kalah. "Saudara, dalam wawancara eksklusif berikut ini Pak Badu mengungkapkan permainan di balik pengintelan oleh polisi terhadap beberapa anggota DPR," kata si wartawan. "Ya, DPR memang penuh dengan Intel. Bayangkan berapa banyak komputer di DPR dan semuanya memang memakai prosesor merek Intel Inside. Soalnya enggak ada anggota yang mau komputernya dipasangi prosesor merek Intel Celeron...," tutur Pak Badu. Lalu, sang wartawan mewawancarai anggota DPR yang hobi memelihara bebek "Partai saya dapat memahami intel bisa berkeliaran. Dulu partai saya bisa memahami kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) dan pasti mau memahami rencana kenaikan TDL (tarif dasar listrik). Saudara bisa memahami?" katanya, dengan penuh semangat. Virus yang ketiga adalah virus KNB jenis kebodohan nasional. Hampir semua stasiun televisi menyiarkan berita tentang rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang Boleh Pornografi dan Bisa Pornoaksi (RUU-BP2). "Para pemirsa, kami telah berada di DPR menyiarkan pembahasan RUU-BP2. Pak Ogah dari Partai Sesuka Saya mengatakan bahwa partainya mendukung penuh pengesahan RUU-BP2. Saya tadi mewawancarai dia," kata si reporter. "Tentu, tentu, kami mendukung RUU-BP2. Jadi, kalau merujuk pada Pasal 2, saya tak dilarang tertidur saat sidang karena mendengkur tak masuk ke dalam kategori pornografi," kata Pak Murka dengan nada meyakinkan. "Sedangkan Pasal 13 tentang pornoaksi mengatakan bahwa setiap partai tidak wajib mendengarkan aspirasi rakyat. Jadi, walaupun rakyat protes, saya tak perlu mendengarkan. Malahan pemerintah mendukung pengesahan RUU ini karena mereka membutuhkan dukungan partai saya tahun 2009," lanjut Pak Murka. Demikianlah, virus KNB telah menjalar ke mana-mana. Apa obatnya? Anggap saja Indonesia sama dengan komputer yang sering hang karena tak mampu menahan serbuan virus. Anda pasti langsung menekan tombol Ctrl+Alt+Del sekaligus, langsung menghidupkan komputer, dan memasang program antivirus. Itu jalan pintas yang perlu dilakukan dalam keterpaksaan untuk menyelamatkan kemaslahatan bangsa dan negara. http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/