Apa pendapat penulis Catatan Harian Membuka Hati tentang mencintai Allah dan 
nikmat Allah?...
   
  salam baca,
  PH Pro
   
  PS. posting dari mas Yos di bawah ini telah kami sunting sebagian tanpa 
mengubah pokok tulisan.
   
  
WIYOSO HADI <[Email Protected]> wrote:
    Topik: Re: Nikmatu-Llaah...
Tanggal: Fri, 16 Mar 2007 
Dari: "WIYOSO HADI" 
Kepada: undisclosed-recipient@, 
   
   
      Alhamdulillah, Allah Swt. senantiasa "mempertemukan" Hati orang-orang 
yang beriman. Mungkin secara lahiriah tidak bertemu 

              (seperti antara saya dengan kebanyakan dari Sahabat-Sahabat di 
dalam dan di luar negeri) namun alhamdulillah kita dipertemukan dalam naungan 
Rahmat dan Kasih-Nya dalam hati dan Doa. 
   
  Semoga segala amal saleh kita, betapa pun kecilnya, diterima di sisi-Nya dan 
semoga kita termasuk dalam golongan yang diridhai-Nya, beruntung di dunia dan 
di akhirat atau sebagaimana yang dimaksud dalam salahsatu ayat firman-Nya: 

     
  Innallaaha yudkhilul ladziina ‘aamanuu wa ‘amilush shaalihaati jannaatin 
tajrii min tahtihal anhaaru innallaaha yaf‘alu maa yuriid.
  (QS Al-Hajj [22]:14)    
   
  Amin yaa Allaah yaa Ghafuur-ur-Rahiim
   
    
---------------------------------
  
  From: RD NURHUDIN
   
      Ga pa2 bang Yos kl disebarin ke org lain..sebenarnya kata2 itu aku ambil 
dari lagunya Dany Ahmad feat Chrise "Jika surga dan neraka ta pernah 
ada"...kayanya Dani jg ngambil dari syairnya Jalaluddin Rumi..kebetulan aku jg 
suka syair2 ky gitu..InsyaAllah aku pengen ktemu bang Yos buat pencerahan 
kpn2.Wassalam
   

        Rd. Nurhudin,SST,Ak
  Account Representative 
  Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
   
  KPP PRATAMA JAKARTA MENTENG DUA
  Wisma Bakrie Lt 1, Jl. HR. Rasuna Said Kav B1
  Jakarta 12920
   
  

      
---------------------------------
  
  From: WIYOSO HADI
Sent: Rabu 14/03/2007 17:19
   



        Setiap amal dan ibadah tergantung dari apa yang kita niatkan. Bila kita 
niatkan agar masuk surga atau terhindar dari neraka dan ternyata amal ibadah 
kita diterima maka insya Allah kita pun akan masuk surga atau terhindar dari 
neraka. Tapi apakah itu berarti kita sudah tulus mencintai-Nya? :-) Belum... 
   
  Orang yang benar-benar tulus mencintai-Nya maka hati dan jiwanya "tenang, 
damai, penuh syukur kepada-Nya" di mana pun ia berada. Api dan siksa neraka pun 
tak sanggup “mencelakakannya”: QULNAA YAA NAARU KUUNII BARDAW WA SALAAMAN... 
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah…” 
(Al-Anbiya [21]: 69) maka Nabi Ibrahim dan orang-orang yang tulus hatinya 
seperti beliau (Nabi Ibrahim as, peny.) sang kekasih Allah (Khalilullaah) dan 
Muhammad saw. sang terkasih Allah (Habibullaah) tiada gundah gulana, hati 
mereka senantiasa tentram, selalu merasa nikmat hidupnya dalam kondisi apa pun 
jua. Di atas mereka bersyukur, di bawah pun mereka bersyukur karena diberi 
kesempatan untuk membuktikan kepada-Nya ketulusan cinta mereka… bahwa dalam 
kondisi apa pun, mereka senantiasa MENCINTAI-Nya seperti Nabi Ayyub as. yang 
dalam kondisi paling kritis pun (ditimpa musibah dahsyat berturut-turut: 
kehilangan seluruh harta bendanya kecuali tempat tinggal,
 kehilangan semua anaknya 7 putra dan 3 putri beliau yang sangat dicintai dan 
amat disayanginya, ditimpa penyakit kulit yang sangat berat selama tujuh tahun 
lebih hingga tinggal tubuh kurus dan sekujur tubuh beliau dipenuhi belatung, 
difitnah sahabat-sahabat dekat beliau sebagai pendosa karena anggapan mereka 
tidak mungkin Allah Yang Maha Pengasih memberi musibah berat berturut-turut 
kepada hamba-Nya yang saleh, serta dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat 
sekitarnya yang jijik mendekati beliau) TIDAK mengeluh tapi tetap berzikir 
kepada-Nya: Yaa Arhamar Rahimiin… “Wahai Yang Maha Pengasih dari segala 
Pengasih, Yang Maha Penyayang dari segala Penyayang”. 
   
  Hamba-hamba Allah yang cintanya benar-benar tulus kepada-Nya, baik saat 
berada di puncak maupun di titik nadir, hati dan jiwa mereka damai bahagia. 
Mereka itulah para "sahabat" Allah yang sangat dikasihi-Nya (Waliyullaah) 
tingkat kemuliaan (maqom) mereka “hanya” di bawah Habibullaah (Muhammad saw.) 
dan Khalilullaah (Ibrahim as). Mereka lah hamba-hamba saleh yang terpilih. 
Semoga kita dapat meneladani cinta Habibullaah Muhammad saw., cinta 
Khalilullaah Ibrahim as, dan cinta para Waliyullaah kepada Allah. Amin. 
   
  NB:
  Pertanyaan yang bagus Kang Raden… :-) maaf saya teruskan ke teman2 yang lain 
semoga barokah mengalir kepada Kang Raden karena teman2 yang lain peroleh 
manfaat dari pertanyaan Kang Raden. Amin yaa Allah yaa Fattah yaa Wahhaab.
  


  
  
---------------------------------
  From: RD NURHUDIN


      Apa qta boleh dianggap tulus mencitaiNya bila qta beribadah karena TAKUT 
akan Neraka dan mengharapkan Surga?Apa qta tetap akan beribadah kalau Surga dan 
Neraka TIDAK ADA?gmn bang Yos? 
   

        Rd. Nurhudin,SST,Ak
   
    

  Telp. 021-5200426
  Fax. 021-5200968



  

    
---------------------------------
  
  From: WIYOSO HADI
  
semua insan punya motto hidup atau pandangan
  baik yang terucap maupun tidak 
  baik yang tertulis maupun tersimpan dalam hati 
  kalau motto hidup saya sesudah syahadat... 
   
  Cintailah DIA Yang Maha Hidup lagi Yang Maha Menghidupkan, 
  Yang Maha Pengasih lagi Yang Maha Mencintai
  dengan segenap Kalbu, Akal, Jiwa, dan Raga
   
  maka kebanyakan dari ciptaan-Nya di Bumi dan di Langit akan mencintai kita, 
dan:
  dengan suka cita gemar membantu kita dari berbagai arah yang tak 
disangka-sangka
   
  Nikmat...
  amin  
   
  Pertanyaannya: Sudahkah kita benar-benar mencintai-Nya?
   
    
---------------------------------
  









  
Catatan Harian Membuka Hati, jurnal penjelajahan diri pemuda muslim Wiyoso Hadi 
yang simpatik pula terhadap usaha-usaha pribadi masing-masing pemeluk agama 
yang lain dalam mendekatkan diri kepada DIA Yang Maha-Esa, diterbitkan atas 
kerjasama Penerbit Hikmah dan PH Pro.
   
  PH PRO
  Publikasi & EO

                
---------------------------------
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
 http://id.mail.yahoo.com/

Kirim email ke