Cerita yang menarik. Jadi harus selalu ada mba siti alias STDEV (i) hehe...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "FPS Indonesia \(JKT\)-Jaerony" <jaer...@fpsindonesia.co.id>
Sender: statistik-indone...@yahoogroups.com
Date: Fri, 29 Apr 2011 11:38:43 
To: <statistik-indone...@yahoogroups.com>
Reply-To: statistik-indone...@yahoogroups.com
Subject: [statistik-indonesia] Jebakan Nilai Rata-rata

Bagi orang awan seperti saya, cerita statistic di bawah ini sangat enak dan
memberikan pencerahan. Sayangnya, milis ini kelihatannya tidak didedikasikan
pada orang awam seperti saya yang pengin ngerti apa itu statistic.

 

Atau ada saran, situs, blog, facebook yang mana saja yang diketahui yang
memiliki loyalitas terhadap sembarang orang yang ingin mempelajari statistic
seperti yang di bawah ini?

 

Terima kasih sebelumnya.

 

 

Salam Statistik.

Jaerony Setyadhi - Pengin banget ngerti Statistik

 

=====================================================================

 

Ditulis oleh http://researchexpert.wordpress.com Senin, 31 Januari 2011
04:36 

Rata-rata dan standar deviasi merupakan dua pengukuran dalam statistika yang
seharusnya digunakan secara simultan. Namun para pengguna data, tidak hanya
orang awam riset dan statistik bahkan mereka yang sehari-hari menggeluti
riset dan statistik, acap kali hanya menampilkan nilai rata-rata.

 

Padahal kedua ukuran yang menggambarkan kecenderungan data ini diciptakan
untuk saling melengkapi, jika hanya satu yang ditampilkan (khususnya nilai
rata-rata) dapat mengakibatkan misleading terhadap data sehingga berdampak
pada kesalahan dalam pengambilan keputusan. Separah itu kah? Ya! Karena
rata-rata sangat rentan terhadap yang namanya pecicilan eh.pecilan alias
nilai ekstrim, alias outliers. Standar deviasi berperan sebagai detektor
keberadaan pecilan, sehingga jika persentase standar deviasi terhadap
rata-rata lebih dari 30% apalagi lebih dari 100% maka sebuah gugus data
dapat dikatakan tidak memiliki sebaran data yang baik alias mengandung
oknum-oknum pecilan.

 

Ada kisah humor klasik dari buku "dongeng statistik" yang menggambarkan
"bahaya" dari pemisahan kedua ukuran ini. Begini ceritanya .

 

Alkisah di negeri deskriptif tersebutlah seorang murid yang baru belajar
jurus-jurus statistik, sebut saja Paijo. Paijo baru saja menyelesaikan jurus
menghitung nilai rata-rata namun belum mempelajari jurus menghitung nilai
standar deviasi. Paijo sangat menguasai jurus rata-rata dan sangat percaya
diri karenanya. Suatu waktu Paijo ingin berkunjung ke negeri inferensia
menemui seorang seniornya. Untuk sampai ke negeri inferensia Paijo harus
menyeberang sebuah sungai yang lebar dan tidak diketahui kedalamannya. Tiba
di pinggir sungai Paijo bertemu dengan seorang kakek berjubah putih, dari
penampilannya sang kakek sepertinya seorang pendekar statistik. Paijo pun
bertanya pada si kakek, "Kek, numpang nanya, apakah kakek tahu berapa
rata-rata kedalaman sungai ini?" Si kakek sambil tersenyum menjawab " tahu
cu, rata-rata kedalaman sungai ini adalah 1.5 meter". "wah enteng" pikir
Paijo dalam hati. "Saya kan tingginya 1.70 meter, jadi saya bisa menyeberang
sungai ini tanpa menggunakan rakit". "Baik kek, terima kasih atas
informasinya". Paijo dengan penuh percaya diri menyeberang sungai tersebut.
Tapi belum 5 meter dia menyeberang tiba-tiba tubuhnya terperosok dan
tenggelam, apes bagi Paijo ternyata dia tidak bisa berenang, akhirnya dia
meninggal dunia.

 

Singkat cerita di alam baka Paijo kembali bertemu dengan sang kakek berjubah
putih tadi, yang ternyata seorang malaikat. Dengan geram Paijo berkata
kepada si Kakek, "Kek, gimana sih katanya rata-rata kedalaman sungainya
hanya 1.5 meter, buktinya saya tenggelam dan mati!  Si kakek dengan senyum
mesem berkata "Cu, kamu kan bertanya berapa rata-rata kedalaman sungainya,
memang benar rata-ratanya hanya 1.5 meter, tapi kamu tidak menanyakan
standar deviasinya, standar deviasinya adalah 5 meter karena ada palung
sedalam 15 meter..(huaa ha..ha.ha., lucu ngga sih?)

 

Saya tidak mengharapkan pembaca tertawa setelah membaca kisah di atas, tapi
kalau sampai tertawa berarti selera humor Anda sangat berkelas
(he..he..he..). Saya hanya ingin menghimbau, pada saat menggunakan nilai
rata-rata jangan pernah lupakan nilai standar deviasi, jangan pernah
pisahkan mereka, kalau tidak ingin tenggelam dalam sungai jebakan data.

 

http://muarojambikab.bps.go.id/index.php?option=com_content
<http://muarojambikab.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id
=190:jebakan-nilai-rata-rata&catid=54:cathumor&Itemid=82>
&view=article&id=190:jebakan-nilai-rata-rata&catid=54:cathumor&Itemid=82

 

 


Kirim email ke