Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh... Melanjutkan tentang bid'ah hasanah. Membaca dari buku karya Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan di bawah judul Murnikan Ibadah Jauhi Bid'ah, saya melihat ada dua hal yang biasa disandarkan orang untuk membenarkan adanya bid'ah hasanah. Yang pertama adalah perkataan Umar tentang shalat Tarawih, dimana Umar berkata, "Sebaik baik bid'ah adalah ini (shalat tarawih)". Yang kedua adalah adanya pengumpulan al Qur'an dalam satu kitab.
Syaikh Shalih bin Fauzan menyanggah, "Argumen ini bisa disanggah, perkara perkara di atas memiliki landasan dalam agama dan bukan bid'ah. Misalnya, perkataan Umar radhiyallahu'anhu 'Sebaik baik bid'ah', yang beliau maksudkan adalah bid'ah secara bahasa bukan secara istilah. Sebab, sesuatu yang memiliki dalil dalam agama lalu dikatakan bahwa hal itu bid'ah, maka maksudnya adalah bid'ah secara bahasa dan bukan secara istilah. Secara istilah bid'ah tidak memiliki landasan yang dapat dijadikan sebagai rujukan". (Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan, Murnikan Ibadah Jauhi Bid'ah, Pustaka at Tazkia, Cet. I, Juni 2007, hal. 17-18). Kemudian pada buku itu diberikan catatan kaki yang sangat perlu untuk disimak baik baik. Yaitu: Syaikh Utsaimin rahimahullah dalam asy Syarh al Mumti (IV/79-80) berkata: "Apabila ada orang yang bertanya, apa pendapat kalian tentang perkataan Umar : 'Sebaik baik bid'ah adalah ini (shalat tarawih dengan berjama'ah)?" Apakah hal ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Umar radhiyallahu'anhu adalah perbuatan bid'ah? Maka jawabnya, bid'ah yang dimaksud bersifat relatif dilihat dari apa yang terjadi sebelumnya, bukan dilihat dari dasar pensyariatannya. Sebab amalan itu, (shalat tarawih dengan berjama'ah) tetap ada hingga akhir hayat Nabi shallallahu'alaihi wa sallam dan tidak dilakukan pada masa Abu Bakar radhiyallahu'anhu. Ketika hal itu dilakukan lagi, seakan akan menjadi perbuatan yang baru diadakan. Tidak mungkin Umar bin al Khattab radhiyallahu'anhu memuji perbuatan bid'ah dalam agama. Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya setiap bid'ah adalah kesesatan." Ironisnya, sebagian ahli bid'ah menjadikan perkataan Umar ini sebagai dasar untuk berbuat bid'ah, sehingga mereka membuat bid'ah sesukanya. Mereka berkata: "Sebaik baik bid'ah adalah ini." Tidak ragu lagi, hal ini menyalahgunakan perkataan yang terkesan samar maknanya. Jika diumpamakan, Umar memang benar membuat amalan baru, dan sangat mustahil Umar berbuat seperti itu, sesungguhnya beliau memiliki sunnah (teladan) yang harus diikuti. Seperti sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam : "Kalian harus berpegang dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin setelahku." Anda tidaklah seperti Umar. Maka bagaimana mungkin Anda mengatakan bahwa Umar telah berbuat bid'ah dan sebaik baik bid'ah. Padahal Umar memiliki sunnah yang berhak diikuti. (Idem, hal. 18-19). Kemudian untuk pengumpulan Al Qur'an sama sekali bukan bid'ah. Allah Yang Bersemayam Di Atas Arsy berfirman yang artinya: "Itu adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, dan adalah petunjuk bagi orang orang yang bertakwa." (Al Baqarah: 2). Berkata Ustadz Andi Abu Thalib al Atsary dalam bukunya ketika berkomentar tentang ayat di atas: Pada ayat di atas, lafal al Qur'an disebutkan dengan lafal KITAB. Berkata al Imam Ibnu Manzhur dalam Lisan al Arab: Kata 'al Kitab' juga bermakna 'sesuatu yang ditulis dan DIKUMPULKAN'. Jelas bahwa pengumpulan al Qur'an yang dilakukan oleh Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu tersebut bukanlah bid'ah karena perintah tentang hal tersebut telah disitir oleh ayat di atas. Pengumpulan al Qur'an tersebut juga telah disitir oleh ayat yang lain, yakni: "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan (membuatmu pandai) membacanya." (Al Qiyamah: 17). (Andi Abu Thalib Al Atsary, Menyingkap Syubhat dan Kerancuan Ikhwanul Muslimin, Darul Qolam, Jakarta, Cet. I, 2004 M, hal. 333-334). Semoga kutipan kutipan di atas bermanfaat. Wassalamu'alaikum Abu Isa Hasan Cilandak al Faqir ila Allah ----- Original Message ----- 6a. Re: Tanya: bid'ah hasanah lagi Posted by: "... Chandraleka" hchandral...@gmail.com Mon Mar 2, 2009 7:27 am (PST) Wa'alaikum salam wa rahmatullah wa barakatuh ... Mungkin Ibu bisa dibaca di buku Murnikan Ibadah Jauhi Bid'ah karya Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan. Dari buku itu Syaikh mengatakan bahwa biasanya orang yang melegalkan bid'ah hasanah dengan mendasarkan secara tidak sah pada perkataan Umar tentang shalat Tarawih, juga mereka mendasarkan pada pembukuan Al Qur'an dan hadits. Coba telusuri buku tersebut. Di buku itu dimuat sanggahannya. Untuk masalah pembukuan Al Qur'an ada bahasan yang menarik dari buku Menyingkap Syubhat dan Kerancuan Ikhwanul Muslimin karya Andi Abu Thalib Al Atsary. Maaf tidak saya sertakan kutipannya. Insya Allah lain waktu. Wassalamu'alaikum Chandraleka a slave of Allah ----- Original Message ----- 16. Tanya: bid'ah hasanah lagi Posted by: "ary susanti" ary_kin...@yahoo.com ary_kinkin Sun Mar 1, 2009 5:22 am (PST) Assalamu'alaykum Di millis alumni di kampus saya sedang ada diskusi mengenai masalah dzikir yang kemudian melebar menjadi pembahasan masalah bid'ah. Ada seorang muslim yang menukilkan hal2 tersebut dari sebuah web yang dimaksudkan untuk membenarkan bid'ah hasanah. Kebetulan saya baru mendapatkan keterangan mengenai hal ini di kajian akhwat -bahas kitab tafsir ibnu katsir- oleh ust muhtarom. Tapi saya kesulitan untuk menyadurkan keterangan ustadz dengan kata yang baik dan benar dari segi dalil (Ustadz saat itu sedang membahas tafsir surat Al Fathihah). Saya minta bantuan ikhwah di millis ini sekiranya mempunyai ilmu/pengetahuan tentang hal ini. Jazakallahu khoiran wassalamu'alaykum -ummu 'abbas-