4 Konsep Dakwah

By: agussyafii


Berbicara tentang hakikat adalah berbicara sesuatu secara mendasar. Seorang 
penyanyi dangdut dengan lenggak lenggok erotik  di atas panggung menyanyikan 
lagu ajakan berbakti kepada Alloh SWT, adakah ia seorang da’i ? Jawabannya 
jelas, yaitu bahwa penyanyi itu membawakan lirik-lirik dakwah, tetapi pada 
hakikatnya ia tidak sedang berdakwah.  Dakwah bukan hanya bunyi kata-kata, 
tetapi ajakan psikologis yang  bersumber dari jiwa da’i. Gebyar-gebyar 
aktifitas dakwah banyak kita jumpai, tetapi hakikinya, itu belum tentu suatu 
dakwah, sebaliknya boleh jadi justeru kontra dakwah. Lalu dakwah itu apa? 
Hakikat dakwah bisa dilihat dari sang da’i, bisa juga dari makna yang 
dipersepsi oleh masyarakat yang menerima dakwah.

1. Dakwah sebagai tabligh. Tabligh artinya menyampaikan, orangnya disebut 
muballigh. Dakwah sebagai tabligh wujudnya adalah muballigh menyampaikan materi 
dakwah (ceramah) kepada masyarakat. Materi dakwah bisa berupa keterangan, 
informasi, ajaran, seruan atau gagasan. Tabligh biasanya dilakukan dari atas 
mimbar, baik di masjid, di majlis taklim atau di tempat lain. Pusat perhatian 
tabligh adalah pada menyampaikan, illa al balagh, setelah itu bagaimana respond 
masyarakat sudah tidak lagi menjadi tanggungjawab muballigh. Bagi masyarakat, 
tabligh yang tidak jelas hanya bermakna bunyi-bunyian, tabligh berupa informasi 
akan menghasilkan pengertian, tabligh berupa renungan bisa menjadi penghayatan, 
dan dakwah berupa gagasan bisa menggelitik masyarakat untuk terus berfikir. 

Bagi muballigh, menyampaikan materi pesan Islam yang ia sendiri tidak faham, 
pada hakikatnya ia adalah kaset yang tak berjiwa. Kekuatan tabligh adalah jika 
sang muballigh benar-benar menjadi fa‘il (subyek), menjadi pelaku yang merasa 
ter¬panggil tanggung jawabnya untuk melakukan tabligh. Banyak muballigh yang 
tidak menjadi fa‘il, tetapi menjadi maf‘ul (obyek), Ia tidak memiliki program 
tetapi diprogram oleh orang lain. Ia hanya bekerja memenuhi pesanan pasar, 
yakni menunggu undangan tabligh. Fa‘il jelas prestasinya, tetapi maf‘ul susah 
diukur prestasinya.

2. Dakwah Sebagai Ajakan. Orang akan tertarik kepada ajakan jika tujuannya 
menarik. Oleh karena itu da’i harus bisa merumuskan tujuan kemana masyarakat 
akan diajak. Ada dua tujuan, makro dan mikro. Tujuan makro cukup jelas yaitu 
mengajak manusia kepada kebahagiaan dunia akhirat. Da’i dan muballigh pada 
umumnya tidak pandai merumuskan tujuan mikro, tujuan jangka pendek yang mudah 
terjangkau, yang menarik hati masyarakatnya.

3. Dakwah sebagai pekerjaan menanam. Berdakwah juga mengandung arti mendidik 
manusia agar mereka bertingkahlaku sesuai dengan nilai-nilai Islam. Mendidik 
adalah pekerjaan menanamkan nilai-nilai ke dalam jiwa manusia. Nilai-nilai yang 
ditanam dalam dakwah adalah keimanan, kejujuran, keadilan, kedisiplinan, kasih 
sayang, rendah hati dan nilai-akhlak mulia lainnya. Laiknya pekerjaan menanam, 
benihnya harus unggul, tanahnya harus subur, disiram dan dijauhkan dari hama 
serta butuh waktu lama hingga benih itu tumbuh berkembang menjadi rumput hijau 
yang indah atau menjadi pohon tinggi yang rindang dan berbuah. 

Guru di sekolah (dan lembaga pendidikkannya)  adalah da’i yang berdakwah berupa 
menanam. Sudah barang tentu tidak semua guru menjadi da’i. Guru yang da’i 
adalah guru yang sudah bisa menjadi pendidik, bukan guru yang sekedar menjadi 
pengajar. Pengajar hanya mentransfer pengetahuan, sedangkan pendidik mentranfer 
pola tingkah laku atau kebudayaan.

4. Dakwah berupa akulturasi budaya. Dakwahnya Wali Songo di Pulau Jawa 
merupakan contoh konkrit dakwah akulturasi budaya. Para Wali tidak mengubah 
bentuk-bentuk tradisi masyarakat Jawa, tetapi mengganti isinya. Tradisi 
selamatan tiga hari, tujuh hari, seratus hari, dulunya adalah tradisi 
masyarakat Jawa jika ada keluarganya yang meninggal dunia. Dalam acara itu 
diisi dengan begadang, makan, judi dan minuman keras. 

Oleh para wali, bentuknya dipertahankan, makannya dipertahankan tetapi yang 
maksiat diganti dengan hal-hal yang Islami, yakni membaca kalimah-kalimah 
tahlil. Makananyapun diganti berupa nasi tumpeng yang melambangkan tauhid, dan 
setiap orang pulang dari tahlilan dengan membawa brekat (berkah). Dengan 
akulturasi budaya, orang Jawa tanpa disadari kemudian telah menjadi Islam. 
Kelemahannya, sinkretisme tidak bisa dihindar.

5. Dakwah berupa  pekerjaan membangun. Secara makro dakwah juga bermakna 
membangun, membangun apa? Sebagaimana dicontohkan dalam sejarah, dakwah juga 
bisa dimaksud untuk membangun tata dunia Islam (daulah Islamiyah), lebih kecil 
lagi membangun negara Islam (nasional), lebih kecil lagi membangun masyarakat 
Islam atau Islami, dan lebih kecil lagi membangun komunitas Islam. 

Dalam membangun sering tak bisa menghindar dari membongkar bangunan lama, dan 
ini sering bermakna konflik. Laiknya pekerjaan mendirikan bangunan, dakwah 
dalam bentuk membangun harus melalui tahapannya. Pertama ada desain atau maket 
dari bangunan yang akan didirikan. Kedua, harus dilakukan uji tata guna tanah 
(land use), dalam hal ini budaya setempat, yang akan menjadi pijakan berdirinya 
sebuah bangunan. 

Pekerjaan pertama dan kedua bisa bertukar tempat urutannya, artinya ada konsep 
dulu baru mencari tempat atau konsep dibangun sesuai dengan keadaan tanah. 
Ketiga, harus ada tenaga ahli, dari arsitek hingga kenet tukang batu, dan 
keempat tersedianya bahan bangunan. Membangun negara Islam tanpa konsep yang 
telah diuji sahih hanya akan melahirkan madlarrat, sebagaimana juga membangun 
tanpa tenaga ahli dan biaya. Bagi kaum muslimin Indonesia, yang paling relevan 
adalah membangun komunitas Islam dan masyarakat Islam atau masyarakat Islami, 
karena Indonesia tanahnya (budayanya) kondusif, konsepnya tinggal 
menyempurnakan, tenaga SDM nya relatif ada dan biaya tidak terlalu mahal. 
Wallohu a‘lam. 

Wassalam,
agussyafii

---
Tulisan
ini dibuat dalam rangka program kegiatan "Amalia Cinta Rasul" (ACR),
Hari Kamis, tanggal 26 Maret 2009 di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii
1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. silahkan
kirimkan dukungan dan komentar anda di 087 8777 12 431 atau 
http://agussyafii.blogspot.com
 

 



      

Kirim email ke