Peduli Di Saat Sekarat Dalam sebuah riwayat diceritakan, Abu Jahm suatu ketika mendapat kabar, seorang saudara sepupunya terluka kena tembakan dalam perang Yarmuk, kini ia tergeletak bersama prajurit lainnya yang terluka, membutuhkan pertolongan segera untuk perawatan lukanya, juga memerlukan air minum karena sangat dahaga setelah berhari-hari berperang dan kesakitan.
Berangkatlah Abu Jahm ke lokasi sekitar perang Yarmuk berlangsung, dengan membawa se kantong air minum dan peralatan pengobatan seadanya. Ketika Abu Jahm sampai di lokasi, ditemukanlah saudara sepupunya sedang sekarat, terengah-engah dilanda dahaga dan haus yang teramat menyiksa, walaupun masih mampu melafazkan zikir. Ketika Abu Jahm hendak memberi minum kepadanya, tiba-tiba terdengar rintihan yang sangat memilukan dari seorang prajurit terluka lainnya yang tergeletak tidak jauh dari tempat sepupu Abu Jahm tersebut. Spontan sepupu Abu Jahm itu memberi isyarat kepada Abu Jahm agar segera menolong dan memberi minum orang itu terlebih dahulu, karena kedengarannya jauh lebih memerlukan pertolongan, walapun kenyataannya, sepupu Abu Jahm tersebut benar-benar sedang sekarat. Lalu, pergilah Abu Jahm untuk menolong orang yang merintih kesakitan tersebut. Ketika Abu Jahm hendak menuangkan air minum ke mulutnya, tiba-tiba terdengar lagi seorang prajurit terluka lainnya mengerang kesakitan dan meminta air minum dengan suara kecil terbata-bata. Lalu disuruhnya Abu Jahm dengan bahasa isyarat, agar segera menolong orang tersebut terlebih dahulu dan segera memberi minum agar terhindar dari maut. Lalu apa yang terjadi ? begitu Abu Jahm hendak memberi minum ke mulut yang masih komat kamit berhembus zikir tersebut, ternyata hembusan zikir itu adalah hembusan nafas yang terakhir. Inna lillah, orang itu telah pergi sebelum sempat meneguk air minum dari Abu Jahm. Abu Jahm lalu berlari kembali menuju ke orang sekarat yang kedua, dan, ya Allah.. orang itu pun telah pergi menghadap Allah. Lalu, Abu Jahm kembali berlari menuju sepupunya, dan, masya Allah, sepupu Abu Jahm menghembuskan nafas terakhir dengan senyum ikhlas. Alangkah mulia jiwa ketiga hamba Allah tersebut, mereka tetap bersabar sebenar-benarnya sabar ditengah musibah melanda. Tak ada yang berebutan, bahkan justru saling peduli. Tak ada yang marah atau mengutuk orang lain yang terlambat membantu. Tak ada juga yang merampas air minum itu lalu ditumpahkan ke tanah sebagai bentuk protes atas keterlambatan bantuan. Tidak ada selain keikhlasan dan kesabaran. Memang, tidak jarang kita menyaksikan betapa justru orang-orang kecil lebih peduli kepada sesamanya dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Mudah-mudahan kisah di atas dapat menggugah kepedulian kita di bulan Ramdahan yang mulia ini. www.taqlawyer.com IMPORTANT NOTICE: This email may be confidential, may be legally privileged, and is for the intended recipient only. Unauthorised access, disclosure, copying, distribution, or reliance on any of it by anyone else is prohibited and may be a criminal offence. Please delete if obtained in error and email confirmation to the sender. ____________________________________________________________________________________ Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows on Yahoo! TV. http://tv.yahoo.com/