DAS KOPIkenTAL: StarF*cks...? Istilah ½StarF*cks½ di atas, diungkapkan oleh seorang Penanggap dari milis lokal, terhadap postingan thread berjudul ½Kopitalisme½ yang memuat link ke artikel di Republika, pada kolom Gaya Hidup berjudul ½Kopitalisme½ ( http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=295187&kat_id=458 <http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=295187&kat_id=458> )
Sengaja ½DAS KOPIkenTAL½ menurunkan topik ini sebagai tulisan, karena beberapa pertimbangan berikut: 1. Adanya kesan bahwa selama ini ½Kopitalisme½ membela ideologi ½Kapitalisme½, seperti yang terungkap oleh salah seorang rekan, yg memforward diskusi yg terjadi di situs Wikipedia Indonesia. 1. a. Kopitalisme -sejak awal- adalah merupakan ½perspektif½ dan ½beyond ideologies½. (Kopitalisme: Your personal tour into the perspectives, the edges and beyond Ideologies... In the funkiest way you´ve ever imagine. http://kopitalisme.ning.com <http://kopitalisme.ning.com/> ) 1.b. Siapapun yg mengusulkan agar ½Kopitalisme½ dicantumkan dalam Wikipedia Indonesia, kami menyatakan TIDAK ADA sangkut paut dengan kami, selaku Pencipta terminologi dan Author dari tulisan-tulisan Kopitalisme, selama ini. 1.c. Namun, kami tetap menghargai setiap individu yg mencoba memberi ½recognition½ terhadap tulisan-tulisan dalam ½Kopitalisme½, meskipun bukan itu tujuan kami. 1.d. Kami sudah sangat berterima kasih, jika ada postingan kami melalui milis, di-reply, disorot, dikupas, dikritik, bahkan -kalau perlu- dicacimaki. 2. Berdasarkan grounding Jurnalistik, Kopitalisme TIDAK KEBERATAN jika term (Kopitalisme) digunakan dalam judul artikel Republika, dalam kolom ´Gaya Hidup´. Sebaliknya, kami BERTERIMA KASIH. 3. Pemanfaatan terminologi (Kopitalisme) sebagai upaya membangun ½positioning½ dan ½pencitraan½ bagi segment pasar Indonesia, (oleh Starbuck sebagai institusi bisnis), kami cukup memaklumi. 3.a. Citra yg terbangun (apapun itu) oleh adanya artikel berjudul ½Kopitalisme½ di Republika, adalah resiko tersendiri bagi Perusahaan Starbucks Indonesia. Tidak ada sangkut paut dengan kami, selaku Pencipta terminologi ½Kopitalisme½. (Termasuk dengan adanya ungkapan yg bernada ½melecehkan½ dari komunitas milis tertentu terhadap merek Starbucks Indonesia) 4. Yang kami pertanyakan dalam tulisan DAS KOPIkenTAL: StarF*cks ini, adalah KREATIFITAS dari -utamanya- pihak Public Relation (Starbucks Indonesia), berdasarkan background profesionalisme dan disiplin ilmu-ilmu MARKETING. Untuk hal tersebut di atas, ½DAS KOPIkenTAL½ kali ini, menurunkan sebuah postingan, tepatnya sebuah pertanyaan dalam hal ½KREATIFITAS½ kepada salah seorang Pakar Marketing, di sebuah mailing list kewirausahaan muda Indonesia. Sayangnya, setelah -kurang lebih- dari 5 (lima) bulan, sang Pakar Marketing tersebut, BELUM me-reply postingan dari el-Kopitalista. Berikut, pertanyaan tersebut: Halo, salam kenal. Trims ya atas tulisan Marketing Tahi kebo...:-) Numpang nanya nih sama Anda. Kemaren itu ada artikel di Republika berjudul ½Kopitalisme½ dalam kolom Gaya Hidup. (URL http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=295187&kat_id=458 <http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=295187&kat_id=458> ) Yang nampak dalam artikel tsb adalah semacam iklan untuk Starbucks. Nah, menurut kacamata marketing, apa kira-kira menggunakan judul ½Kopitalisme½ seperti itu akan efektif? Utamanya soal image. Baik untuk Republika ( yg mengusung sebagai media komunitas agama tertentu) maupun untuk Starbucks, itu sendiri? Apa bukan malah sebaliknya timbul kesan bahwa pihak Public Relation Starbuck udah kehilangan kreatifitas membangun citra Starbucks di Indonesia, ditengah-tengah sorotan masyarakat bawah terhadap MNC? (Seperti nada beberapa japrian ke email saya di sebuah milis lokal.) Bahkan dalam forum ada penanggap yang terang-terangan memaki Starbucks dengan mengganti branding Starbucks ke StarF*CKs... ? Nah kalo udah gitu, maka kira-kira namanya Marketing Tahi apa ya?... Hehehe... Sekedar info, sayalah yang melahirkan terminologi ½Kopitalisme½ dan citranya udah cukup kental di dunia cyber Indonesia, sejak beberapa tahun lalu. Dan terminologi tersebut sudah sangat dekat dengan komunitas lokal saya. ( sumber: http://finance.groups.yahoo.com/group/Indonesia-Young-Entrepreneurship/m\ essage/8561 <http://finance.groups.yahoo.com/group/Indonesia-Young-Entrepreneurship/\ message/8561> ) Trims. Jum´at. 21 September, 2007. el Kopitalista http://kopitalisme.tk <http://kopitalisme.tkhttp:/kopitalisme.ning.com> http://kopitalisme.ning.com <http://kopitalisme.tkhttp:/kopitalisme.ning.com> Menanggapi sebuah teori marketing, yang dipublikasikan melalui mailing list Indonesian Young Entrepreneureship, sebagai berikut: Kalau boleh kita mengulang kembali artikel kemarin, ada dua istilah yang sepatutnya Anda ketahui yaitu : 1. Street Smart Marketing, Direct Marketing atau Direct Response ( Tanggapan Langsung ) adalah semacam kampanye atau iklan yang mendorong pembacanya agar langsung bertindak. Pembaca bisa langsung segera menghubungi Anda, mengirimkan kartu jawaban atau kupon penawaran Anda, mengunjungi situs internet atau datang ke preview atau demonstrasi produk anda. 2. Iklan Tradisional atau Iklan Umum ( general advertising ) atau image advertising ( Iklan Gambar ) adalah Bukan jenis iklan yang meminta tanggapan langsung cepat dan langsung dari konsumen, namun semata-mata dirancang untuk membangun citra atau menanamkan kesadaran konsumen tentang eksistensi suatu produk, merek atau perusahaan dalam waktu lama. Ada beberapa hal yang membedakan Iklan Street Smart Marketing / Direct Marketing dengan berbagai teknik iklan tradisional. Namun prinsip yang terpenting dari perbedaan-perbedaan itu adalah cara berpikir ( mindset ) kalangan praktisi Street Smart Marketing, yang lebih menitikberatkan Profit atau Laba ketimbang Kreativitas. "PROFIT Is KING" ( Bradley J. Sugars ) ( Selengkapnya: http://finance.groups.yahoo.com/group/Indonesia-Young-Entrepreneurship/m\ essage/8537 <http://finance.groups.yahoo.com/group/Indonesia-Young-Entrepreneurship/\ message/8537> )