---------- Forwarded message ----------
From: Sofyan Uli <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sep 12, 2008 4:06 AM
Subject: [GM2020] Menjalin cinta di dunia maya
To: [EMAIL PROTECTED]

  Barisan kata diatas adalah kata-kata yang biasa muncul
di layar monitor komputer dalam sebuah dialog antar
dua layar yang biasa disebut chatting. Sebuah
fasilitas dialog dunia maya (internet) yang sedang
digemari terutama oleh kalangan muda dan profesional.
Penggunaannya kemudian tidak hanya sebagai sarana
komunikasi seperti halnya telepon, surat ataupun
email.

Internet dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan
begitu memanjakan para penggunanya. Hanya dengan
memainkan jari jemari sekedar menekan 'tuts' dan
mengklik 'mouse' sepersekian detik saja anda sudah
mampu menembus dunia tanpa batas ruang dan waktu. Dan
salah satu yang sedang digemari dan tetap banyak
penggunanya hingga saat ini adalah chatting.

Di kalangan muslim, fasilitas chatting awalnya
digunakan untuk ajang silaturahim dan taushiah. Namun
seiring perkembangan kebutuhan serta kesibukan para
penggunanya, disamping juga sifat 'memanjakan' yang
diberikannya, fasilitas tersebut tidak hanya
menggantikan peran surat yang dianggap 'tradisional'
disamping juga karena faktor kelambatan penyampaian
informasinya, telepon yang biayanya relatif lebih
mahal terlebih jika harus menggunakan sambungan
interlokal, bahkan media-media silaturahim dengan
acara 'tatap muka' pun bisa tergantikan dengan
fasilitas satu ini, karena anda bisa mengirimkan
gambar (pic = singkatan dari 'picture') ke layar teman
bicara anda.

Awalnya, setiap pengguna (user) pemula adalah
coba-coba atau sekedar iseng karena diberitahu teman
sedkit tentang 'nikmat'nya ber-chat ria di depan layar
komputer. Awalnya pula anda akan seperti orang 'bego'
saat barisan kata-kata muncul di layar monitor anda
dan kemudian anda tertarik untuk menjawab setiap
pertanyaan yang muncul. Namun kemudian setelah sekian
lama mencoba, anda mulai menikmati dan membenarkan
cerita teman anda tentang nikmatnya chatting. Anda
sudah mulai faham istilah-istilah seperti; asl, btw,
thx, fyi, dan lain-lain dimana sebagian istilah
tersebut juga berlaku dalam pengiriman surat
elektronik (email) ataupun kode-kode seperti :), :(,
:D, :p, :)), ;-| dan masih banyak lagi. Tidak hanya
itu, secara tidak sadar anda mulai sering
senyum-senyum bahkan tertawa sendirian seolah lawan
bicara anda yang letaknya entah dimana itu sedang
berada persis didepan anda.

Tebar Pesona di Dunia Maya

Bisa dipastikan, kecenderungan setiap chatter (para
pengguna fasilitas chat) adalah menyembunyikan
identitas aslinya, hal itu terlihat dari nickname yang
mereka gunakan sebagai identitas awal mereka. Namanya
bisa terkesan sangat asing atau tidak sedikit yang
kadang konyol bahkan mengada-ada. Co-keren, co-cute,
barbiegirl, ce-manis, whitesoul dan lain-lain adalah
sedikit contoh dari jutaan nickname yang biasa mangkal
di berbagai chatroom.

Sudah menjadi sifat manusia untuk tidak percaya dengan
orang lain, terlebih yang baru dikenalnya. Itulah
salah satu alasan kenapa para chatter cenderung
menyembunyikan identitas aslinya. Tidak hanya pada
nama, bahkan informasi yang berkenaan dengan usia,
tempat tinggal (lokasi), pekerjaan dan tempat kerja,
sampai --ini yang paling sering dirahasiakan-- marital
status!

Sikap kehati-hatian yang menjadi alasan awal untuk
menyembunyikan identitas itu kemudian berlanjut dalam
obrolan berikutnya, selanjutnya dan seterusnya. Bisa
dikatakan, karena awalnya sudah memalsukan identitas
-kalau tidak terlalu kasar untuk disebut berbohong-
maka jawaban-jawaban atau pernyataan seterusnya akan
cenderung palsu juga. Uniknya, meski para chatter
seolah sudah saling mengerti bahwa masing-masing lawan
bicara cenderung 'omong palsu' karena mereka pun
melakukan hal yang sama, para chatting mania itu
ternyata sangat menikmati obrolan (palsu) tersebut.

Maka tidaklah mengherankan jika chatting kemudian
berkembang menjadi suatu arena 'tebar pesona' diantara
para penggunanya. Mulai dari atraksi intelektual,
untaian kata indah menyentuh hati (biasanya dilakukan
terhadap lawan jenis) hingga rayuan gombal pun tidak
lepas menghiasi layar monitor anda. Meski demikian
tidak semua chatroom berisi hal-hal penuh kepalsuan
dan juga para chatter yang cenderung berbohong, karena
tentu masih ada chatroom-chatroom yang lebih
mengkedepankan aspek-aspek dialog bermanfaat dengan
para chatter yang juga melakukan chatting dengan
tujuan yang relatif lebih jelas, lebih bernas
ketimbang sekedar tebar pesona atau curhat-curhatan.
Untuk kelompok yang satu ini, bahkan mereka tidak
segan-segan keluar dari chatroom jika pembicaraan
sudah mengarah kepada hal yang sia-sia dan kurang
bermanfaat.

'Pacaran' di Dunia Maya

Sebuah situs Islam lokal di Indonesia yang menyediakan
fasilitas konsultasi dan tanya jawab seringkali
mendapatkan email-email dengan pertanyaan yang hampir
sama, seperti, "bolehkah ta'aruf dengan lawan jenis
melalui internet/chatting?" atau bahkan "apa hukumnya
mencari pasangan hidup dari hasil chatting?"

Bahkan ada netters yang terang-terangan mengakui bahwa
dirinya lebih 'pede' (percaya diri) melakukan obrolan
melalui chatting atau email daripada harus bertemu
langsung. Di kalangan pemuda-remaja muslim, chatting
dianggap sebagai wadah yang lebih 'safety' untuk
melakukan silaturahim atau berdiskusi ketimbang harus
bertatap muka dengan resiko berkhalwat. Maka dengan
anggapan yang bisa dibilang terburu-buru itu, maraklah
chatroom-chatroom itu dipenuhi oleh para
muslim-muslimah. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang
notabenenya berlabel aktifis.

Pada satu sisi, kemajuan teknologi memang tidak dapat
dibendung lajunya dan sebagai muslim yang juga ingin
maju sudah tentu tidak ingin ketinggalan dalam
mengikuti perkembangan dan trend teknologi terbaru
jika tidak ingin disebut 'gaptek' atau gagap
teknologi. Namun disisi lain tanpa disadari telah
menggeser sedikit demi sedikit norma-norma pergaulan
yang awalnya menjadi sesuatu yang tabu dilakukan antar
lawan jenis. Misalnya, yang biasanya 'tidak berani'
berbicara langsung dengan alasan menundukkan pandangan
dan menghindari berkhalwat, kini bebas ber 'haha-hihi'
di ajang chatting meski satu sama lain belum
betul-betul saling mengenal.

Tidak sampai disitu, dari mulai mentertawakan bersama
hal-hal yang lucu yang muncul dari barisan kata-kata
di layar monitor sampai pengungkapan identitas diri
yang sebenarnya, memberikan jawaban-jawaban atau
solusi atas setiap permasalahan teman bicaranya, yang
kesemuanya masuk dalam skenario tebar pesona para
chatter, dimana hal itu tidak berani mereka lakukan di
dunia nyata dengan alasan tidak 'pede' karena berbagai
kekurangan fisik dan nonfisik yang dimilikinya,
muncullah benih-benih harapan baru bahwa ingin
menjadikannya lebih dari sekedar teman bicara atau
berdiskusi. Ajaib memang, manusia-manusia yang selama
ini mengalami gejala inferiority, internet mampu
menyulapnya menjadi manusia superior yang penuh
percaya diri, setidaknya selama ia masih berada di
dunia maya.

Jadilah hari-hari selanjutnya penuh pesona bunga
merona cinta. Ayunan jari jemari diatas tuts keyboard
seakan menjadi saksi betapa mereka sedang dibuai asa
merenda masa depan. Barisan kata-kata yang tertuang di
layar monitor mulai terukir indah penuh makna,
perhatian bahkan kasih sayang dan cinta. Setelah itu,
timbullah keinginan untuk copy darat, istilah para
chatter untuk melakukan pertemuan atau tatap muka
secara langsung untuk mengakhiri rasa penasarannya
selama ini akan wujud asli dari si pembuai maya.

Ups! Sampai disini hati-hati karena bisa jadi tanpa
disadari anda sudah melakukan zina hati. Jika chatting
yang anda lakukan sudah mengarah kepada hal-hal yang
tidak ada bedanya dengan layaknya orang berpacaran,
seperti mengumbar pesona untuk menarik hati,
memberikan perhatian yang berlebihan yang belum
sepantasnya anda lakukan, memberikan atau menaruh
harapan yang berlebihan akan cinta dan cita masa
depan.

Bukan berarti juga ada larangan melakukan chatting
untuk tujuan ta'aruf pra nikah. Hanya saja masalahnya,
hal itu tidak dikondisikan dan dikomunikasikan
sedemikian baik dan terjaga dari permainan hati yang
bisa jadi syaitan bermain di dalamnya (na'udzubillaahi
min dzalik).

Jika kita bisa berbicara (soal hati dan kecenderungan
terhadap lawan jenis) dengan kadar yang sewajarnya,
dengan hati yang tetap terjaga dari kemungkinan
munculnya hasrat yang cenderung kepada nafsu, dengan
sikap dan kata-kata yang tidak akan merusak dan
menghilangkan hakikat tujuan dari ta'aruf dan ukhuwah
itu sendiri serta tidak malah terjebak pada permainan
kata-kata perhatian (taushiah) berselubung cinta,
tentu masih bisa dibenarkan. Namun masalahnya,
seberapa dari kita yang benar-benar siap dan sanggup
melakukan hal tersebut. Dan jika secara jujur dalam
hati ini merasa berat, sebaiknya hindari dan lebih
baik memilih lawan bicara yang sejenis untuk lebih
menjaga hati tetap bersih. Wallahu a'lam bishshowaab
(Bayu Gautama)

sumber eramuslim.com

__________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
@rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/




-- 
www.daengbattala.com
update :
"Bukan Gobel Biasa: Sebuah Romantika Bermarga Beken"

www.daenggammara.com

Kirim email ke