Assalamualaikum Wr Wb

Bissmillahirrohmaan irrohiim



“Hai

orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan

atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, QS.

Al-Baqarah [2] : 183.



1.

        Dari Abu Hurairah radhiallahu

'anhu: 



“Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya

dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang

diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini

pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat;

juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan,

barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh

apa-apa'." (HR. Ahmad dan

An-Nasa'i)



2.

        Dari Ubadah bin AshShamit, bahwa

Rasulullah bersabda: 



"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah

mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan

mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan

membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal

yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan

rahmat Allah di bulan ini. "

(HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya).



Al-Mundziri

berkata: "Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Al-Baihaqi, keduanya dari

Abu Qilabah, dari Abu Hurairah, tetapi setahuku dia tidak pemah mendengar

darinya." 



3.         Dari

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam

bersabda: 



"Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan

kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di

sisi Allah daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka

sampai mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu

berfirman (kepada Surga),'Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih

dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini

para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada

bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam.

"Beliau ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab

beliau, 'Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika

menyelesaikan amalnya.' "

(HR. Ahmad)'"



Isnad hadits tersebut dha'if, dan di antara bagiannya ada

nash-Nash lain yang memperkuatnya. 



 



Rahasia Puasa Ramadhan 



Sebagai

muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada setiap

tahun merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita, betapa tidak, dengan

menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik

dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. 



Disinilah

letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu

bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.



Dr.

Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima

rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan

kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan diantaranya :



a.            Menguatkan Jiwa. 



Dalam

hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu

manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu

merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. 



Karenanya,

di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha

untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak

mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.



Manakala

dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi

karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan

penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang

cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. 



Allah memerintahkan kita

memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: “Maka pernahkah

kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah

membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati

pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka

siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).

Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”  QS.

Al-Jatsiyah [45] :23. 



Dengan

ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang

membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh

derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya

mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan

oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Ada tiga golongan

orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka,

pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi” (HR. Tirmidzi).



b.            Mendidik Kemauan. 



Puasa

mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan,

meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. 



Puasa

yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik,

meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. 



Karena

itu, Rasulullah Saw menyatakan: “Puasa itu setengah dari kesabaran”.



Dalam

kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin

prima, kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri

meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar,

dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa

meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.



c.            Menyehatkan Badan. 



Disamping

kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan

pengaruh positif berupa kesehatan jasmani, hal ini tidak hanya dinyatakan oleh

Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli

kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi.



Mereka

berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan

dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus

diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi

menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk

udara.



d.            Mengenal Nilai Kenikmatan. 



Dalam

hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada

manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya, dapat satu

tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat

karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya.



Padahal

kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya

sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu

tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.



Maka

dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang

kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa

besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita, hal ini karena baru

beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan

yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat

dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. 



Disinilah

letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai

kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai

bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi

jumlah memang sedikit dan kecil. 



Rasa

syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah

atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya:



“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya

jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih QS.Ibrahim [14] 
:7.



e.            Mengingat dan Merasakan Penderitaan

Orang Lain. 



Merasakan

lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya

penderitaan yang dirasakan orang lain, sebab pengalaman lapar dan haus yang

kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara

penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. 



Dari

sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita

kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih

belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku,

Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai

belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan

sebagainya.



Oleh

karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan

berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap

demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. 



Bahkan

zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi

juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa

kita yang berkaitan dengan harta seperti serakah dengan harta, kikir dan

sebagainya. 



Allah

berfirman yang artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk

mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “QS.At-Taubah [9] : 103.



 



Sambut

Dengan Gembira. 



Karena

rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting bagi kita, maka sudah

sepantasnyalah kalau kita harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan

penuh rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita bisa

melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah

Ramadhan itu berat.



Kegembiraan

kita terhadap datangnya bulan Ramadhan harus kita tunjukkan dengan berupaya

semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan tahun sebagai momentum untuk

mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat kearah pengokohan atau

pemantapan taqwa kepada Allah Swt,



Sesuatu

yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah Swt bagi

bangsa kita yang hingga kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar,

kita tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang mengalami krisis,

krisis yang seharusnya diatasi dengan memantapkan iman dan taqwa, tapi malah

dengan menggunakan cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu pertentangan

dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan dari

Allah Swt.



 



 



Wassalam



 



 



 



Semoga

bermanfaat untuk meningkatkan iman dan kwalitas iman kita semua. 



 



Sumber

: Risalah keutamaan Ramadhan.



[Non-text portions of this message have been removed]




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

Kirim email ke