Sudut Malam Jakarta
Jum'at, 23 Maret 2007 | 18:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pekikan Vikitra (Luna Maya)
meneriakkan nama adiknya, Ara (Kenshiro Arashi),
memecah kegelapan malam di pinggiran Jakarta. Suara
itu sama membahananya dengan teriakan ancaman Haryo
(Lukman Sardi) kepada penari klub malam itu. Lalu
senyap. 

Sebuah adegan flashback dengan sudut pengambilan cepat
kemudian muncul. Adegan itu menggambarkan ingar-bingar
klub gay dan lesbian, Overlust, yang menampakkan
geliat pemancing syahwat para penari waria yang saling
bercumbu di antara wanita dan pria. Itu ditingkahi
musik disk jockey Iren (Laura Antoinetta) yang bermata
elang. 

Aktivitas di ruang rias tak kalah meriah. Para waria
berdandan sebelum pentas tari striptis. Kegaduhan
pecah, seekor ular putih keluar dari laci. Itu menjadi
kesempatan bagi Viki menyembunyikan adiknya, Ara, ke
dalam laci ruang pertemuan. Ia ditemani Amanda (Fachri
Albar), yang meyakini adiknya yang penderita autisme
itu aman di sana. 

Ara selalu membisu walau bisa bicara. Ia dibawa ke
mana-mana karena Viki tak ingin pelariannya karena
membunuh ayahnya (Ray Sahetapy) secara tak sengaja
diketahui polisi.

Itu cuplikan kisah film Jakarta Undercover, yang
diangkat dari buku laris Jakarta Undercover karya
Moammar Emka tentang kehidupan malam Jakarta. Selama
15 menit pertama, roh Jakarta Undercover dari buku
memang tampil dalam film. Kisah ini menyajikan potret
kehidupan malam sebagai daya tarik dan benang merah. 

Tapi di sini, yang ditampilkan hanya kehidupan malam
dunia para gay dan lesbian. Tidak ada karakter yang
mencitrakan seks lebih umum, kecuali dari gambar
sekilas di permulaan. "Saya maklum film tidak sama
persis buku. Itu mengilhami saja," ujar Moammar Emka. 

Buku tak mungkin mengungkap seks dari tataran kegilaan
di film. "Pasti nggak lolos sensor," ucap lelaki yang
karyanya sukses di Singapura dan didistribusikan
sampai Amerika dan London itu.

Judul ini memang menghebohkan. Mungkin banyak yang
salah duga dan menganggap isi buku sama dengan film.
Padahal kisah ini mewakili secuil dari 20 kisah yang
ditulis Emka. 

Dalam film ini, penari striptis tetap "sopan" berbaju.
Bahkan adegan sensual paling ekstrem, saat Luna menari
dan menanggalkan baju, dia masih mengenakan bra dan
celana panjang. 

Pada penayangan di ajang Jiffest silam, Lembaga Sensor
Film memberi sensor unik. Ada plastik buram penyamar
adegan sensual Luna Maya menari. Tapi kini adegan yang
memakai plastik buram itu sudah tak ada lagi alias
dipotong. 

Menurut produser Velvet Films, Erwin Arnada, cerita
film ini hanya mengambil hightlight dari buku. 

Skenario yang digarap Joko Anwar itu memiliki kekuatan
utama dalam film ini. Penulis skenario Arisan! dan
Janji Joni ini mampu meramu cerita dengan dialog dan
terminologi yang kuat. Kendati seringnya umpatan jorok
bahasa Inggris amat mengganggu. 

Tapi keseluruhan film ini layak ditonton. Akting para
pemain juga cukup baik, meski kisah ini bukan wajah
kehidupan malam seutuhnya. l EVIETA FADJAR

Judul: Jakarta Undercover 
Skenario: Joko Anwar 
Sutradara: Lance 
Pemain: Luna Maya, Lukman Sardi, Fachri Albar, Verdi
Soelaiman, Kenshiro Arashi 
Jenis film: Drama
Produksi: Velvet Film 
Durasi: 100 menit




 
____________________________________________________________________________________
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.
http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121

Kirim email ke