Serba-serbi Sahur  

1.      Hikmahnya
Allah mewajibkan puasa kepada kita sebagaimana telah mewajibkannya   kepada 
orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab. Allah   berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى 
الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa   sebagaimana 
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu   bertakwa.” (Qs. 
al-Baqarah: 
183).
Waktu dan hukumnya pun sesuai dengan apa yang diwajibkan pada Ahlul   Kitab, 
yakni tidak boleh makan dan minum dan menikah (jima’) setelah   tidur. Yaitu 
jika salah seorang dari mereka tidur, tidak boleh makan   hingga malam 
selanjutnya, demikian pula diwajibkan atas kaum muslimin   sebagaimana telah 
kami terangkan di muka (lihat –sebagai tambahan-   tafsir-tafsir berikut:Zadul 
Masir (1/184) oleh Ibnul Jauzi, Tafsir Qur’anul ‘Adhim (1/213-214) oleh Ibnul 
Katsir, Ad-Durul Mantsur (1/120-121) karya Imam Suyuthi) karena dihapus hukum 
tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh makan sahur sebagai 
pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahlul kitab.
Dari Amr bin bin ‘Ash radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa 
sallam bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السِّحَرِ
“Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur.”(HR. 
Muslim: 1096).
2.      Keutamaannya
a.      Makan sahur adalah barakah
Dari Salman radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 
bersabda,
الْبَرَكَةُ فِي ثَلاَثَةٍ: الجَمَاعَةِ وَ الشَّرِيْدِ وَ السَّحُوْرِ
“Berkah itu ada pada tiga perkara: al-Jama’ah, ats-Tsarid dan makan sahur.” 
(HR. 
Thabrani, Abu Nu’aim dari Salman al-Farisi, sanadnya hasan).
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 
bersabda,
إِنَّ اللهَ جَعَلَ الْبَرَكَةَ فِي السَّحُوْرِ وَ الْكَيْلِ
“Sesungguhnya Allah menjadikan berkah pada makan sahur dan takaran.” (HR. 
As-Syirazy, hadits hasan).
Dari Abdullah bin al-Harits dari seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi 
wa sallam: Aku masuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu 
beliau sedang makan sahur, beliau bersabda,
إِنَّهَا بَرَمَةٌ أَعْطَاكُمُ اللهُ إِيَّاهَا فَلاَ بَدَعُوْهُ
“Sesungguhnya makan sahur adalah berkah yang Allah berikan kepada kalian, maka 
janganlah kalian tinggalkan.” (HR. an-Nasa’i dan Ahmad, sanadnya shahih).
Keberadaan sahur sebagai barakah sangatlah jelas, karena dengan makan   sahur 
berarti mengikuti sunnah, menguatkan dalam puasa, menambah   semangat untuk 
berpuasa karena merasa ringan orang yang puasa. Dalam   makan sahur juga 
(berarti) menyelisihi Ahlul Kitab, karena mereka tidak   melakukan makan sahur. 
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakannya dengan 
makan pagi yang diberkahi sebagaimana dalam dua hadits al-Irbadh bin Sariyah 
dan 
Abu Darda’ radhiallahu ‘anhuma,
هَلُمَّ الْمُبَارَكِ: يَعْنِيْ السَّحُوْرِ
“Marilah menuju makan pagi yang diberkahi, yakni sahur.” (HR. Ahmad, Abu Daud, 
Ibnu Hibban. Hadits shahih).
b.      Allah dan malaikat-Nya ber-shalawat kepada orang-orang yang sahur.
Mungkin barakah sahur yang terbesar adalah (karena) Allah Subhanahu wa Ta'ala 
akan meliputi orang-orang yang sahur dengan ampunan-Nya, memenuhi   mereka 
dengan rahmat-Nya, malaikat Allah memintakan ampunan bagi mereka,   berdoa 
kepada Allah memintakan ampunan bagi mereka, berdoa kepada  Allah  agar 
memaafkan mereka, agar mereka termasuk orang-orang yang  dibebaskan  oleh Allah 
di bulan Ramadhan.
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa 
sallam bersabda,
السََّحُوْرُ  أَكَلَهُ  بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ 
أَحَدُكُمْ  
جَرْعَةً مِنْ  مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلى  
الْمُتَسَحِّرِيْنَ
“Sahur itu makanan yang berkah, janganlah kalian meninggalkan   walaupun hanya 
meneguk seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya   ber-shalawat kepada 
orang-orang yang sahur.”
Oleh sebab itu, seorang muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan pahala   yang 
besar ini dari Rabb yang Maha Pengasih. Dan sahurnya seorang  muslim  yang 
paling afdhal adalah kurma.
Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
نِعْمَ سَحُوْرُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ
“Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Daud, Ibnu hibban 
dan Baihaqi. Sanadnya shahih).
Barangsiapa yang tidak menemukan kurma, hendaknya bersungguh-sungguh   untuk 
bersahur walau hanya dengan meneguk satu teguk air, karena   keutamaan yang 
disebutkan tadi dan karena sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَسَحّرُوا وَلَوْ بِجُرْعَةِ مَاءٍ
“Makan sahurlah kalian walau dengan seteguk air.”
-bersambung insya Allah-Sumber: Sifat Puasa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, 
Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, Penerbit 
al-Mubarok

Kirim email ke