KEBEBASAN INDIVIDU DALAM ISLAM Bismillahirrahmanirrahim Kebebasan individu dalam Islam, mengandung arti bahwa seorang muslim itu senantiasa menjadi hamba Allah dalam setiap perilaku dan semua urusannya dengan meniti langkah dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh syariat. Ia tetap berhati-hati tentang boleh tidaknya suatu perkara dilakukan, sehingga ia pun tak bisa berbuat apa saja yang melanggar syariat dengan dalih “kebebasan individu.” Namun demikian, kebanyakan umat Islam saat sekarang memahami arti suatu kebebasan, di mana mereka memaknainya sebagai kebebasan melakukan apa saja, sekalipun bertentangan dengan nilai-nilai agama; kebebasan mutlak yang tidak terikat oleh batasan-batasan syariat. Dalam hadits tersebut, seseorang membawa kapaknya, dan bermaksud melubangi salah satu bagian perahu agar dapat mendapat air dari tempat yang terdekat dengannya. Andai saja dia menggunakan dalih kebebasan, dapat kita bayangkan bagaimana kondisi orang-orang yang berada di bagian atas perahu itu yang membiarkannya, tidak berupaya mencegahnya, padahal mereka tahu akibat perbuatannya bisa membinasakan seluruh penumpang, julukan apa kira-kira yang pantas kita berikan kepada mereka ? Pantasnya, mereka dijuluki sebagai “orang-orang gila,” karena lebih mengutamakan kebebasan individu yang palsu, dari pada keselamatan jiwa orang lain dan juga dirinya sendiri. Seharusnya, mereka tergerak hatinya untuk segera mencegah, dan memberi penjelasan kepadanya bahaya perbuatan itu bagi semua penumpang. Kebebasan individu, pada dasarnya, dibatasi oleh ikatan-ikatan syariat demi melindungi masyarakat secara keseluruhan. Jika batasan-batasan syara' itu dilanggar, sudah barang tentu seluruh tatanan kehidupan masyarakat akan rusak. Seandainya kita berpandangan seperti pandangan kebanyakan orang, dan memahami secara sepihak makna kebebasan individu sesuai dengan kecenderungan dan selera hawa nafsu, tentunya akan ada seorang pencuri yang melakukan pencurian dengan dalih kebebasan individu, seseorang akan berzina dengan dalih kebebasan individu, seorang perempuan akan tampil berpakaian yang tetap tampak telanjang atas dasar kebebasan individu, seorang anak membangkang orang tuanya atas nama kebebasan individu, bahkan seseorang akan mencela Rabb Yang Maha agung, mempermainkan agama-Nya, kitab-Nya, serta rasul-Nya dengan dalih kebebasan individu, ia pun akan berbicara sesukanya dalam urusan agama, sehingga dengan begitu menghalalkan sesuatu yang haram dan mengharamkan sesuatu yang halal. Semuanya atas nama kebebasan individu. Jika demikian adanya, apa yang akan terjadi selanjutnya? Masyarakat kita akan larut dalam aneka penyimpangan, tidak menganggap baik perbuatan yang baik, dan tidak menganggap mungkar perbuatan yang mungkar. Bukti yang paling nyata, terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari, yang semuanya semakin membenarkan adanya keruntuhan tatanan hidup suatu masyarakat, jika berlaku prinsip kebebasan individu dengan tidak memedulikan batasan-batasannya. Sehingga, orang-orang yang punya kewenangan di suatu masyarakat pun akan bergerak membuat suatu peraturan (batasan-batasan, penj) dan memberikan sangsi kepada orang-orang yang melanggarnya. Di antaranya, apa yang kita kenal dengan istilah “peraturan lalu lintas.” Apakah ada orang yang berani melanggarnya dan menantang peraturan-peraturan itu dengan dalih kebebasan individu? Kenapa para pemimpin di suatu negeri berupaya keras membuat peraturan-peraturan itu dan mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menaatinya serta menindak tegas orang-orang yang melanggar dan tak mengindahkan peraturan-peraturan itu, sekalipun para pemimpin itu tahu, semua orang punya hak kebebasan tentang apa yang diperbuatnya? Silakan Anda jawab sendiri!! Karena itulah, Rasulullah saw. mendorong umatnya agar memahami dengan baik suatu batasan dalam hak kebebasan seseorang hingga tidak sampai melanggar norma-norma agama. Pernah seorang laki-laki datang kepada beliau yang hendak menyatakan keislamannya, namun orang itu mensyaratkan adanya keringanan ( kebebasan.penj) khusus untuknya, yakni agar ia diperbolehkan untuk berzina. Dengan penuh kebijaksanaan, beliau berkata kepadanya, “Apakah engkau rela jika ada orang yang memperkosa ibumu ?” “Tidak.” Jawabnya. “Apakah engkau rela jika hal yang sedemikian itu terjadi pada saudara perempuanmu?” “Tidak!” “Apakah engkau rela jika hal yang sedemikian itu anak perempuanmu?” “Tidak!” “Lalu kenapa engkau rela hal yang tidak engkau sukai itu menimpa orang lain?” Jika demikian, jelaslah bahwa kebebasan individu itu mempunyai batasan-batasan syara' dan norma-norma yang wajib dijaga dan dipertahankan. Seandainya setiap orang bebas melakukan apa saja yang dikehendakinya, tentu tak akan tersisa agama ini; tak akan terkendali perilaku manusia, dan luntur pula Izzah kita.. ___________________________________________________________________________ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/