Biasanya yang besar sebaiknya memberi toleransi kepada yang lemah.
  Nah, muslim didunia ini adalah termasuk golongan yang lemah,
  semenjak perang salib, dunia muslim memang telah kalah disemua bidang.
  Lemah ekonomi, lemah pendidikan, lemah pengetahuan, lemah teknology dlsbnya.
  Perasaan minderwaardigheitskomplex atau rendah diri menyelimuti seluruh dunia 
muslim.
  Perasaan rendah diri dan merasa tidak mendapat penghargaan didunia ini 
menjadikan komunitas-muslim komplex dan menuntut toleransi dunia lain.
  Denniman
  

ANDREAS MIHARDJA <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
          Terus terang menurut saya mungkin berita ini agak ganjil. Dari 
berita2 yg kita terima itu symbol babi tetap dpt dilihat dimana2 dikota2 besar. 
Kalau gambar babi ini tidak diperlihatkan didaerah muslim - masuk akal
Andreas

skala selaras <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ada berita menarik dari Daratan tiongkok.

Untuk menghormati Minoritas Muslim yang ada di sana, pemerintah RRC menghimbau 
media TV di sana tidak menayangkan gambaran babi dalam merayakan festifal musim 
semi tahun ini. 

Pelajaran apa yang kita dapat dari berita ini? apakah kita juga ikut 
mengharamkan gambar babi? tentu bukan itu yang kita contoh.
yang harus kita contoh adalah pola berpikir mereka: kaum mayoritas sebaiknya 
memberi toleransi tinggi terhadap minoritas. 
Di Indonesia, kita justru sering tangkap imbauan yang punya semangat 
sebaliknya: saat bulan puasa banyak imbauan : hormatilah yang berpuasa, jangan 
makan dimuka umum. yang minoritas disuruh menghormati yang mayoritas.

Ini boleh kita renungkan

ZFy


  .

 
         

                
---------------------------------
Besseren Schutz gegen Spam - jetzt bei dem neuen Yahoo! Mail .

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to