Kenali China Peranakan dalam Festival Peranakan


kompas.com/Kristianto Purnomo
<http://www.kompas.com/printnews/xml/2009/01/09/15514763/kenali.china.pe\
ranakan.dalam.festival.peranakan#>
Seminar tentang Kebudayaan Rumah Orang Tionghoa di Museum Bank
Indonesia, Senin (9/6).Jumat, 9 Januari 2009 | 15:51 WIB
Mulai hari ini digelar pameran foto dan benda etnografi yang dikemas
dalam pameran kebudayaan "Festival Peranakan" di Grand
Indonesia. Tujuannya tak lain memperkenalkan kembali keberadaan kaum
peranakan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang majemuk.

Dikatakan oleh anggota dari Forum Kajian Antropologi (FKAI) Mulyawan
Karim, festival ini juga untuk memaknai kembali tahun baru China (Imlek)
itu tak hanya mengenai kebudayaan China tetapi bagaimana berbagai aspek
kebudayaan dan warisan tradisi kaum peranakan.

Hal itu dituturkannya dalam konferensi pers di Grand Indonesia Shopping
Town, Jakarta, Jumat (9/2). "Masyarakat bisa memperoleh informasi
mengenai kaum peranakan dan budayanya, mulai dari kehidupan keagamaan,
tradisi perkawinan, hingga tradisi busana dan kulinernya," kata
Mulyawan.

Acara pameran ini dimulai 9 Januari - 1 Februari 2009 di Atrium Hall
East Mall Grand Indonesia. Barang yang dipamerkan sekitar 30 foto hasil
koleksi dari FKAI yang diambil dari beberapa kantong kebudayaan China
peranakan seperti Tangerang, Cikampek, Bogor. Selain itu ada juga
beberapa benda kebudayaan seperti meja, kursi dari budaya China
peranakan sekitar 50 item dari koleksi pribadi anggota FKAI.

"China peranakan itu hasil kawin campur yang disebut sinkek (tamu
baru). Tapi kalau China berbaur dengan pribumi itu baru disebut China
peranakan, jadi beda dengan China Totok (orang China asli)," tutur
pengamat kebudayaan China peranakan Oey Tjin Eng.

Ada beberapa perbedaan kebudayaan dari China peranakan dengan China
totok, terkait beberapa ritual dan kuliner seperti pembuatan kue
kranjang. "Orang China daratan (China totok) membuat kue kranjang
dengan plastik, tetapi China peranakan membuat dengan daun,"
tuturnya.

Ditambahkan Mulyawan, China peranakan lebih berorientasi pada internal
(ke masyarakat Indonesia) tetapi China totok itu tujuan mereka kembali
ke negeri asal. "Jadi percampuran kebudayaan melalui pernikahan ini
yang menarik antara pribumi dengan China totok yang melahirkan China
peranakan," katanya.

MYS
Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/09/15514763/kenali.china.peranaka\
n.dalam.festival.peranakan

Kirim email ke