Salam, Saya akan memasukkan juga berita-berita Tiongkok yang berkaitan dengan berbagai kerajaan di Indonesia, sebagaimana yang terdapat dalam buku "Nusantara dalam Catatan Tionghua" karya W.P. Groeneveldt. Beberapa catatan itu setelah saya crosscheck dengan sejarah lokal memperlihatkan akurasi yang tinggi. Sebagai contoh adalah catatan dari Dinasti Ming mengenai Kesultanan Banjar. Berita mengenai Kerajaan Banjar (ditransliterasi sebagai ÎÄÀÉñRÉñ atau w¨¦nl¨¢ngm¨£sh¨¦n) didapat dari Catatan Sejarah Dinasti Ming, buku ke 323. Berita itu menggambarkan kondisi ibukota. Selain itu disebutkan pula mengenai suku bernama yang dalam dialek Hokkian disebut Be-oa-jiu (ÙIÍÛÈá, Mandarin m¨£iw¨¡r¨®u). Ternyata memang ada suku yang bernama demikian; yakni suku Dayak Biaju yang juga disebut Ngaju. Suku ini dikatakan gemar memenggal kepala orang, yang tentunya mengacu pada tradisi pengayauan. Catatan menyebutkan pula bahwa raja Banjar menikah dengan seorang puteri kepala suku Be-oa-jiu. Ternyata setelah dicrosscheck dengan sejarah Banjar, memang ada sultan yang menikah dengan puteri kepala suku Biaju, yakni Sultan Mustain Billah. Isterinya bernama Nyai Biang Lawai yang berasal dari Dayak Biaju. Dengan demikian, berita China dapat dikatakan cukup akurat. Sehubungan dengan penulisan aksara Mandarin, buku akan lebih baik dibandingkan History of China, karena selain Pinyin akan dicantumkan juga huruf Hanzinya serta sekaligus nada (yingdiao)nya.
Salam, IT.