----- Original Message -----
Sent: Monday, June 13, 2005 4:09 AM
Subject: Re: Han Hwie-Song:Kesusahan datangnya dari diri sendiri

 

Kesusahan datangnya dari diri sendiri

 

Dahulu ada satu petani miskin yang pekerjaannya ke hutan-hutan mencari akar-akar untuk dimakan seperti ketela, akar kembang trate dan buah-buahan. Pada suatu hari waktu dia menggali tanah di hutan ditemukan satu patung emas Lohan (dewa dari Chan Buddhis) yang besar. Dibungkus baik-baik lohan emas itu dengan pakeannya dan dengan gembira dia segera pulang tanpa mencari lagi makanan seperti biasannya.

Lohan emas itu dilihatkan pada keluarganya dan teman-temannya. Semua merasa gembira atas penemuan itu. Istrinya berkata:” suamiku yang tercinta, menurut aku emas ini adalah emas tulen dan beratnya sedikitnya kira-kira 50 kilogram. Mulai sekarang kita sekeluarga seumur hidup dapat menikmati hari-hari yang senang, bahagia dan tidak lagi hidup dalam kesengsaraan.” Teman-temannya memberi slamat padanya dan ikut merasahkan gembira dengan Hokgi, keuntungan yang didapat oleh temannya.

Ironisnya semua keluarganya selalu gembira dan menikmati penghidupan yang nyaman, namun petani ini sendirilah sejak hari itu kelihatannya lebih susah dari sebelum penemuan Lohan emas. Dia selalu duduk dengan air muka yang serius, memikirkan sesuatu dan dari mulutnya keluar suara-suara yang kuarng puas, di beri makanan kesukaannya yang enak, namun tidak dimakan habis dan sisahnya masih banyak, padahal biasanya dia sebagai petani yang bekerja keras, selalu makan dengan lahapnya apa saja yang dberikan.

Istrinya dan keluarganya heran dengan keadaan suaminya, yang kegembiraannya hanya sebentar saja waktu penemuannya, lalu berobah menjadi sedih. Istrinya takut kalau dia menjadi sakit lalu bertanya pada suaminya dengan penuh kecintaan:”kita semua senang dengan penemuanmu dan trima kasih atas kerjamu yang keras untuk menjamin penghidupan keluarga. Sekarang kita dapat hokgi yang seharusnya kita rasahkan sebagai kesenangan bersama, namun anda malahan menjadi sedih. Silahkanlah anda menerangkan padaku mengapa dan ada ganjalan apa di hatimu yang membuat anda sedih?” Suaminya menjawab dengan serius:”sedih ? Aku sama sekali tidak sedih, aku hanya memikirkan, kan Lohan ada delapan belas manusia bijaksana, dimanakah sekarang aku harus mencari yang tujubelas lainnya? Istrinya ketawa dan berkata:”astagaaah, itulah yang kau pikirkan, ayo mari kita menyenangkan diri apa yang kita ada sekarang ini sambil mencium pipinya sang suami, yang lain adalah hari kemudian!”

Dari cerita diatas kami tanyakan diri, kita sebagai manusia modern harus memikirkan dan menanyakan pada diri kita, sampai dimana batasnya dan apa artinya kekayaan material.  Apakah kita tahu tentang batas-batas dari pada kepuasan dan kesenangan kita? Semua teori-teori tentang Ying Yang, kaya dan miskin, tentang baik dan kejahatan, untung dan rugi, saya dan engkau adalah hasil dari pikiran kita, karena kita sebgai manusia membedahkan antara kedua factor yang berkontradiksi ini timbullah diskriminasi dan suka dan duka dalam penghidupan manusia.

Dalam penghidupan kemasyarakatan kita setiap waktu di konfrontasi dengan gangguan, iritasi dan kecemasan, tetapi menurut aku gangguan itu paling susah yalah yang datangnya dari diri sendiri. Nafsu dan keinginan manusia itu tiada batasnya, dalam praktik penghidupan ternyata kekayaan material itu tidak cukup memuaskan manusia. Kekayaan jasmanialah yang kita harus cari dalam penghidupan ini, karena kekayaan jasmaniah memberikan pada kita kebebasan, ketenangan dan kesehatan hidup.

 

Dr. Han Hwie-Song

Breda, 12 Juni 2005  The Netherlands

 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




Yahoo! Groups Links

Kirim email ke