Wawancara Radio Nederland dengan seorang pakar politik asal Australia, silahkan 
membaca.
  


WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Senin 03 April 2006 14:50 UTC

* Heboh karikatur Indonesia Australia

Intro: Ketegangan Jakarta Canberra terus meningkat, ketika presiden SBY meminta 
supaya semua hubungan dengan Australia dikaji ulang. Heboh terakhir kedua negara
menyangkut soal karikatur penghinaan timbal balik. Mulanya, harian Rakyat 
Merdeka
yang terbit di Jakarta memuat karikatur yang dianggap menghina perdana menteri 
dan
menteri luar negeri Australia. Kemudian, Sabtu lalu, muncul karikatur balasan 
pada
harian The Australian yang dianggap menghina presiden SBY. Menariknya, bobot 
koran
Rakyat Merdeka berbeda dengan gengsi harian The Australian. Seperti berikut 
dijelaskan
oleh Dr. Ed Aspinall, dari Australian National University di Canberra.

Ed Aspinall [EA]: Ya memang ini agak ironis sebetulnya. Karena suratkabar The 
Australian
itu cukup bergengsi dan The Australian itu selama ini mengkampanyekan agar 
hubungan
antara Australia dan Indonesia lebih baik. Biasanya mereka dianggap sebagai 
bagian
kubu, atau loby pro Indonesia yang ada di Australia. Tapi, kenapa jadinya kartun
itu dimuat, mungkin ada beberapa alasan.

Yang pertama, itu barangkali menyangkut prestasi kartunis itu sendiri. Bill Leak
itu kebetulan dia seorang kartunis yang cukup ternama atau cukup populer di 
Australia.
Barangkali ada sebagian pembaca suratkabar itu, membeli suratkabar itu, justru 
untuk
melihat kartun yang dia buat.

Kedua, saya kira, mungkin konteksnya juga harus dimengerti. Ketika kartun Rakyat
Merdeka itu baru muncul di media massa di Australia, sebetulnya saya rasa 
sebagian
besar masyarakat Australia juga tidak begitu tersinggung, sebetulnya. Dan 
menganggap
itu sebagai sesuatu yang biasa, sebetulnya. Karena karikatur yang ada dalam 
media
massa di Australia kalau, barangkali, menurut ukuran Indonesia sering dianggap 
menghina
politikus. Bahkan banyak orang akan menganggap kartun Rakyat Merdeka itu sebagai
sesuatu yang lucu saja.

Radio Nederland [RN]: Bagaimana anda mengamati reaksi di Australia sesudah ini? 
Kalau di Indonesia kan marah-marah, kemudian banyak orang merasa terkejut, DPR 
juga
merasa, udah putuskan saja hubungan diplomatik Indonesia Australia gitu. Tapi, 
apakah
di Australia juga seheboh semacam itu?

EA: Oh tidak, karena kartun-kartun yang menggambarkan politikus atau kepala 
pemerintahan
secara kasar menurut selera Indonesia sudah merupakan kebiasaan di Australia. 
Jadi,
yang dianggap kasar di Indonesia, dianggap biasa saja di Australia. Jadi, sama 
sekali
tidak heboh. Bahkan, kartun yang muncul dalam Rakyat Merdeka juga tidak begitu 
menimbulkan
suatu reaksi panas di Australia.

RN: Dengan demikian, sebenarnya, walaupun sekarang terjadi pertikaian soal 
pengungsi
kemudian yang berlanjut dengan pemanggilan dutabesar segala macam, akhirnya 
hubungan
dua negara bertetangga ini akan membaik lagi.

EA: Saya kira akan sembuh dengan sendirinya. Karena hubungan Indonesia dan 
Australia
jauh lebih luas daripada persoalan Papua semata-mata. Kekhawatiran saya, justru 
satu, bahwa di kemudian hari akan datang pengungsi dalam jumlah yang lebih besar
dari Papua ke Australia.

Kalau itu terjadi, dan mereka diberi status suaka lagi, ya bisa jadi hubungan 
antara
Australia dan Indonesia bisa saja terganggu secara serius. Tapi kalau itu tidak 
terjadi, saya rasa hubungan Australia Indonesia akan sembuh dengan sendirinya.

RN: Tapi anda melihat bahwa Australia berusaha mendesak Indonesia supaya 
memperbaiki
perilakunya di Papua?

EA: Sebetulnya tidak, lebih baik kita bertanya kalau dibilang Australia mendesak
Indonesia untuk memperbaiki perilakunya, lebih baik kita bertanya dulu Australia
yang mana? Gitu. Kalau dikatakan pemerintah Australia, apakah dia punya suatu 
skenario
untuk melakukan intervensi ataupun desakan terhadap pemerintah Indonesia. Saya 
bisa
katakan bahwa sama sekali tidak ada.

Pemerintah Australia sebetulnya agak alergi dengan persoalan Papua. Karena sudah
mendapat suatu pelajaran dari masalah Timor Timur. Dan pemerintah Australia 
sudah
menyadari keterbatasan kemampuannya untuk mempengaruhi Indonesia dalam soal 
Papua
ini.

Tapi kalau ditanya apakah ada kelompok-kelompok atau bagian-bagian tertentu dari
spektrum politik yang ada di Australia, yang punya keprihatinan soal Papua, ya 
jelas
ada. Dari pihak NGO misalnya ada, dari ormas-ormas tertentu, dari partai politik
tertentu, ada yang sangat prihatin soal Papua dan ingin mengkampanyekan 
persoalan
Papua tersebut.

Tapi, kalau dikatakan bahwa pemerintah Australia itu sendiri mempunyai suatu 
skenario
tertentu ataupun keinginan untuk melakukan tekanan terhadap Indonesia soal 
Papua,
saya kira itu salah betul, gitu. Mungkin perlu disayangkan juga bahwa sebetulnya
banyak orang di Indonesia yang berkomentar tentang sikap Australia dalam soal 
Papua
ini banyak orang tersebut sebetulnya tidak begitu mengerti dinamika atau 
spektrum
politik, ataupun sistem politik yang ada di Australia. Sehingga mereka bisa 
mengatakan
misalnya bahwa John Howard punya agenda untuk memisahkan Papua dari Indonesia 
dan
lain sebagainya. Kenyataannya, justru kebalikan dari itu.

Demikian Dr. Ed Aspinall dari Australian National University di Canberra.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/






                
---------------------------------
On Yahoo!7
  Desperate Housewives: Sneak peeks, recaps and more. 

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke