Kang Sur dan lainnya, Sedikit tambahan aja mengenai magic di Tiongkok sana. Jaman Mao, yang beginian dibabat semua, makanya mayoritas pada lari ke Taiwan. Di Tiongkok daratan sekarang kabarnya yang ahli-ahli sudah tidak ada. Yang ada cuma tukang tipu yang seringkali disokong pemerintah dalam rangka pariwisata. Misalnya tukang ramal tipu-tipu, suhu tipu-tipu. Saya sendiri di Shanghai pernah melihat sendiri suhu-suhu tipu-tipu, kepala botak, pakai civara (jubah petak-petak) berkilat-kilat, jualan doa. Mungkin penanggung jawab tempat wisata itu tidak mengerti bahwa civara petak-petak itu statusnya berarti suhu tingkat tinggi, mana mungkin di satu tempat wisata (vihara buddha giok) semua suhunya pakai civara petak-petak hue hue hue hue....
Masih ingat tuh kalu minta doa tarifnya 30 yuan. Konsultasi hongsui juga sama tarifnya. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "gsuryana" <gsury...@...> wrote: > > Bila membodohkan rakyat aku sih gak peduli, karena pembodohan memang masih berlangsung sampai saat ini. > Yang aku peduli adalah judul buku chinesse black magic nya, koq gramedia bisa sedemikian dogolnya mau menterjemahkan dan menjualnya, ada apa dibalik itu ? > > Sekarang kita lihat yang namanya magic yang ada didunia, apakah ada buku Indonesian Black Magic, American Black Magic ( kedok agama ), European Black Magic, Thailand Black Maqic, Bali Black Magic/Leak...........padahal yang namanya magic itu sendiri sulit di bilang hitam dan putih, karena yang putih tidak terlihat sedang yang hitam bisa menjadi putih disaat menyembuhkan. > > Jadi dimataku Gramedia masih tetap mempunyai misi tertentu, minimal dengan membuat saduran dan mengedarkannya, bisa membuat masyarakat terutama kelompok Tionghoa Indonesia yang sedang mencari jati diri budaya Tionghoa akan di cekok i dan di brainwash bahwa di RRT ada banyak black magic, judul tolol dan dungu bukan ? > > sur. > ----- Original Message ----- > From: Liquid Yahoo > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > > Jika buku itu yang banyak orang mengerti bilang "tidak benar / fitnah" tapi gramedia justru bermaksud menterjemahkannya berarti sedang menjalankan program "membodohkan rakyat"!!! > > Emangnye ga ada buku laen yang bisa di terjemahin??? Knapa memilih buku yang di anggap ga benar oleh orang2 yang mengerti??? Apa maksud & tujuannya?? > > Tapi kalo mao memboikotnya juga susahnya, abis mao bli buku di mana lagi, gramedia kan seperti kartel besar yang sedang berusaha me monopoly pendistribusian buku. >