Sobron Aidit :
O B R O L A N M A L A M ( Sekitar Cerita Tentang Ho- tel - bagian satu ) Rasanya antara tahun-tahun 1983 sampai 1999 kehidupan saya ada pada "kemakmuran" secara relative - kalaupun makmur adalah cara dan jenis saya. Kenapa? Bayangkan orang miskin bertahun-tahun - nggak punya uang - tahu-tahu punya gaji tetap dan makin lama makin lumayan. Bisa nyimpan - bisa nabung - menyisihkan. Mengapa semua ini? Karena kami bekerja di restoran kami sendiri. Bayangkan ketika itu saya sendiri menjadi donator badan PBB bagian Unicef dan bagian budayanya, Unesco dan WHO-nya. Tiap bulan saya nyetor buat badan internasional itu. Rasanya kalau kini akan saya persoalkan pada diri saya sendiri " Emangnya lu kebanyakan duit?",- pake jadi donator segala! Tiap tahun liuburan musimpanas sejak 1986 kami bepergian ke berbagai negara. Misalnya ke Spanyol - ke Hongkong - ke Tiongkok ke Thailand dan ke sekitar negara tetangga - seperti Holland - Jerman. Ke negara yang bukan Holland, kami nginap di rumah kenalan - keluarga - teman. Tetapi lain dari itu kami menginap di hotel. Misalnya ketika kami di Cannes, kami menginap di hotel berbintang 4, lalu di Spanyol - di Alicante, menginap di hotel bintang 5. Juga ketika di Thailand menginap di hotel bintang 4. Ketika kami sudah mulai punya paspor Perancis - sejak 1992 barulah daerah operasi kami memasuki Indonesia. Tiap tahun ke Indonesia sejak tahun 1993, dan selalu ke Bali. Di Bali kami menginap di hotel Santika - bintang 5 dan terkadang bintang 4. Setiap tahun selalu ada perubahan - sesuai dengan keputusan Persatuan Hotel dan RumahMakan serta Jawatan Pariwisata. Santika ini tetapnya berbintang 4, tetapi pabila baik - bersih - dan pelayanannya prima termasuk makanan dan pemeliharaannya - lalu naik jadi bintang 5. Santika ini adalah milik grup Gramedia-Kompas. Santika ada di kota-kota besar lainnya, seperti Yogyakarta - Semarang dan Surabaya dan lainnya. Lalu ketika kami di Lombok - menginap di hotel Sheraton - bintang 5. Di Bali kami menginap di hotel Melia Sol - juga hotel berbintang 5. Ketika itu kami bertiga dengan dua cucu saya yang berumur 11 tahun dan 9 tahun. Hotel Melia Sol ini ada di Nusa Dua. Yang saya ingat, di sini yang digunakan adalah bahasa Inggris - dan uang yang berlaku adalah dollar AS. Tetapi bisa dibayar dengan rupiah - hanya harga semua barang dan makanan dikurs dengan dollar AS ke Uang RI. Jadi misalnya kita pesan goreng pisang yang satu porsinya 2 dollar hanya empat potong kecil. Dan boleh dibayar dengan rupiah tetapi dari kurs dollar! Ketika kami makan malam bertiga di Melia Sol itu, harga makanannya setelah dikurs dengan rupiah - ternyata jauh lebih mahal daripada gaji pelayan yang sedang melayani kami. Anak muda yang melayani kami itu gajinya satu bulan 190.000 rupiah - ini tahun 1999. Sedangkan ongkos makan kami malam itu bertiga - seharga 210.000 rupiah setelah dikurs dari doillarnya. Kaget juga saya. Keesokan harinya, saya usul kepada anak-anak dua cucu saya itu - kita pindah ke hotel lainlah - yang makanannya dan lainnya lebih murah. Dan besoknya kami pindah! Hotel lainnya yang pernah kami menginap di Bali seperti Hotel Bintang - Hotel Candi Dasa di Klungkung dan beberapa hotel lagi. Semuanya yang berbitang 4 dan 5. Kenapa sampai begini ini? Saya ketika itu sedang "masa jaya-jayanya". Kalau sekarang ini saya membayangkan kenapa saya dulu itu kok sampai begitu nggak pake pikiran menjangkau jauh? Karena ada rasa balas dendam atas kehidupan saya selama itu. Saya sangat susah hidupnya - sangat sederhana - selalu menumpang sama orang lain. Kurang ada kebebasan - tiap bulan hanya menerima uang sokongan dari Sekurite Social. Dan selama setahun jadi pengangguran - rasanya - sorry ini rasanya ketika itu - terlalu lama saya jadi orang miskin - melarat! Kini ada uang - bahkan bisa merasai keenakan dan kenikmatan yang saya sanggup membayarnya. Dalam hati saya - okeylah - dulu saya jadi kere - kini saya mau nginap di hotel yang bagus - yang enak - yang bertaraf tinggi dan internasional. Dan lagi ternyata setelah saya lihat-lihat dan amati - bandingkan - semua hotel yang ada di Bali adalah bagus-bagus - hebat-hebat. Saya tahu dan pernah masuk ke hotel-hotel berbintang 4 dan 5, di Spanyol di Paris dan tempat-tempat lainnya di Eropa Barat ini. Bila saya bandingkan dengan hotel di Bali - jauh saya leibih suka dan lebih memilih yang di Bali! Saya sudah melihat bagian dalam dan sekitar pemandangan hotel berbintang 7 di Dubai. Yang harga satu malamnya 3000 dollar AS. Saya tetap memilih hotel di Bali - sebab pemandangan - kenyamanan - perlengkapan yang luas - di Bali jauh lebih hebat. Ada kolam renang - ada lapangan tenis - ada lapangan golf - ada lapangan rekreasi yang luas - ada kompleks restoran yang bermacam-macam. Saya baru tahu bahwa ada hotel yang lebih tinggi dari hotel berbintang 5, ternyata yang di Dubai itu hotel berbintang 7, gila kan! Maaf saja - saya lebih mau dan lebih memilih hotel di tanahair saya yang di Bali atau di Lombok yang saya pernah menginap. Saya menginap selalu di bintang 4 dan 5, tetapi nggak bakalan saya tukar dengan hotel bintang 7 di Dubai itu - sungguh mati deh! ------------------------------------------------------------------------------------------- Paris,- 7 desember 05,- ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/SBefZD/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/