Ini bukan rekayasa tapi adalah kumpulan  dari: ya forward-an, ya tulisan beberapa members, ya juga hasil  diskusi yang terjadi di pelbagai milis, dan bahan ini aku rangkum jadi satu yang tentunya berdasarkan realita dilapangan ,agar kita mendapatkan gambaran bagaimana kalau hidup dengan telahaan....tentunya "logis" kalau semua "ada" di negara "kaya".
 
Apa sih dipinisinya orang kaya? Aku teringat akan jawaban pendiri dan mantan pemilik Crown Casino di Melbourne, Loyd William memberikan jawaban sewaktu dia ditanya oleh seorang wartawan: "bagaimana sih rasanya, jadi orang kaya" Jawabnya: " aku kira orang kaya yalah orang yang bisa memenuhi sebagian besar keinginan, harapan dan impiannya menjadi kenyataan"
 
Gambaran yang aku sodorkan  bisa menimbulkan ironi, bisa juga  beralunkan  satirical, bisa juga membingungkan, bisa juga orang jadi sebel, bisa nangis, bisa murkah, ....tapi bagi pihak lain bisa menimbulkan harapan ...semoga keadaan ini bisa tetap langgeng...jadi statusquo untuk selamanya. Semua kontradiksi tersebut diatas : ya yang negatip dan yang "positip" bisa anda2 sekalian alami apabila anda hidup di negara ...living in a world of delusion and fantasy.
Itulah perlunya topik diatas, dimana  ketiga suku kata itu perlu di beri tanda kutip, tergantung dari sudut mana anda memandangnya, tergantung dimana anda berada dan kapan/waktu  munculnya ketiga kata2 itu!
 
Bagaimana kalau aku sodorkan dulu hal2 yang "positip" di dalam negara "delusion and fantasy" ini.
 
Bagi yang kaya (entah halal atau tidak, no comment), elite kaya inilah yang memicu para dealer mobil mewah kerja dan banting tulang lebih keras  untuk memenuhi pasaran mobil2 mewah seperti BMW.Mercy dan Ferrari, karena di negeri fantasy and delusion mobil2 mewah ini lakunya kayak dagang kacang.
 
Belum lagi  dibilang resto2 di Jakarta  yang selalu penuh. Aku sendiri ngalami tuh waktu mau makan di resto Taipan, perlu ambil karcis karena animo, orang2 yang sedang "kelaparan" nyerbu resto ini. Tapi coba anda setelah makan kenyang di resto ini, silahkan anda keluar,...ibaratnya keluar dari surga masuk neraka. Jalan selain penuh ,macet anda akan menjumpai pengemis yang perlu menyabung nyawa cari penghasilan untuk menangsel perut. Betapa tidak adilnya keadaan ini. Orang "kaya" makan ber lebih2an pihak lain si miskin makan 1 kali satu bungkus mi instant sudah untung.
Menurut statistik  diperkirakan dan , prospeknya setelah BBM naik gerombolan orang miskin akan memuncak jumlahnya..40% dari rakyat Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan...in abject poverty.
 
Sebagai negara "kaya" dan mau lebih kaya lagi maka pemerintah ngutusin para pejabatnya untuk ke LN untuk menimba ilmu, istilah keren-nya untuk : studi banding. Tapi apa yang mereka bawa pulang tak lain yalah: tas2 Gucchi,LV dan jalan2 sambil senda gurau di peristirahatan2 di LN dan di daerah2 pertokoan elit.
 
Hopo tumon, bahkan pak pul yang hidup dengan gajian per-bulan ....berapa sih ? tapi accountnya ada segedubrak duit?....850 juta rupiah?
Siapa bilang pak pul di negara fantasy dan delusion tidak bisa menyulap duit bayaran per bulannya jadi jumlah yang maha fantastik?
 
Belum lagi apabila kita lihat orang kedua dan pak mentri yang ngurusin ekonomi itu adalah orang2 yang kabar2nya punya banyak label-an yang kurang terhormat. Disinilah kayanya negara memberikan kunci ....kepada garong buat membuka bank. Betapa kayanya negara penyamun ini, sehingga penyamun2 diberikan kunci untuk membuka bank!
 
Diatas itulah segi "positip"nya dilihat dari kaca mata, tergantung kaca mata siapa itu. Contoh dibawah, sebagai realita bisa kita katakan contoh yang "negatip" inipun tergantung dari dimana posisi sampeyan berada. Yang jelas banyak tuh golongan yang suka akan kenegatipan ini  perlu dipertahankan untuk melestarikan kedudukannya agar menjadi situasi yang langgeng, statusquo.
 
Preman2, para teroris, para koruptor, pembunuh elit (seperti Sutowo itu) para peleceh HAM berjumlah ribuan , dari itu bisa dikatakan kalau kita (Indonesia) itu kaya dengan aspek negatip ini, tapi bagi golongan statusquo adalah berkat, a blessing in disguise, tambah banyak oknum2 jahat (aspek negatipnya) tambah baik bagi kedudukannya. Jadi Indonesia itu kaya dengan preman2 yang getol melanggar hukum with impunity!
 
Indonesia "kaya" dengan orang miskin, lagi pula sebagai embel2 orang2 miskin ini diganjar dengan segala penyakit sebagai akibat ke-kere-annya, ya sakit busung lapar, ya polio, ya demam berdarah ya pe- addict narkoba, you name it, Indonesia "kaya" dengan penyakit sosial. Kenapa bisa begini? Yang sudah jelas rakyat tidak mau jadi orang yang dikatakan kaya, tapi kayanya kaya   penyakit. Kaya penyakit karena pemerintah sepanjang zaman NKRI tidak perduli atas keadaan rakyatnya.
 
Indonesia kaya dengan agama, tapi agama tidak memperkaya rohani karena agama rupanya tidak membantu menghilangkan aspek "kaya"rakyat  dalam tanda kurung (lihat contoh diatas) , agama malahan jadi ajang cari duit. Depag itu sarang korupsi, jadi ....jadilah pemuka agama apaibila sampeyan mau jadi kaya.
 
Di Indonesia banyak yang jadi "all-weather -fighter", kayak pesawat terbang segala cuaca gitu!. Coba kita renungkan, tindak korupsi itu tidak saja dilakukan di darat, tapi juga di udara, sampai achir2 ini dibawah permukaan lautpun bisa terjadi.  Korupsi didaratan sudah jelas, korupsi di-udara...contohnya presiden HBB yang mengelola pabrik kapal terbang bukannya mabur (terbang) tapi grounded melulu dan achirnya bankrut dan mem-PHK-kan ribuan buruh. Yang terachir para koruptor punya idee baru, korupsi dibawah lautan dengan menyedot petrol melalui pipa2 dibawah laut. Benar2 ingenious sekali kalau perkara korupsi. Ilmu2 korupsi banyak jumlahnya dari itu Indonesia bisa dikatakan "kaya" akan ilmu korupsi!
 
Kalau perkara jiwa manusia yang bisa dijual secara obral dan jiwa yang harganya murah, Indonesia kaya akan jiwa murah. Coba bayangin tuh, tahun 1965 saja berapa jiwa dikorbankan karena Indonesia punya jiwa murah. Disinilah ketidak adilan terjadi se-mena2, tiran Suharto berlagak sebagai Tuhan menjual jiwa bangsa dewek secara murah, jiwa rakyatnya dijual dengan obral. Dia mengorbankan jiwa banyak rakyatnya dengan alasan politis, tapi achir2nya cuman di pakai sebagai kedok untuk sekali lagi....memperkaya dirinya sendiri dengan merampok rakyat yang "kaya" akan ......kemiskinan!
 
Kayaknya Loyd William itu banyak penganutnya di Indonesia, tapi dengan cara lain, cara negatip!  Manusia2 kejam di Indonesia yang ingin mewujutkan keinginan, harapan dan impiannya untuk menjadi kaya diatas onggokan penderitaan rakyatnya. Bahkan perkara Bung Munirpun kiranya jiwanya pun sekarang bakalan akan diklasifikasi sebagai jiwa murah, karena Indonesia punya jiwa murah yang banyak, sehingga Indonesia bisa dikatakan "kaya" akan jiwa murahan, jiwa yang bisa diterbangkan bila sang penguasa mau!
 
Apakah Indonesia itu negara kaya...logis-lah kalau semua ada ya sampeyan hidup dinegara "kaya". Kita "kaya" berkat kiprah/ kerja kerasdan  karya para birokrat yang benar2 memper-"kaya"kan rakyat sambil berbarengan mereka memperkaya (tanpa tanda kutip) dirinya sendiri.  A world of fantasy? You bet!
 
Harry Adinegara.


Do you Yahoo!?
Find a local business fast with Yahoo! Local Search

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke