Kenaikkan BBM kembali terjadi. Dengan dalih untuk
mengurangi subsidi terhadap BBM adalah alasan paling
jitu untuk menghimpit rakyat dengan kemelaratan yg
semangkin menggeliat.
Di negara berkembang seperti Indonesia, subsidi
merupakan suatu syarat mutlak agar pendapatan per
kapita masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman.Dan
akan menjadi bumerang disaat pemerintah terus menerus
memberikan subsidi tetapi disana sini masih terdapat
kebocoran kebocoran yg pada akhir nya subsidi tidak
lagi sampai ke masyarakat yg membutuhkan.

Menyingkapi masalah itu, pemerintah sepertinya
mengakali dengan cara subsidi langsung berupa program
BLT dan sebagainya.Ini merupakan salah satu bentuk
program yg menunjukkan tidak adanya lagi kepercayaan
pemerintah pusat dengan aparat-aparat yang bekerja di
department-department untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.

Subsidi langsung tidak lebih dari subsidi terpimpin,
dimana pemerintah dalam hal ini presiden beserta
menteri-menterinya di kabinet melakukan dan memantau
langsung penyampaian ke masyarakat dengan memusatkan
aliran subsidi ke masyarakat.
Banyak kalangan tidak mau menerima aliran subsidi
tersebut dengan berbagai macam
alasan yang masuk akal.Tetapi disisi lain masyarakat
yg menolak pun tidak bisa
mengubah kebijakkan pemerintah atas BBM.

Lalu apa yg bisa dilakukan oleh mereka semua?

Demonstrasi besar-besaran merupakan kekuatan terakhir
yg bisa dilakukan.Menunjukkan diri dan berkumpul
dengan mereka yg sejalan, yakni tidak kuat menahan
gejolak ini.Bukan berarti ciri negara demokrasi bahwa
harus terjadi demonstrasi terus menerus.Dan juga bukan
ciri negara demokrasi bahwa parlemen tidak lagi bisa
memposisikan diri sebagai penyambung lidah masyarakat
yang memilihnya disaat pemilu.

Lagi - lagi masyarakat kita di persenjatai oleh
Mahasiswa yg katanya lebih mengerti ketimbang parlemen
yang mereka pilih.Kembali dipertanyakan, apa system
nya yang salah di parlemen ataukah memang  parlemen yg
tidak lagi memiliki telinga utk mendengarkan
masyarkatnya?

Tidak ingin berpindahnya status quo dan ingin
menikmati status quo bagi kalangan yg tidak mendapat
bagian saat itu, adalah yang terjadi sekarang di
parlemen kita saat ini.Masyarakat harus belajar lebih
jeli walau pun kita ketahui bahwa kelaparan akan mudah
memperdaya seseorang dan pendidikan yg tidak merata
membuat masyarakat kita tidak bisa melihat yg mereka
pilih di bilik suara saat pemilu waktu itu.

Steeve haryanto
Senayan 28 May 2008

http://steeve.multiply.com
http://www.steeveharyanto.blogspot.com


      

Kirim email ke