Pandangan demokrasi dan Hak belajar dan karir jaman dahulu 8 Juli yang lalu seluruh rakyat Indonesia memilih pemimpinnya dan kegiatan itu disebut Pemilu atau juga pesta demokrasi. Dalam tulisan ini saya mencoba menguraikan apa yang dimaksud demokrasi menurut Tiongkok jaman dahulu dan juga HAM dalam sistem Tiongkok jaman dahulu. Tentunya demokrasi dan HAM Tiongkok kuno tidak bisa dikatakan sama seperti pandangan jaman sekarang.
Tentunya kita semua berpikir bahwa demokrasi itu berasal dari Eropa, dan dimulai dari revolusi Prancis. Memang demokrasi modern seperti itu. Tapi ribuan tahun yang lampau, org Yunani sudah mengenal konsep seperti itu dan disebut demos kratos. Selain itu juga disebut-sebut republik Lanfang di Kalimantan Barat, yang lebih tua daripada republic di Perancis. Pertama kali acungan jempol harus diberikan kepada Kong Zi yang menuangkan konsep Mandat Langit sebagai landasan pemerintahan yang baik. Walau pada masa akhir dinasti Shang å, adipati Zhou å`¨menggunakan istilah mandat langit 天å`½ dan putra langit 天å utk legitimasi mereka dalam merubuhkan kaisar terakhir yang tiran dari dinasti Shang, raja Zhou ç´ç. Pada masa pra Kong Zi, pendidikan hanyalah milik para elite kerajaan, jangan harap rakyat jelata bisa mendapatkan hak-hak pendidikan. Kong Zi lah mendobrak hak asasi manusia untuk mendapatkan pelajaran tanpa perbedaan status. Kong Zi juga yang memulai sistem pendidikan terbuka untuk semua lapisan masyrakat dan akhirnya dalam sejarah kebudayaan Tionghoa menanamkan hal yang benar-benar mendasari perilaku mayoritas keluarga Tionghoa. Yaitu dengan menekankan pentingnya pendidikan bagi anak cucu mereka. Bahkan mungkin sisa-sisa budaya yang indah ini masih terasa disebagian kalangan Tionghoa. Hal ini hanya bisa diimbangi oleh Socrates ( CMIIW), tapi apakah hal ini menjadi suatu landasan budaya keluarga pihak barat ? Rasanya tidak, karena masa dark ages, di barat pendidikan adalah milik kaum elit. Jika kita lihat denah kota Tiongkok jaman dahulu, rata-rata memiliki shuyuan æ¸é¢ atau sekolah. Ini suatu terobosan di bidang HAM pendidikan. Dan terobosan yang luar biasa juga terjadi dalam sistem kemiliteran, walau dalam banyak sejarah Tiongkok, keturunan jendral bisa menjadi jendral. Tapi sistim wajib militer Tiongkok bisa membuat seorang biasa menjadi jendral melalui jenjang karir militer. Contoh yang terkenal adalah Xue Rengui èä»è²´ atau yang dikenal dengan nama Sie Jin Kwi. Pada masa dinasti Han, dilakukan sistem ujian negara yang bisa diikuti oleh siapapun yang lulus ujian untuk menjadi pejabat negara. Satu prinsip yang menurut saya mendasari penghormatan HAM adalah ujar Kong Zi yang terkenal,"Jangan lakukan apa yang tidak ingin menimpa dirimu kepada orang lain." Dan hukum atau UU jaman dahulu, kita ambil contoh saja hukum Hammurabi yang terkenal itu adalah bertujuan melindungi asasi manusia yang dilanggar. Sedangkan konsep liberal atau pembebasan diri dari kekangan, sebenarnya Dao jia mengenal hal itu, tapi dalam perkembangannya kemudian hal tersebut harus dilakukan bertahap. Ini tentunya juga karena pola hidup liberal pada akhirnya harus memperhatikan norma masyarakat pula. Jika tidak, bisa saja mereka yang karena hanya ingin "liberal" dari peraturan yang menata suatu masyrakat akhirnya akan merusak tatanan masyarakat dan terjadinya disorder society. Kita tidak dapat berpikir bahwa saya orang yang liberal jadi seenaknya telanjang bulat di jalan. Konsep xiao yaoéé itu mengacu kepada konsep pembebasan pikiran dari jeratan pikiran itu sendiri. Jadi dalam hal ini, konsep xiaoyao juga akhirnya berubah dengan mematuhi norma kehidupan tanpa beban pikiran yang menjeratnya seolah-olah norma kehidupan adalah jeratan hidup. Dalam konsep pemerintahan yang diutarakan Meng Zi åådengan konsep yang disebut min ben æ°`æ¬, sebenarnya juga berasal dari pemikiran terdahulu dan kitab-kitab seperti zuozhuan å·¦å³ guoyu åèª. Kitab-kitab diatas menempatkan rakyat diposisi Langit atau Tian, seperti misalnya Langit mendengar seperti rakyat mendengar, Langit melihat seperti rakyat melihat. Konsep ini menyebabkan paham Tian Ming 天å`½ atau mandat Langit menjadi satu konsep yaitu raja atau Tian Zi 天åharus mematuhi mandat Langit dan mandat Langit itu berada di tangan rakyat. Jika raja tidak bisa mematuhi mandat langit, maka rakyat bisa melakukan ge ming é©å`½atau pencabutan mandat. Meng Zi åå dalam konsep min ben æ°`æ¬berpendapat bahwa tanpa adanya rakyat, maka raja dan negara juga tidak ada, raja bisa berganti tapi rakyat tetap. Xun Zi èå walau dalam beberapa prinsip bertentangan dengan Meng Zi, tapi disini Beliau setuju dengan pandangan Meng Zi bahkan mengatakan bahwa untuk mendapatkan hati rakyat, maka harus bijak dan memperhatikan rakyat, jika semua hal itu diabaikan maka kekuasaannya akan lenyap ditelan oleh rakyat itu sendiri. Selain hal itu, perlu dipikir jelas konsep shan rang 禪è®" atau melepaskan kekuasaan kepada orang lain yang berhak, dan Kong Zi amat menganjurkan sistem seperti ini bahkan selalu memuji kaisar purba Yao, Shun dan Yu å ¯è禹 melakukan hal itu. Permasalahannya, apakah yang disebut mandat Langit itu ? Disini dalam Shangshuå°æ¸ bahwa Langit itu adalah kebajikan, jadi mandat Langit adalah menjalankan kebajikan bagi rakyat. Konsep Tian Zi, Tian Ming dan ge ming mirip walau tidak sama 100 % dengan konsep demokrasi ala Athena, hal ini kita bisa bandingkan dengan konsep konsep Langit mendengar seperti rakyat mendengar, Langit melihat seperti rakyat melihat. Dalam konsep demos kratos, rakyat memberikan haknya melalui pemberian suara, dalam konsep Tiongkok, rakyat yang mencabutnya. Sayangnya karena tidak ada penegasan secara detail bagaimana cara mencabutnya, sehingga terjadilah qiyi 起義 atau bangkit menuntut keadilan dan seringnya kita sebut pemberontakan. Jaman dinasti Han, dibuat suatu sistem dengan pandangan bahwa orang-orang Ru atau kaum terpelajar kerajaan yang menjadi pejabat yang dianggap mematuhi Tian Dao atau jalan Langit dan memiliki hak untuk mengajukan petisi atau jian æ¬ Selain pejabat kerajaan, juga bangsawan atau raja muda memiliki hak seperti itu. Tapi sistem itu tidak berjalan dengan baik, bagi mereka yang berani menentang bisa saja dipenggal oleh raja atau diacuhkan, jika beruntung nasibnya, didengar pendapatnya. Dan dalam sejarah Tiongkok banyak kisah-kisah keberanian mereka yang menentang atau menasehati perilaku raja yang lalim. Untuk rakyat jelata, mereka juga berhak mengajukan petisi atau jian æ¬ ke ibukota atau pejabat pengawas ketika melakukan inspeksi, jika pejabat daerah tidak memperhatikan kesejahteraan atau bertindak sewenang-wenang. Pada masa dinast Tang, sistem guru negara atau guoshi å師 dari berbagai macam aliran agama, selain wujud perlindungan dan sikap toleransi negara terhadap semua agama ada satu fungsi lain yaitu menjadi penuntun moral kaisar. Dan demokrasi yang kita kenal sekarang ini juga bisa dikatakan produk olahan baru, belum tentu sesuai dengan demos kratos pada jaman lampau. Banyak yang berpikir bahwa kebudayaan Tiongkok tidak mengenal demokrasi, jelas 2500 tahun yang lampau pandangan mengenai suara rakyat berbeda dengan jaman sekarang. Kendala geografis, komunikasi, transportasi tidak pernah dipikirkan. Athena sendiri pada masa itu, hanya pria dewasa, warga Athena, bebas dari hutang dan hukuman, yang bisa memiliki hak suara. Budak tidak memiliki hak suara. Dan Athena sendiri akhirnya tergerus juga sistem demos kratosnya, ini karena kondisi pada masa lampau. Demokrasi modern saja, wanita baru diperbolehkan memilih pada awal abad ke 20. Tiongkok jaman dahulu walau memiliki bibit demokrasi tapi hal itu tidak mungkin diterapkan pada jaman dahulu berdasarkan : 1.luasnya wilayah kerajaan Zhou ( walau jaman Zhou barat terjadi perpecahan dan saling rebut kekuasaan antar penguasa wilayah ). 2.jumlah penduduk, pada jaman Han sudah diperkirakan berjumlah 50 juta penduduk. Bandingkan saja dengan kira-kira 15.000 hak suara di Athena pada 500 BCE atau kira-kira berpenduduk 100.000 hingga 200.000 saja. 3.transportasi yang belum secanggih jaman sekarang. 4.komunikasi yang belum secanggih jaman sekarang. 5.perpecahan negara Zhou mau tidak mau membuat para filsuf atau pemikir serta ahli tata negara lebih memikirkan bagaimana membuat suatu negara yang stabil dan rakyat yang damai. Dan untuk mempertahankan suatu negara,diperlukan suatu sistem hirarki dan yang sampai sekarang masih berlaku dengan beberapa perubahan dibanding jaman dahulu. Sistem ini untuk menata kemasyarakatan. Feodalisme atau fengjianzhuyi å°å»ºä¸»ç¾© berasal dari konsep pemberian wewenang å° dan membangun 建 kepada seseorang yang menjadi wakil kerajaan. Sistem inilah yang berlaku secara umum dibanyak wilayah pada masa lampau. Baik di Eropa maupun Asia. Mengenai sistem kapitalisme dan bebas dari kekangan pemerintah, sebenarnya pada jaman Han sudah diterapkan oleh Liu Bang. Cara itu disebut wuwei jingji, yang artinya perekonomian yang bebas dari campur tangan negara, dan yang menganjurkan cara tersebut adalah seorang taoist bernama Lu Jia. Lu Jia menganjurkan cara demikian adalah untuk memulihkan perekonomian negara yang hancur-hancuran pada masa dinasti Han berdiri. Sayangnya hal tersebut tidak berlangsung lama, karena lemahnya kontrol pusat terhadap daerah sehingga mengakibatkan pemberontakan 7 raja muda dan kemudian wuwei jingji dihapuskan dari sistem perekonomian dinasti Han. Secara umum, wilayah pedesaan di Tiongkok yang jauh dari jangkauan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sudah melakukan pemilihan kepala desanya dengan cara seperti demos kratos itu. Tapi si kepala desa informal harus tunduk kepada aturan negara. Apapun sistem pemerintahan, yang terpenting adalah melakukan segala sesuatunya demi kesejahteraan rakyat. Karena itulah sejak dinasti Han, konsep min yi shi wei tian æ°`以é£çºå¤©yang berarti kesejahteraan ekonomi ( pangan ) adalah yang terutama untuk rakyat, menjadi salah satu faktor utama dalam negara. Semoga pemilu yang belum lama berlangsung ini juga akan memberikan kesejahteraan kepada seluruh rakyat Indonesia.